Sudah tiga bulan hubungan mereka berjalan. Sebanyak waktu yang mereka lalui bersama tidak luput pula dari pertengkaran dan perselisihan selayaknya pasangan lain. Walau masih sedikit kaku, Tian selalu berusaha ada untuk Ungu. Mereka kerap kali berjalan bersama di luar kampus, atau pun terkadang Ungu yang datang kerumah sakit untuk melepas rindu. Kebohongan yang Tian katakan terakhir hingga sekarang belum di ketahui Ungu. Setidaknya itu menurut dirinya.
Beberapa hari ini Ungu jarang bertemu dengan kekasihnya itu. Karna ujian akhir semester sedang berlangsung, Tian menjadi sibuk, pekerjaanya yang sebagai dokter pun membuat kesibukannya menjadi berlipat ganda. Tapi, untuk Ungu itu tidak jadi masalah, karna baginya komunikasi yang utama. Ia selalu mempercayai Tian sejauh ini.
Dan sekarang disini lah dia berada, di kantin fakultas bersama sahabat nano-nanonya Dian, mengistirahatkan fikiran mereka setelah menjalani serangkaian aktifitas yang menguras isi otak.
"Di? lo pulang liburan nanti?" Ucap Ungu memecah kesunyian di antara mereka.
"Iya, bunda udah nanyain kapan libur. Padahal kalau gue di rumah, sering kena omel mulu." Dian menggerutu sambil meminum minumannya. Ungu yang mendengarnya pun tertawa.
Dian memang asli orang jakarta, walau rumah orang tuanya dan kampus lumayan jauh, tapi dia malah memilih tinggal di kosan yang kecil bersama Ungu, padahal Dian termasuk golongan bangsawan. Orang tuanya saja memiliki perusahaan yang maju di bidang pertelevisian. Setiap di tanya pun Dian hanya menjawab, "pengen nyoba tidur di tempat yang kecil." Nah kan, jawabannya hanya bisa membuat Ungu geleng-geleng kepala."Lo gak pulang?" kali ini giliran Dian yang bertanya.
"Pulang, tapi akhir bulan ini, soalnya nunggu gaji dulu." Jawab Ungu.
"Pak dokter di tinggal dong, ntar di ambil cabe-cabean kepanasan." Goda Dian jahil.
Ungu mendelik kesal, "mau gimana lagi, ibu di kampung juga udah nyuruh pulang" jawabnya.
Dian mengangguk kecil, "pak Tian udah tau lo mau pulang?"
Kali ini Ungu hanya menggeleng sebagai jawaban. Gadis itu langsung menekuk wajah lesu jika memikirkan ia harus berjarak dengan sang kekasih.
"Terus kapan mau lo kasih tau?"
"Nanti sebelum kekafe sekalian anter makan siang." Ucap Ungu.
"Aaaaa cieee udah dibikinin makan siang segala,, udah cocok kayaknya." Dian menggoda Ungu sambil menyenggol lengannya.
Ungu terbelalak kaget karna sudah keceplosan, gadis itu langsung mengalihkan pandannya kesekitar dengan wajah memerah malu.
Dian yang melihat wajah blushing Ungu semakin gencar menggodanya."Di!! udah!" kesal Ungu, ia mencoba mebekap mulut Dian yang mnggodanya sejak tadi.
"Ya ampun gak nyangka, sahabat gue ternyata udah dewasa, bisa bucin juga lo?" Dian kembali menggoda Ungu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNGU [fall in love]ON GOING
Romansa[Budayakan vote dan komen!!] ------- Percayakah kalian akan cinta pandangan pertama? Septia Ungu Andira, gadis manis berhijab ini tidak percaya akan namanya cinta pada pandangan pertama. Karna baginya itu hanya rasa penasaran yang timbul sesaat. Na...