14|| Dimaafkan?

149 25 10
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

Typo bertebaran!!
----------

"Ini kampus jangan tanyakan hal pribadi disini, kamu bisa tanyakan nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini kampus jangan tanyakan hal pribadi disini, kamu bisa tanyakan nanti. Jangan mencampur adukan karna saya tidak suka."

Kecewa, satu kata itu yang menggambarkan perasaan Ungu sekarang. Jika ia bisa bicara di luar kampus mungkin sudah ia lakukan, tapi nyatanya pria ini baru menampakkan dirinya siang ini.

"Jika aku bisa bicara sama kamu di luar kampus, mungkin sudah aku lakukan dari kemaren mas. Kamu hilang tanpa kabar, di hubungi tidak pernah di angkat, pesan ku juga tidak di balas. Jadi apa salah kalau aku mau biacara sekarang,"
Ujarnya. Ia menatap tepat pada manik hitam legam Tian.

"Aku cuma mau tanya malam itu kamu kemana? aku balik dari toilet, kamu udah gak ada." Ungu tidak menceritakan tentang ia yang sudah mendengar semua percakapan Tian.

"Aku khawatir, kamu menghilang tiba-tiba."

Tian menghembuskan nafas pelan. Dia tau kalau dirinya salah tapi hal kemaren memang di luar rencananya. Ia bahkan lupa untuk melihat ponsel.

"Kemaren saya ada urusan di rumah sakit." Ujar Tian.

"Saya sangat sibuk jadi tidak sempat mengabari kamu. Jangan membesar-besarkan masalah kecil." Ujar Tian lagi.

Ungu menggigit pipi dalamnya dengan kuat untuk menahan tangis. Kenapa Tian harus berbohong. Ungu berdiri dari duduknya, ia memilih keluar karna sudah tidak sanggup untuk menahan air mata.

Mata Tian tidak lepas memandangi pergerakan gadis itu hingga di depan pintu. Tapi sebelum melangkah keluar Ungu kembali berbicara.

"Kamu tau mas apa yang paling aku benci? kebohongan."

Setelah mengucapkannya, Ungu meninggalkan ruangan itu tanpa sepatah kata lagi, bahkan tanpa salam yang biasa gadis itu lakukan.

Ia kecewa, ia terluka. Jika ia tau cinta semenyakitkan ini, Ungu lebih baik tidak pernah merasakannya.

***
Sedangkan di dalam ruangan, Tian menghela nafas lelah. Sejujurnya ia bingung dengan perasaan nya. Ia sangat ingin melupakan Bianca dan mencoba mencintai Ungu. Tapi di satu sisi, ia juga tidak bisa mengabaikan keadaan Bianca.

Melihat tatapan kecewa Ungu membuat hati kecilnya tidak nyaman. Tian akui ia benar-benar salah telah meninggalkan Ungu seorang diri bahkan tanpa kepastian hingga kini.

Dia juga bodoh karna terlalu mengkhawatirkan Bianca yang jelas-jelas tunangan dari sahabatnya sendiri. Karna itu pula ia sampai lupa untuk mengabari Ungu tentang dirinya.

Tian meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja dan mengirim pesan pada seseorang.

***

"Hari ini jadi mau main ke kafe?" Ungu bertanya pada Dian di sebelahnya. Mereka baru saja keluar dari kelas terakhir untuk mata kuliah hari ini dan sedang berjalan santai menuju keluar kampus.

UNGU [fall in love]ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang