Ungu masih mematung di depan ruangan Tian sejak tiga menit yang lalu, tidak bisa di hitung berapa kali tangannya naik lalu turun lagi. Entah kenapa tiba-tiba ia merasakan gugup. Ungu menghembuskan nafas pelan.
Menguatkan hati dan batinya, Ungu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu kayu tersebut."Masuk, " Seruan dari dalam dengan suara yang terdengar seksi di telinganya, membuat jantung Ungu berdetak tak karuan.
Dengan pelan Ungu membuka pintu bercat putih yang ada di depannya. Menelisik rungan sang dokter tampan, Ungu terpana akan kerapian nya. Ungu melihat seonggok ciptaan Tuhan yang sangat indah yang tengah fokus dengan tumpukan-tumpukan kertas di atas meja."Tutup." Perintah Tian tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaanya.
Ungu langsung menutup pintu yang ada di belakang dengan pelan.
"Duduk."
Dan lagi Ungu menuruti tanpa suara.
"Kenapa baru datang?" Tanya Tian, kali ini ia fokus pada gadis yang ada di depannya.
"Tadi ada urusan sebentar pak." Jawab Ungu kalem. Ungu menggenggam jari-jarinya dengan gugup. Walau bukan yang pertama melihat Tian sedekat ini, membuat Ungu masih gugup dengan jantung yang berdetak semakin cepat. Untung ia masih visa menguasi diri, jika tidak, entah apa yang akan ia lakukan. Mungkin memeluknya sedikit?
"Terus tugas kamu mana ?" Mata kelam Tian tidak lepas memandangi Ungu sejak tadi. Dilihat dari mana pun gadis itu tetap cantik, walau sedang gugup, seperti sekarang.
"Anu,, emm ketinggalan di kos pak." Jawabnya pelan. Ia menunduk melihat tautan tangannya.
Tian menyandarkan punggung tegapnya pada sandaran kursi, dengan tangan terlipat di dada Tian menghembuskan nafas pelan.
"Untuk kali ini saya maafkan. Lain kali kamu harus lebih teliti lagi, paham."Ungu mengangguk cepat, senyumnya seketika merekah dengan lebar.
"Makasih, lain kali aku akan lebih hati-hati!" ucapnya senang. Tian tersenyum tipis melihat reaksi kekasihnya itu. Jika tidak ingat kondisi mungkin ia akan memeluknya.
"Hanya untuk kali ini. Tidak untuk lain kali." Tegasnya.
"Siap!!" Balas Ungu ceria.
"Kamu sudah makan?" Ungu menggeleng sebagai jawaban.
Tian berdiri dari kursinya dan melangkah mendekati sofa yang ada disana. Ungu yang melihat itu hanya bisa mengikuti pergerakan Tian dengan matanya. Ia mengernyitkan kening bingung melihat ada banyak makanan di atas meja sana.
"Sini" pinta Tian.
Ungu melangkah mendekati Tian. Ia mengambil tempat duduk tepat di sebelah kekasihnya itu.
"Sejak kapan ada makanan disini?" tanyanya heran.
"Sejak kamu gugup kayak patung menekin" balas Tian receh.
Ungu melihat Tian horor. Ia langsung tertawa terbahak-bahak mendengar lawakan receh Tian.
" Hahaha,,,mas bisa bercanda juga ya. Ya ampun hahaha,,,"Tian mendelik melihat tingkah Ungu. Emang perkataannya tadi salah ya?
"Mau sampe kapan tertawa terus?" Ucapnya jengkel.
Ungu mencoba menghentikan tawanya. Menyisakan sedikit tawa-tawa kecil di bibirnya tipisnya.
"Maaf-maaf,,," ucap Ungu di sela tawanya.
Diam-diam malah sudut bibir Tian terangkat melihat tawa bahagia Ungu, gadis itu terlihat lebih cantik.
"Kamu tidak ada alergi apa pun kan? " Tanya Tian.
Ungu menggeleng kecil "enggak kok. " Ia melihat semua makanan yang ada di depannya. Ini terlalu banyak, dari seafood sampe yang gorengan. Apa ini tidak berlebihan? pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNGU [fall in love]ON GOING
Romance[Budayakan vote dan komen!!] ------- Percayakah kalian akan cinta pandangan pertama? Septia Ungu Andira, gadis manis berhijab ini tidak percaya akan namanya cinta pada pandangan pertama. Karna baginya itu hanya rasa penasaran yang timbul sesaat. Na...