Suara bel pintu rumah Junhui berbunyi entah satu kali atau dua kali. Yizhuo langsung membuka pintu rumah yang ukurannya besar itu. Saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Junhui juga sedang bersiap-siap ke kantor namun masih mandi.
"Mana Junhui?" tamu tersebut langsung menanyai keberadaan Junhui tanpa sapaan selamat pagi, halo, atau yang lain semacamnya.
"Tuan muda sedang..."
"Biarkan aku masuk."
Jieqiong langsung berhambur masuk ke dalam rumah Junhui dan duduk di sofa ruang tengah. Tidak lupa dengan ekspresi arogan karena ia masuk ke dalam rumah tanpa permisi dan tanpa sopan santun.
Karena tidak berani mengusir secara halus, Yizhuo langsung menuju depan kamar Junhui untuk memberitahu kedatangan Jieqiong. Yang tidak diundang. Saat itu, Junhui masih berada di kamar mandi sehingga Xingmei lah yang menemui Jieqiong tanpa bicara dulu pada Junhui.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Xingmei dingin sambil melipat kedua tangan di depan dadanya.
Jieqiong menoleh dan tersenyum sinis sambil menghampiri istri sah Junhui.
"Aku datang ke sini untuk menemui Junhui. Di mana dia?" tanya Jieqiong sambil mengusap-usap perutnya yang sedang hamil itu.
Xingmei memperhatikan pergerakan Jieqiong yang sedang mengusap perutnya tersebut lalu tertawa sarkas.
"Masih berani kau kemari? Apa kau tak tahu aku sedang hamil?" tanya Xingmei sementara Jieqiong tertawa meremehkan.
"Justru itu, aku juga sedang hamil jadi aku kemari. Anakku rindu ayahnya." jawab Jieqiong sambil tersenyum mengusap-usap perutnya.
"Kau lupa aku istrinya? Istri sahnya?" tanya Xingmei penuh penekanan.
"Kalau dari dulu kau tidak dengannya, akulah istrinya sekarang."
Xingmei dan Jieqiong saling melempar tatapan tajam dan tak suka.
"Sayang, dasiku di ma-na?" tanya Junhui kepada Xingmei setelah turun dari lantai dua dan sedikit terkejut kala melihat kedatangan Jieqiong.
"Nihao, cinta!" sapa Jieqiong langsung berhambur memeluk Junhui. Junhui tidak membalas pelukan Jieqiong dan hanya terpaku memandang Xingmei yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Sayang, aku merindukanmu. Anak kita juga merindukanmu." ucap Jieqiong dalam pelukan Junhui.
"Jieqiong, apa yang kau lakukan di sini?" Junhui perlahan melepas pelukan Jieqiong padanya.
"Tentu saja mau mengantar anakmu. Peganglah, dia sangat merindukanmu." jawab Jieqiong menatap Junhui lalu ia raih tangan Junhui dan ia taruh di perut Jieqiong yang benar sedikit membesar dari sebelumnya.
"Cih, wanita gila!" ungkap Xingmei hampir tak terdengar namun masih terdengar di telingan Jieqiong.
Jieqiong menatap Xingmei sinis lalu kembali menatap Junhui dengan tatapan manja.
"Junhui, antarkan aku sekarang ke rumah sakit. Sudah saatnya aku kontrol." pinta Jieqiong manja.
"Aku tidak bisa, aku harus ke kantor sekarang."
"Junhui, aku tidak bisa pergi sendiri. Bahkan saat aku dalam perjalanan tadi menuju rumahmu aku sempat mual-mual di taksi." keluh Jieqiong semakin manja. Sengaja membuat Xingmei cemburu dan panas.
Junhui sempat melirik Xingmei sementara Xingmei menatap tajam ke arahnya. Mengisyaratkannya untuk tidak pergi bersama Jieqiong. Melarangnya pergi.
"Kumohon, anakku sangat membutuhkanmu!" rayu Jieqiong sedikit menarik lengan Junhui menuju pintu ke luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Without Love | Jun SEVENTEEN
RomanceCERITA INI NGGA JADI PINDAH KE NOVELME. AKAN DIPUBLISH DISINI, HAPPY READING! ❤ Lin Xingmei, seorang gadis desa yang periang terpaksa menikahi seorang anak dari CEO ternama di kota. Jika bukan karena ayahnya yang berhutang budi pada mendiang ayah Xi...