26

54 4 0
                                    

"Siapa dia?" tanya Junhui setelah Xingmei memasuki kamarnya dan hendak merebahkan dirinya di atas kasur.

"Apa?" tanya Xingmei malas yang meski sempat terkejut karena Junhui sudah berada di hadapannya saat Xingmei masuk ke dalam kamar.

"Dia." Junhui menunjukkan sebuah foto dalam ponselnya yang menunjukkan Xingmei sedang bersama pria lain di rumah sakit, Xingxing.

"Dapat dari mana foto itu?" tanya Xingmei langsung memandang foto itu dengan tatapan tajam.

"Tidak perlu tahu, kau belum menjawab pertanyaanku." jawab Junhui dingin.

Terlihat di foto tersebut, Xingmei dan Xingxing sedang berpelukan dan di foto berikutnya Xingxing sedang mengusap air mata Xingmei.

"Dapat dari mana foto itu?" tanya Xingmei penuh penekanan namun masih dengan nada yang lembut.

Junhui teringat bahwa Xingmei merupakan tipikal gadis yang susah dilawan saat berdebat. Sejak kecil, Junhui sering mengalah karena setiap ia dan Xingmei merebutkan sebuah mainan, Xingmei selalu menangis hingga membuat Junhui mengalah dan tak bisa melawan Xingmei.

"Jieqiong." jawab Junhui setelah sempat menghela napas.

"Cih, Jieqiong." decih Xingmei tertawa sarkas.

"Sepertinya aku memang harus banyak berterima kasih pada Jieqiong karena sudah memberitahuku soal ini. Inikah caramu balas dendam? Bagus sekali!" Junhui bertepuk tangan pelan sambil tertawa sarkas.

"Kau percaya begitu saja wanita itu? Kau yang keren kalau begitu! Kau lebih percaya padanya dibandingkan dengan istrimu sendiri?" tanya Xingmei mulai adu mulut dengan sang suami.

"Bagaimana aku tidak percaya? Ini ada buktinya! Benar-benar kau ini. Setelah Minghao, kini pria lain lagi? Sungguh murahan!"

"WEN JUNHUI!"

Prang!

Yizhuo dan Shuhua langsung berhambur menuju kamar Xingmei dan Junhui setelah mereka mendengar pecahan berupa gelas serta bentakan dari Xingmei sebelumnya. Mereka berdua ingin sekali langsung masuk tanpa mengetuk pintu, namun mereka terlalu takut apalagi pada Junhui. Kesannya mereka akan menjadi tidak sopan jika terlalu ikut campur dengan urusan mereka.

"Aku tidak menyangka ayah menjodohkanku dengan wanita sepertimu! Aku bahkan menjadi tidak yakin bayi itu adalah anakku." decih Junhui yang kini membuat Xingmei menangis.

"Kau lebih percaya dia? Kau ini mencintaiku atau tidak?"

"Tidak."

DEG!

Xingmei terdiam mendengar jawabannya. Rasa mulas pada perutnya menambah rasa sakit di hatinya. Ini bukan Junhui, dia tampak seperti orang lain. Kemana Junhui yang ingat padanya sebagai teman semasa kecilnya? Cinta pertamanya. Bahkan sempat ia mendengar suaminya ini sangat mencintainya. Tapi sekarang? Apa sudah tidak lagi cinta? Atau justru tidak pernah cinta?

"Oh, begitukah? Kau tidak mencintaiku?"

"Kalau tidak, kenapa? Ada masalah dengan itu? Memangnya kau mencintaiku?"

"YA. TAK PERNAH SEDIKIT PUN AKU MENYIMPAN RASA PADA ORANG LAIN. YANG KAU LIHAT SEMUA ITU TIDAK SEPERTI YANG KAU PIKIRKAN. SEKARANG TERSERAH PADAMU."

Tak lama setelahnya, Xingmei ke luar dari kamar setelah Junhui juga mengusirnya. Setelah keluar dari kamar, kaki Xingmei terasa lemas sehingga ia sedikit terjatuh namun untungnya Shuhua dan Yizhuo langsung menolongnya.

"Nona, nona baik-baik saja?" tanya Yizhuo khawatir.

Xingmei menghela napasnya yang berat dan menggeleng pelan. Yizhuo dan Shuhua semakin khawatir kala melihat mata Xingmei yang sembab. Tidak lain dan tidak bukan, Junhui yang membuatnya begini.

Marriage Without Love | Jun SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang