Melanggar Komitmen

59 1 0
                                    

Cerita sebelumnya...

"Hati-hati vin, pelan-pelan aja bawa sepedanya." Ujarnya sedikit berteriak, Hatinya merasa tidak enak sama Kevin. Irvan ingin menemaninya, Tapi tidak mungkin.

__________________________________________

Seolah tersambung, Anton bisa merasakan sakit yang kevin rasakan.
Saat matanya bertukar pandang, hatinya mencelos. melihat rasa sedih yang terpancar dari wajah Kevin.

"Sorot mata kevin, tidak bisa berbohong. Matanya menunjukan ketidaksukaan. Matanya berkaca-kaca. Sepertinya dia cemburu ngeliat gue sama D***a. Gue harus jelasin secepatnya.." Batin Anton.

Anton tadinya ingin mengejar Kevin, namun dia sengaja ngebiarin Kevin. Dia tak ingin membuat suasana bertambah keruh jika ia menjelaskannya sekarang.

"Biar saja, tunggu dia tenang terlebih dulu. Dia pasti butuh waktu. " Batin Anton.

"Ton buruan balik. Kita kejar Kevin." Tukas Robi.

"Tunggu Rob, biarin dia tenang dulu." Jawab Anton. Irvan ngangguk mengerti.

"Kalo gue kejar, terus gue jelasin sekarang. Kevin pasti gaakan denger semua yang gue jelasin, gue gak mau bikin ini suasananya jadintambah keruh. Biarin dia tenang dulu. Dia butuh waktu." Ujar Anton. Lagi-lagi, irvan ngangguk.

"Gue gak tega liat nya. Kek nahan nangis." Ujar irvan.

"Gue tau. Bukannya gue gak peduli. Kalo gue jalasin sekarang, pasti kevin emosi. gue gak mau bikin semuanya makin runyam." Tukas Anton.
Lagi lagi Irvan ngangguk. Dia setuju sama saran Anton.

"Gue kira dia ga’akan nyusul kesini." Ujar Robi.

"Hooh gue juga mikirnya gitu. Tapi kalo gue di posisi kevin, gue juga akan nyusulin kalian sih." Jawab Irvan.

"Tapi ya.. kalo gue yang jadi kevin, gue gak yakin bisa nemuin kalian deh. Tapi kevin.. dengan mudahnya bisa nemuin kita. Feeling sama instingnya Kevin emang juara banget." Lanjut Irvan.. Robi mengangguk mantap. Sedangkan Anton cuma tersenyum getir.

"Kevin kenapa ya. Gak biasanya dia begini kalo liat gue sama cewek. Apa iya dia cemburu? Padahal waktu itu kita sepakat bikin komitmen." Batin Anton.

"Tapi kan, dia sendiri yang buat komitmen itu. Gak mungkin kalo dia ingkar sama komitmen, yang jelas-jelas dia sendiri yang buat.." lanjut anton Dalam hatinya.

"Asal lu tau Vin, meskipun gue punya pacar wanita. Sama sekali gak mengubah hati dan perasaan gue sama lu vin, sedikitpun. Rasa cinta gue buat lu gak pernah berkurang." Batinnya lagi.

"Gue jadi ngerasa gak enak sama Kevin. Semoga dia baik-baik aja." Lanjutnyaa dalam hati .

"Balik yuk. Udah jam setengah 12 Ton." Ujar Robi. Anton ngangguk pelan.

Kini mereka sedang berjalan pulang.
Gaada satupun yang berani bertanya sama Anton.
Mereka tau Anton masih kepikiran sama Kevin.
~~~
Saat nyampe depan rumah Kevin, terlihat lampu di ruang tamunya sudah gelap.

"Kevin ada di tenda gak?" Tanya Irvan.
Robi yang sudah di depan tenda, membuka resleting tenda, lalu menggelengkan kepala.

"Gadaa. Kayaknya dia udah Tidur di rumahnya." Jawab Robi.

"Ton, lu tidur di tenda kan?" Tanya Irvan. Anton ngangguk.

"Gue boleh pinjem hp lu gak?" Tanya Robi. Anton mendelik, alisnya menukik.

"Buat musikan doang ya elaaahh, tenang aja gue gaakan nonton bokep." Lanjut Robi. Lalu Anton memberikan HP-nya.

"Tengkyu, tambah ganteng deh ihh." Ujar Robi mencolek dagu Anton.
Irvan terkekeh melihat tingkah Robi. Sedangkan Anton hanya tersenyum geli.

Antara Sahabat, Cerita Cinta dan Mengejar Cita-cita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang