chapter 3

728 82 0
                                    

Hari ini puncaknya acara yang di tunggu – tunggupun tiba yaitu acara tahuan kerajaa jiang diama acara tersebut meliputi bazar makanan dan jajanan khas sekte yunmeng jiang penampilan tari yang memukau dari para gadis yunmeng pameran berbagai macam hasil kerajaan yunmeng mulai dari koleksi lukisan sampai pameran pedang khas kerajaan yunmeng dan puncaknya adalah menghanyutkan perahu kertas serta menerbangkan lampion harapan di pinggiran danau yunmeng

Malam ini di kerajaan yunmeng tentunya sedang heboh dengan persiapan lampion dan perahu kertas masing – masing sepertii sekarang ini ni huasing sedang bersemangat menuliskan doanya di kertas yang akan di hanyutkan nanti dan sang kakak nie mingju sedang melukis di kain lampion yang akan mereka terbangkan nanti selain itu jin ling dan kedua orang tuanya pun melakukan hal yang serupa pula tidak lupa juga tuan muda jiang madam yu jiang fangmindan putra bungsunya wei wuxian

Di saaat yang lain sibuk mempersiapkan wei wuxian dengan hebohnya merengek untuk segera berangkat ke bazaar untuk membeli tanggulu kesukaanya

“ge ayolah ge ini sudah lebih dari setengah jam aku menunggu kenapa tidak berangkat berangkat kau ini lama sekali” gerutunya seraya terus mondar mandir seperti cacing kepanasan

“kau tidak lihat aku masi belum selesai,? Lagian acaranya masih 1 jam lagi kau bisa membeli apapun sepuasmu setelah menghanyutkan perahu dan menerbangkan lampion” jawab jiang cheng tanpa memperhatikan adikya

Sontak wei wuxian yang tadinya mondar mandir langsung duduk di sebelah gegenya dan berbicara “sungguh kau janji ge aku bisa membeli apapun yang kumau?” tanyanya antusias dengan mata yang berbinar

Jiang cheng memutar badanya menghadap adik nakalnya sambil mengarahkan kertas “ya aku janji sekarang tulis dulu permohonanmu di kertas ini lalu bentuk menjadi perahu aku akan menyelesaikan lukisan pada lampion ini lalu setelah itu kita berangkat”

“kenapa kau tidak bilang dari tadi ge… ish sini biar aku tulis” di raihnya kuas dan tinta lalu dia segera menulis harapanya

Jiang cheng ganya memutar matanya dengan malas bagaimana tidak ini adalah kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun dan sia adik selalu saja tidak memperdulikan step step acara dia hanya aka  focus pada bazaar makananya saja

Sekarang ini semua tamu undangan penduduk kerajaan yunmeng serta tidak lupa keluarga kerajaan yunmeng jiang sedang berkumpul di tepi danau bersiap untuk melakukan kegiatan yang paling di tunggu – tunggu yaitu menghanyutkan perahu harapan serta menerbangkan lampion

Namun lagi – lagi si tuan muda jiang dibuat kesal oleh kelakuan adiknyan bagaimana tidak dia terlalu lama menuliskan surat harapan untuk perahu kertasnya sehingga mereka berangkat saat sudah mepet dan terburu – buru

“ge …gege..ge” teriak wei wuxian memanggil – manggil gegenya sambil berlari menyusul langkah si tuan muda jiang

Jiang cheng tetap  melanjutkan langkah sembari berucap kepada wei wuxian “salah siapa yang terlalu lama, kau ini tadi merengek memintaku cepat berangkat sekarang malah kita hampir terlambat karna ulahmu” kesal jiang cheng

Setalh berhasil menyusul gegenya dan sampai di samping sang tua muda jiang si bungsupun menjawab “aissshh.. ge ini salahmu kenapa tidak bilang dari awal kalo aku harus menuliskan surat permohonan terlebih dahulu” lalu ia melanjutkan “ini salahmu bukan salahku ge” jawab si bungsu tidak mau disalahkan

“sudah ayo cepat percuma saja aku berdebat denganmu sekarang ini” sambil memper cepat langkahnya sedikit mendahului si bungsu jiang cheng kembali berucap “kalau kau tidak cepat –cepat maka jangan salahkan aku jika kau melewatkan momen ini”

Sontak dia sadar gegenya semakin berjarak jauh dengannya wei wuxian pun berlari lagi sembari erucap “ ey..ey..ey iya iya kau ini tunggu aku ge”

Karna terburu buru berlari mengejar sang tuan muda jiang wei wuxian pun tidak memperhatikan sekeliling sampai ahirnya dia menabrak seorang anak remaja dan membuat lampion yang sedari tadi di pegang wei wuxian jatuh dan terinjak orang yang sedang berlalu lalang

about love lanxian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang