chapter 22

464 52 1
                                    

"hhhh...... kau ini selalu saja lama, a die meminta penjelasanmu asal kau tau" ketus jingyi sambil memutar matanya malas

"a yi perhatikan ucapanmu" tegur sang ayah

Lagi lagi jingyi meminta maaf akan perbuatanya " maaf a die" ucapnya sambil menunduk

"weiying" panggil lan wangji kali ini wei wuxian sudah paham dan langsung menjawab "aiyoooo.. lan zhan aku hanya ingin memegang anak bebek itu sungguh tidak berbuat yang lain" jedanya lalu melirik jingyi sebentar dan melanjutkan " dan soal aku menarik a yi, ya itu aku hanya karna reflek saja sungguh aku tidak berniat jahat padanya" ucapnya sembari mengankan ke tiga jarinya keatas

Mendengar penjelasan dari wei wuxian membuat jingyi meliriknya sekilas lalu mendengus “ishhh…” lalu menatap a die di depanya

“a die-…” ucapnya terputus

“kalian bersihkan diri masing – masing setelah itu kita berkumpul di ruang tengah” titah sang ayah

Yang dibalas anggukan oleh keduanya lalu serentak keduanya membungkuk sebelum pergi meninggalkan sang tuan muda ke dual an tersebut

Sebelum benar – benar keluar meninggalkan ruangan keduanya yang berjalan bersebelahan yaitu lan jingyi dan wei wuxian mereka saling menyenggolkan bahu satu sama lain tanda perseteruan mereka belum selesai

Melihat kelakuan kedua orang yang di sayangnya tersebut membuat lan wangji menggeleng dan kembali membatin “sepertinya aku menambah anak lagi bukan seorang istri” keluhnya

.

.

.

Di lapangan belakang istana terlihat a yuan sudah berhasil melakukan pendaratanya dengan sempurna setelah menangkis serangan dari pelatihnya, ya a yuan baru saja menyelesaikan latihan berpedangnya dan seketika ia menyadari tidak adanya sang didi di sekitarnya membuatnya mengerutkan dahi “bukankan tadi aku berlatih dengan didi juga, kemana anak itu” sembari mengedarkan pandanganya tetap tidak menemukan sang adik lalu dia meminta ijin kepada pelatihnya menyudahi latihan

Dengan sedikit tergesa a yuan menyusuri lorong dan di tengah perjalananya bersetu salah seorang kasim lalu ia bertanya “permisi paman, apa paman melihat didiku?”

“ahh tuan muda a yuan” sang kasim memebungkuk hormat lalu menjawab “tadi saya melihat tuan muda a yi keruangan tuan lan wangji tapi…” ucap sang kasim menggantung

“tapi kenapa paman?” Tanya a yuan

“emmm…anu tuan muda yuan, saya melihat tuan muda a yi tadi basah kuyup saat kea rah ruangan tuan lan wangji” tutur sang kasim

A yuan tentu saja terkejut mendengar penuturan sang kasim ia mencemaskan sang didi, apa yang terjadi?, apakah didinya baik baik saja?..kurang lebih itulah pertanyaan yang menghantui pikiranya dengan tidak lupa mengucap terima kasih pada sang kasim lalu a yuan melesat pergi kearah ruangan sang a die

Namun  belum sampai ia keruangan a die nya dia bertemu dengan a yi  dan a niang nya dengan mulut mengaga karna terkejut a yuan melihat penampilan keduanya lalu segera melesat mendekat dan bertanya “ astag a niang,didi kenapa dengan kalian astaga apa yang terjadi?” tanyanya khawatir sembari memeriksa tubuh didinya apakah ada yang terluka

“tanyakan saja pada didimu yang menyebalkan itu a yuan” jawab ketus wei wuxian lalu segera melenggang pergi karna dia masi kesal

A yuan Melirik a niang nya setelah a niang nya melenggang pergi lalu ia segera menyeret didi kesayanganya ke arah kamar sembari berucap “kau berhutang penjelasan pada gege” lalu menarik tangan adiknya dan sedikit menyeretkan ke kamar

.
.
.
.
.
Maaf banget kalo semisal ga jelas yaa
Semoga kalian Masi minat bacanya

Jangan lupa
Votenya Kaka
😊😊😊😊

about love lanxian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang