chapter 11

538 64 0
                                    

di sudut lainya terlihat keluarga lan sedang berbincang sembari melingkar di meja jamuan dengan rasa penasaranya sang bungsu lan ahirnya memberanikan diri bertanya kepada kakek dan pamanya “emmm…paman kakek” ucap menggantung a yi

“ada apa a yi” sahut lembut sang paman di sertai lirikan dari sang kakek

“emmm…. Itu …anu” bingung lan jingyi memilih kata yang tepat untuk mengutarakan rasa penasaranya

Karna melihat sang adik ragu dan bingung saat akan menuturkan pertanyaan ahirnya sang gege membantu “a yi katakana saja apa yang a yi ingin tanyakan jangan takut, paman dan kakek tidak akan marah” jelas a yuan lalu melirik kakek dan pamanya sambil berkata “bukankah begitu paman kakek”

Karna mendengar penuturan dari si sulung lan ahirnya sang kakek atau lan qiren menjawab “ya katakana saja apa yang ingin kau katakana jingyi” jawab lan qiren sembari menatap cucu bungsunya tersebut

Setelah merasa mendapatkan lampu hijau untuk bertanya dan merasa aman karna gege kesayanganya memahami maksud apa yang akan ia katakana ahirnya lan jingyi pun bertanya “paman, kakek sebenarnya apa yang di lakukan a die tadi di balik kain merah” tanyanya hati hati namun penuh dengan penasaran

Lan xingchen tersenyum sejenak mendengar pertanyaan penasaran keponakanya yang masih polos tersebut, lalu lan xingchenpun menjawab “ a yi yang di lakukan oleh a die mu tadi adalah sebuah tradisi yang lumrah dilakukan oleh pasangan yang baru saja mengikrarkan janji suci” jelas lan xingchen secara garis besar karna dia merasa belum waktunya menjelaskan terlalu detai kepada keponakan polosnya itu

Lan jingyi dan lan sizhui sama sama terbengong akan penjelasan sang paman bagaimana tidak pasalnya bukan itu jawaban yang mereka mau

Karna melihat kebingungan dari kedua keponakan polosnya ahirnya lan xingchenpu menghela nafas “hhhhhh….” Lalu melanjutkan berbicara “begini a yi a yuan, yang di lakukan oleh a die kalian tadi adalah ritual ciuman pertama setelah mereka sah” jelasnya sedikit frontal karna menjelaskan garis besanyapun sepertinya akan tetap percuma karna kedua keponakanya ini terlewat polos

Lalu ahirnya sang kakek melanjutkan “aku tau kebingungan dan rasa penasaran kalian biar kakek saja yang menjelaskan” jeda sebentar sembari menatap kedua cucu angkat kesayanganya itu lan qiren berujar “jadi yang dikatakan pamanmu tadi adalah benar adanya bahwa a die kalian melakukan ritual ciuman pertama mereka, bukankah tadi kalian juga mendengar semua tamu berteriak untuk menyuruh a die mu membuka penutup kepala  mempelainya?” Tanya lan qiren

“tapi a die tidak melakukanya kakek” saut cepat lan jingyi yang masih ingin mendapatkan penjelasan lebih

“a yi tunggu kakek sampai selesai berbicara dulu jangan langsung menyautnya tidak sopan” tehur halus sang gege

“ahh.. maafkan a yi kakek” sesal jingyi

Lan xingcheng yang melihat kelakuan 2 keponakan angkatnya tersebut hanya mengulaskan senyum manisnya

Lalu sang kakek melanjutkan “baik jadi begini a yi… memang benar tadi a die mu tidak melakukan apa yang di minta oleh para tamu undangan tapi ia tetap melakukan ritualnya” jelas sang kakek masi menggantung dan sejenak mengamati ekspresi yang di keluarkan kedua cucunya

“hhhh….” Baik lagi – lagi berucap kepada 2 junior lan ini memang harus benar –benar menditail dengan pasrah ahirnya sang kakek menjelaskan “ a die mu melakukan ciuman di balik kain merah penutup kepala sang mempelai”

“haaaa..” jawaban serempak kedua junior lan tersebut

Lan xingchen dan lan qiren sudah menduga akan hal ini jadi mereka berdua tersenyum bersama menanggapi keterkejutan 2 bocah tersebut

“kakek apakah a die belum bisa melakukan ciuman dengan benar sehingga melakukanya di balik kain merah milih emmmm…”jeda sejenak lalu di lanjtkanya “milik a niang” Tanya a yuan

Kini berganti dua orang dewasa di depanya yang dibuat terkejut dengan pertanyaan si sulung junior lan tersebut

Dengan lan xingchen menjatuhkan rahangnya dan lan qiren melotot horror kearah lan sizhui ayolah siapa yang tidak terkejut dengan pertanyaan semacam ini sampai lan xingchen ingin menangis mendengar pertanyaan tersebut

Tolonglah bagaimana bisa anak remaja ini berfikir begitu konyol diamana dia mengira a die kesayanganya belum bisa melakukan ciuman dengan benar ini sungguh pertanyaan sangat polos yang mereka dapatkan

Menyadari ada yang salah dengan pertanyaanya membuat a yuan tersenyum kikuk kan memijat leher belakangnya

“apa gege benar paman, kakek? Jadi a die merasa malu karna belum bisa berciuman astaga ini memalukan sekali kenapa a die-…” segera di potong ucapan lan jingyi sebelum merembet kemana mana

“astaga bukan seperti itu a yi a yuan” potong sang paman lan xingchen

“lalu apa paman” tuntut si bungsu lan mengejar penjelasan

about love lanxian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang