___________________
HAPPY READING
___________________Tandai typo...
*
*
*
*
*"Tapi aku mau nya kamu yang manjat" shaka pun terkejut
"Kita beli aja ya?" diva menggelengkan kepalanya
"Gak mau mass, aku pengennya kamu yang manjat"
"Sayang nanti kalo mas jatuh gimana?"
"Oh jadi gak mau? Yaudah gausah!" diva pun pergi sedangkan shaka kelimpungan sendiri
Ia pun mengejar diva dan membalikan tubuhnya
"oke oke mas yang panjat, tapi kamu jangan marah" diva pun sumringah setelah mendengar ucapan shaka
"oke, yuk kita kesana"
Shaka yang hanya masih memakai sarung dan baju hitamnya pun sedikit mendongak ke atas pohon yang letak nya berada di samping pintu gerbang utama pesantren.
Disana terlihat banyak santriwan yang tengah bermain bola. Memang disana terkadang mereka jadikan tempat bermain bola karena jalanannya yang luas.
"Huft bismillah" Shaka pun perlahan menaiki pohon itu.
"Gus biar saya aja yang naik" teriak seorang satpam penjaga gerbang
Diva pun menoleh ke arah pos penjaga "Gak usah pak, biar mas shaka aja yang naik"
"SAYANG, TANGKEP YA" diva pun mengalihkan pandangannya ke atas pohon
"Bentar bentar mass, aku ambil sarung kamu dulu" diva pun sedikit berlari ke arah ndalem dan mengambil sarung shaka yang berada di jemuran kemudian menariknya
Diva pun membuka lebar lebar sarung itu. "Ayok mas"
Tuk
AWW
Shaka pun melebarkan pupil matanya
"Ya allah sayang, maaf" diva mengusap usap jidatnya dengan wajah yang sepertinya ingin menangis. Bagaimana tidak, tiga mangga sekaligus tertimpa mengenai jidatnya secara bergilir.
Bruk
Tanpa sengaja shaka menginjak batang pohon mangga yang sudah sedikit lapuk, yang akhirnya membuat ia terjatuh ke bawah
Diva yang sedang menangis pun mendadak tertawa lepas begitu juga para santriwan yang berada disana mendadak tertawa bahkan satpam yang ingin menawarkan bantuan pun ikut tertawa.
Shaka pun melayang kan tatapan sinis kepada santriwan itu kemudian satu persatu dari mereka pergi sebelum mendapatkan hukuman dari gus nya itu.
"mas ya ampun kamu gapapa?" ucap diva yang iba melihat shaka yang meringis kesakitan sembari mengusap usap punggung nya
Mendengar itu shaka merubah mimik wajahnya menjadi tersenyum dengan kepala sedikit miring
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Gus
SpiritualitéMenikah di umur yang terbilang masih sangat muda bukan lah hal yang mudah, di saat teman nya yang lain masih menikmati masa muda nya, seorang perempuan bernama Adiva Arsyila Savina, di lamar oleh seorang gus di pesantrennya, ia pun dengan terpaksa h...