02

1.1K 143 0
                                    

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

A

ria menerjapkan matanya pelan, ia baru saja terbangun dari tidurnya. Terbangun di sebuah ruangan dengan desaign mewah dan megah membuatnya membenak apakah dirinya sudah mati dan ada surga saat ini. Karena tidak mungkin baginya untuk tidur di tempat seperti ini.

"Kau sudah bangun rupanya."

Aria mengangguk pelan atas jawaban dari pertanyaan tersebut. Mencoba mengumpulkan kesadarannya dengan mengambil nafas panjang dan bangkit dari tidurnya secara mendadak dengan ekspresi kagetnya.

"Maaf?!"

Suaranya sedikit melengking dan terhenti begitu menangkap sesosok lelaki di depannya yang sedang menatap ke arahnya. Mereka terdiam untuk sesaat.

"Apakah kepala mu sakit?" Tanya lelaki itu.

Aria langsung berdiri begitu sadar dari lamunannya. Berdiri di depan sang lelaki yang ia yakini sebagai pemilik tempat ini. "Apakah tuan menyelamatkan saya? Saya baik baik saja. Terima kasih atas kebaikan hati anda. Maaf karena mengotori ranjang milik anda dengan pakaian kotor saya." ujar Aria panjang lebar.

Lelaki itu menghela nafas, tidak memalingkan pandangannya se inch pun dari gadis di depannya ini. "Benar, aku yang menyelamatkanmu. Tidak perlu kaku begitu. Kalau kotor, tinggal di cuci saja. Duduklah, kau pasti sedang bingung."

Aria hanya diam tanpa bergerak sedikitpun. Wajahnya menunjukkan raut bingung dan ragu ragu.

"Kenapa kau begitu takut? Aku tidak akan menebas kepala mu atau semacamnya. Duduklah."

Aria akhirnya duduk di pinggir ranjang tersebut, masih dengan wajah menunduknya. "Terima kasih karena telah menyelamatkan saya. Tapi jika boleh tau, ada dimana saya saat ini?" tanya Aria.

"Di hutan selatan tentu saja. Di mansion kami." jawab lelaki itu.

"Ada mansion di hutan selatan? Saya baru tau hal ini. Saya pikir tempat ini sangat mati karena banyak rumor ada makhluk penghisap darah yang berkeliaran."

"Itu benar."

"Maaf?" Aria mencoba membuat lawan bicaranya untuk mengulangi pernyataannya barusan. Jikalau dia salah mendengar hal tersebut. Agak tidak percaya.

"Apa yang mereka katakan itu benar. Kami, dan para mutan menjijikan itu adalah makhluk penghisap darah." jawabnya santai.

Aria bergidik ngeri di seluruh badan. Tangannya gemetar, dan lututnya lemas. Ekspresinya sangat menunjukkan bahwa dia ketakutan. Apakah aku dibawa untuk menjadi santapan? batinnya.

"Kami para vampire berbeda dengan para mutan yang kau temui malam hari kemarin. Kami adalah makhluk bermoral dan elegant. Bagaimana dengan penampilan para mutan itu dari yang kau lihat kemarin?" kali ini giliran lelaki itu bertanya.

REBELLION [ Kim Sunoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang