[]
Pagi hari ini Aria terbangun sedikit telat dari biasanya. Sejujurnya ia sulit tidur karena memikirkan William dan Ethan. Aria merasa bersalah pada keduanya. Yves pun tidak membangunkannya dari tidur.
Gadis itu beranjak dari kasurnya dan membuka gorden jendela kamar yang langsung disambut oleh sinar matahari yang menusuk. Aria menyipitkan matanya, menyadari bahwa ini sudah cukup siang.
Setelah beres dengan segala kegiatan setelah bangun tidur seperti merapihkan kamar, mencuci muka dan nenggosok giginya gadis itu berjalan ke arah dapur menangkap sosok Jay yang terlihat sedang memasak serta Yves yang duduk di depan lelaki itu sedang mengelap pering
"Oh, kau sudah bangun rupanya. Apa kau tidak enak badan?" tanya Yves begitu menyadari sosok Aria yang memasuki dapur. Sedangkan Jay hanya melayangkan tatapan pada Aria.
Aria memijat tengkuknya itu. "Kurasa begitu, aku bangun terlalu siang ya?" Aria balik bertanya.
"Tidak apa apa kok. Kita bisa mengerjakan pekerjaan dengan santai tak perlu terburu buru. Jay juga baru menyiapkan sarapan."
Aria menatap ke arah Jay yang sedang sibuk mencuci beberapa perkakas. "Aku jadi tidak enak pada Jay. Dia melakukan semuanya sendiri."
Jay yang masih berkutat dengan kegiatannya itu terkekeh. "Ini adalah hobby ku. Aku justru menikmatinya. Apalagi melihat ekspresi kalian yang suka dengan masakanku." sahutnya.
Yves ikut tersenyum, memandang punggung lelaki itu. "Masakanmu adalah yang terbaik, Jay!" teriaknya, lalu tertawa kecil.
Aria kemudian membantu kegiatan Yves sembari menunggu masakan Jay. Tak lama setelah itu, makanan mereka pun jadi. Masakan Jay terlihat sangat lezat dan faktanya rasanya pun enak.
"EHM~!" sorak Yves. Gadis itu memang sebenernya adalah gadis periang, namun baru bisa mengekspresikan hal itu disini karena saat dimansion Duke banyak sekali larangan dan peraturan yang harus mereka patuhi jika masih ingin hidup dan makan. "Jay, masakanmu enak seperti biasa!" ucapnya dengan mulut penuh.
Jay tertawa melihatnya. Dimata Jay, Yves seperti anak berumur 5 tahun yang dibelikan kue kesukaannya. Sementara Aria mengangguk setuju dengan perkataan Yves. "Masakanmu tidak pernah mengecewakan."
Jay memajukan wajahnya, mendekat kearah para gadis kemudian berbisik. "Haruskah aku buka sebuah restoran?" tanya Jay dengan nada suara yang kecil, seperti berbisik namun keduanya bisa mendengar dengan jelas.
Yves menepak meja makan mereka, membuat kedua orang lainnya yang tak lain dan tak bukan tentu saja Aria dan Jay tersentak. Gadis itu menatap Jay dengan mata berbinar. "Itu ide yang bagus. Ayo kita berbisnis restoran." ujar Yves antusias yang di respon dengan tawa menggema oleh Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBELLION [ Kim Sunoo ]
RomanceDianggap makhluk yang telah punah dan hanya menjadi dongeng semata tanpa tau bahwa beberapa dari mereka masih mencoba merangkak keluar dan membalas dendam. • written on october, 2023. • romance, fantasy.