04

728 113 1
                                    

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Pagi hari yang sibuk bagi dua gadis yang saat ini sedang menjemur pakaian dan kain kain di belakang mansion ini. Mansion milik para vampire ini memang lebih luas dan lebar dibagian belakang dibanding dengan taman depannya. Aria maupun Yves memanglah mengurus kebersihan dan kerapihan mansion atas keinginan mereka sendiri. Yves bahkan menanam banyak sayur sayuran untuk mereka olah mengingat hanya mereka berdua yang membutuhkan makan setiap harinya.

Sedangkan para vampire itu.. Aria belum tahu menahu dengan bagaimana cara mereka makan dan apakah mereka harus minum darah setiap harinya? Aria penasaran dengan detail ini. Lalu dia memutuskan untuk bertanya pada Yves, mungkin saja gadis itu tau.

"Yves." panggil Aria. Gadis berambut sepinggang itu hanya berdehem sebagai jawaban. "Bagaimana cara mereka makan ya? Apa mereka makan setiap hari? Dimana mereka mencari makan?"

Yves menghentikan aktifitasnya sejenak, menatap ke arah Aria sesaat sebelum melanjutkan apa yang sedang ia lakukan.

"Sejujurnya aku tidak berani bertanya pada mereka. Tapi setiap seminggu sekali beberapa dari mereka akan pergi keluar untuk berburu hewan. Jika mereka memburu babi sering kali mereka memberikan sebagian dagingnya untuk aku olah. Kurasa mereka minum atau mungkin makan daging para hewan itu."

Aria menyimak dan hanya mengangguk angguk karena dirinya saat ini percaya bahwa mereka tidak akan menyakiti manusia tidak bersalah begitu saja.

"Tapi apa kau tau Aria" Yves menggantungkan kalimatnya. "Walaupun mereka tidak butuh makanan seperti milik kita, tapi Jay bisa memasak makanan manusia. Dia dan Sean pun yang mengajariku cara bercocok tanam." sambungnya.

"Mungkin karena mereka hidup terlalu lama jadi mereka merasa bosan dan mencoba banyak hal baru walau mereka tidak membutuhkan hal hal seperti itu." ujar Aria mengingat apa yang sempet William katakan perihal usia panjang mereka.

"Kurasa kau benar"

Akhirnya setelah percakapan panjang itu mereka selesai dengan pekerjaan menjemur pakaian mereka. Bukan perempuan namanya kalau tidak bergosip tentang sesuatu.

🍁

Kali ini bagian dalam mansion yang sedang mereka bersihkan. Mengelap seluruh perabotan yang ada, menyapu dan segala hal dilakukan. Butuh waktu lama untuk membersihkan mansion sebesar ini, bahkan mereka bisa membutuhkan waktu 2 hari untuk membersihkan semuanya. Karena itu mereka hanya mengelap guci dan lain lainnya 3 hari sekali. Sedangkan hal seperti menyapu, membereskan kamar dan mencuci tentu mereka lakukan setiap hari.

Hari ini saat Aria sedang membersihkan ruangan tengah yang ada di lantai 2 dirinya menemukan sosok Ethan yang sedang duduk sendirian dengan secangkir teh nya. Biasanya lelaki itu menghabiskan waktunya di perpustakaan. Tapi tampaknya kali ini dia bosan berada disana. Yves melanjutkan kegiatan bebersihnya hingga Ethan membuka suara.

"Kau rajin sekali, Aria."

Aria berbalik kearah sumber suara itu lalu membungkukkan badannya sekilas. Senyum simpul tergambar di wajah gadis itu. "Aku sudah menumpang disini secara cuma cuma, tentu aku harus melakukan sesuatu."

"Terima kasih. Mansion ini jadi sangat rapih dan bersih semenjak ada kau dan Yves. Kami biasanya mencoba membersihkan sendiri mansion ini setiap sebulan. Pasti lelah membersihkan mansion sebesar ini bagi kalian berdua." ucap Ethan.

"Tidak. Sama sekali tidak. Kalian hidup dengan sangat rapih dan tertata jadi itu hal mudah bagiku dan Yves." Aria melambaikan tanganya sebagai isyarat kata 'tidak' pada perkataan Ethan.

"Berbeda sekali dengan para bangsawan manusia itu." tambahnya dengan suara kecil namun pendengaran Ethan memanglah cukup tajam sehingga lelaki itu bisa mendengarnya.

"Apa kau tidak ada hal yang ingin kau tanyakan perihal kami? Sesuatu yang membuatmu penasaran?" tanya Ethan.

Gadis itu agak tertegun dengan pertanyaan Ethan. Ia memainkan jemarinya, ragu apakah dirinya harus jujur atau tidak.

"Duduklah, kau boleh bertanya padaku tentang kami. Aku akan menjawabnya selama aku bisa." suruh Ethan.

Dengan langkah terbata, Aria tetap maju kearah Ethan kemudian duduk di depan sang vampire tertua di mansion ini. Aria menerka nerka kira kira berapa ratus tahun usia pria di depannya ini.

"Katakanlah apa yang membuatmu penasaran."

Aria menggigit bibirnya. Melirik ke mata lawan bicaranya itu sesaat. "Bagaimana cara kalian makan? Apakah kalian makan setiap hari? Atau..." tanya nya namun terdiam setelah kata terakhir. Takut takut pertanyaan itu justru menjadi boomerang.

Ethan terkekeh kecil dengan tingkah Aria. "Kami tidak perlu makan setiap hari seperti manusia. Bagi kami seminggu kali cukup. Jika kami meminum banyak darah mungkin kami bisa bertahan selama sebulan." jawab Ethan.

"Darah apa yang kalian minum?" tanya Aria lagi.

"Kami biasanya meminum darah para hewan liar. Babi adalah yang paling sering karena mereka banyak dan mudah ditemui." Ethan menyesap teh dari cangkirnya, kemudian meletakannya kembali.

"Kalian tidak minum darah manusia? Rumor mengatakan kalian meminum darah manusia."

Kali ini lelaki dengan rambut raven nya itu terdiam sesaat. "Ya, kami minum."

"Ka-kalian minum?" Aria terbata bata. Agak merinding mendengarnya.

"Tentu, sejatinya darah manusia lebih me-ngenyang-kan dan membuat fisik kami lebih kuat dibanding dengan darah hewan. Namun, kami tidak ingin keberadaan kami diketahui dan tidak ingin menyakiti manusia tak bersalah."

"Ah begitu rupanya." ucap Aria lega.

"Kau tidak perlu takut aku tidak akan menghisap darahmu, Aria." ujar Ethan membuat wajah sang empu namanya memerah karena malu sempat tidak percaya.

"Tapi semuanya kacau ketika para mutan itu muncul, beberapa ratus tahun yang lalu. Entah bagaimana mereka bisa muncul, apakah mereka tiba tiba bangkit dari liang kubur mereka. Tapi itu hal yang mustahil." Ethan melanjutkan penjelasannya, merasa harus memberi tahu ini pada Aria.

"Ah, maksudmu makhluk yang hampir menyerangku tempo hari itu?" Aria memastikan.

"Benar. Aku mencoba mencari tau bagaimana mereka bisa muncul namun hasilnya nihil. Mereka bahkan tidak bisa menghadapi sinar matahari. Saat ini yang kami bisa hanyalah membasmi mereka semua, jadi kami memburu para mutan itu dimalam hari."

"Jadi begitu.."

Gadis itu kembali menatap Ethan. "Apa kalian memang berasal dari sini? Bagaimana kalian bisa tertutup sekali dari dunia luar. Apa vampire di dunia ini hanya ada kalian?" Pertanyaan bertubi tubi itu tertumpah begitu saja secara tiba tiba dalam benak Aria dan dia mencoba mengeluarkannya. Siapa tau dia mendapat jawaban dari pertanyaan itu.

"Kau sungguh penasaran?" tanya Ethan memastikan.

"Ya, tapi kalau kau merasa ke-"

"Tidak." potong Ethan. "Aku akan menceritakan padamu apa yang ku tau. Mungkin akan sedikit panjang untuk kau dengar."

"Aku siap mendengarkanmu, Your Highness."

🍁

REBELLION [ Kim Sunoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang