17

441 76 12
                                    

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]


Setelah kejadian lalu yang membuat Aria sungguh sakit hati dengan William yang menyuruhnya menikahi Ethan begitu saja tanpa mencoba untuk mencegah atau melakukan sesuatu sungguh menamparnya. Selama ini dirinya terhanyut akan kata kata dan perlakuan lelaki itu padanya yang berakhir justru menyakiti dirinya sendiri.

Apakah laki-laki memang seperti itu? Dengan mudahnya memainkan perasaan dan hatinya.

Sejak saat itu, tak mau dirinya berbicara pada William. Dia bahkan menghindari segala hal yang berhubungan dengan vampire itu. Biasanya dirinya yang akan membersihkan kamar lelaki itu dan menyusun pakaian bersihnya dilemari. Namun sekarang ia meminta Yves yang melakukan hal tersebut. Terlalu sakit baginya bahkan untuk melihat wajah itu.

Kalau boleh jujur, jauh di dalam hatinya sebenarnya dia merindukan William. Merindukan pelukannya, merindukan menatap netra ambernya yang cantik itu. Merindukan suaranya, merindukan sentuhannya. Tapi Aria merasa bahwa hal itu hanya dirinya yang merasakan, tidak dengan William. Memikirkannya saja sudah membuat Aria ingin menangis. Sebegitu mudahnya kah bagi William melepaskannya?

Selama itu pula Aria lebih sering menghabiskan waktunya bersama Ethan. Mengerjakan pekerjaan rumah bersama, membaca buku saling berhadapan ataupun mengobrol dan meminum teh di taman bunga belakang sembari memperhatikan Sean dan Jay yang bertengkar setiap saat, lalu Jake akan datang untuk melerai mereka. Tetapi jika Riki yang datang, pertengkaran itu akan semakin memburuk karena bocah itu akan memprovokasi mereka berdua.

Aria akui bahwa Ethan adalah lelaki yang baik dan juga gentle. Tetapi tetap saja sulit baginya untuk menerima lelaki itu begitu saja sebab hatinya masih terikat erat dengan William. Aria berusaha sekuat tenaga untuk jatuh cinta pada sosok Ethan, dan nihil hasilnya. Aria merasa bersalah, dan berharap Ethan tidak akan menyadari hal itu.

"4 hari lagi pernikahan kita dilaksanakan. Bagaimana perasaanmu?" tanya Ethan, meraih kedua tangan Aria dengan kedua tangannya juga. Menggenggam dan menangkup tangan gadis itu. Aria melirik ke arah tangan mereka yang memiliki perbedaan ukuran yang lumayan.

Memaksakan senyuman agar terukir diwajahnya lalu mencoba menatap Ethan di matanya. "Aku tidak sabar." jawabnya.

4 hari lagi. . . Waktu benar benar berlalu begitu cepat. Ia akan menjadi istri seseorang setelah 4 hari. Tidak, seorang vampire. Tak pernah sekalipun dalam hidupnya sebelumnya bahwa dia akan menikahi seorang vampire. Yah, tentulah dirinya dulu pun tidak mengira bahwa makhluk semacam itu nyata adanya.

Kurva lengkung yang begitu manis, dan selalu terlihat manis di mata Aria bahkan sejak pertama kali melihatnya itu terukir diwajah lelaki itu. Aria dapat merasakan betapa murni dan tulusnya senyuman itu. Ethan kemudian mengecup tangan gadis itu dengan begitu lembut.

Maafkan aku, Ethan. batin Aria.

🍁













REBELLION [ Kim Sunoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang