14

520 80 18
                                    

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Aria yang baru saja kembali dari kebun belakang dengan berbagai macam bunga ditangannya yang dirinya petik baru saja itu tengah berjalan menuju ruangan orang terkasihnya. Senyuman yang sejak tadi bahkan saat dirinya memetik bunga bunga itu tidak luntur sama sekali.

Dibukanya pintu kamar sang kekasih, netranya menangkap sosok lelaki itu yang sedang terduduk disamping ranjangnya sedang membaca sesuatu. Bukan buku, melainkan sebuah kertas yang dengan cekatan lelaki itu langsung sembunyikan begitu melihat Aria datang mengunjungi.

"Hi, love. Kau membawakanku bunga lagi kali ini?" tanya William pada gadis itu yang dijawab dengan sebuah anggukan dan senyuman secerah pagi di wajah manisnya.

Jemari mungil itu dengan perlahan tapi pasti menata bunga yang dibawanya di vas mewah yang ada di kamar William. "Aku meletakkannya agar aku betah disini." gumam Aria lalu terkekeh setelahnya.

"Bukankah aku sudah menjadi alasan yang cukup bagimu untuk terus berada disini?"

"Hmmm" Nada suaranya seperti sengaja meledek, hendak mengusili William.

Lelaki itu menarik pergelangan tangan Aria, membuat posisi gadis itu kini menghadap dirinya. "Jangan meledekku." rajuknya dengan bibir yang sedikit di monyongkan.

Pemandangan yang sungguh lucu pun menggemaskan bagi Aria, sisi William yang seperti itu hanya ditunjukkan padanya. Gadis itu lalu menempatkan dirinya duduk di paha sang kekasih dan memeluk lehernya. Sekarang dirinya sudah terbiasa dan nyaman dengan hal-hal seperti ini bersama William. Bahkan terkadang Aria duluan yang meminta William memeluk atau menciumnya. Ditatapnya lamat wajah tampan vampire itu.

"Apakah aku sangat tampan sehingga kau menatapku begitu lamat?" goda William, melingkarkan tangannya dipinggang Aria.

"Menurutku Julian lebih tampan."

Mendengar hal itu membuat William kembali mengerucutkan bibirnya. Aria hanya tertawa melihat tingkah kekanakkan lelaki di depannya ini.

"Bilang saja kau merindukanku, love." ucap William.

Aria mencubit pelan hidung lawan bicaranya. "Memang benar. Aku merindukanmu. Tapi aku penasaran hal yang hendak kau katakan padaku."

Tadi pagi ketika Aria sedang membersihkan kamar William, lelaki itu mengatakan akan membicarakan suatu hal padanya sehingga meminta Aria untuk datang dimalam hari ke kamarnya. Dan disinilah mereka saat ini.

"Ah itu.." William menundukkan kepalanya, terdiam selama beberapa detik. "Aku akan pergi ke suatu tempat selama beberapa hari. Ada sesuatu yang harus ku cari."

REBELLION [ Kim Sunoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang