[]
Ethan yang sedari tadi hanya berdiam diri di dalam ruangannya itu tengah terduduk di bangku tempat biasa dirinya membaca saat malam hari di kamar. Jemari panjangnya kali ini sibuk mencari sebuah barang kecil yang tidak lain adalah sebuah kunci untuk laci yang ada dimeja depannya ini.
Kunci itu memang dirinya sembunyikan walau hampir tidak ada orang yang memasuki kamarnya seenaknya, batinnya tetap merasa tidak aman jika membiarkan kunci itu bergantung begitu saja pada laci.
Sebuah alasan lain yang membuat dirinya gusar adalah fakta bahwa sesuatu telah disembunyikan di dalam sana, di dalam laci itu. Tidak ada seorangpun yang mengetahui itu kecuali satu orang.
Jay.
Dibukanya laci itu. Tangan kanannya diulurkan guna meraih buku usang itu, menatapnya lamat tanpa berniat membuka. Pergerakan dari tangannya yang lain itu membersihkan debu yang menempel disana, lalu meniupnya pelan menyebabkan lelaki berambut raven itu terbatuk dibuatnya.
Dimasukkan kembali buku itu ditempatnya. Sebuah buku yang sangat berharga baginya, juga bagi Jay -Mungkin. Ethan harus selalu memastikan buku itu tetap diam disana dengan kondisi yang sama. Bisa gawat jika seseorang benar benar menemukan buku itu.
Begitu dadanya merasa sedikit tenang, tungkainya melangkah meninggalkan kamar nyamannya itu. Oxford shoes berwarna hitam yang sedang ia kenakan menghasilkan decitan disetiap langkahnya hingga menghantarkan pada spot favorite lelaki itu. Dalam penglihatannya tertangkap sosok yang ingin dirinya temui.
Ya, Aria.
Sebuah senyum tipis terukir diwajah tampan Ethan, mendekatkan dirinya pada gadis itu dan duduk dihadapannya membuat Aria sedikit tersentak dengan pergerakan yang tiba tiba tanpa sebuah sapaan. Senyumnya semakin merekah begitu melihat ekspresi yang gadis itu berikan. Sungguh lucu.
"Kau mengangetkanku, Ethan."
Sang empu namanya terkekeh. "Ekspresi kagetmu itu sangat lucu. Apa kau tau itu?"
"Kau akan membuatku memiliki riwayat sakit jantung jika kau terus melakukan hal-hal seperti itu." desis Aria dengan nada suara yang sedikit mencibir.
"Baiklah aku minta maaf. Lain kali aku akan menyapamu terlebih dulu." jelas lelaki itu, lalu menyilangkan kaki nya. "Sudah sejak kapan kau disini?"
Aria kembali sibuk pada kegiatan yang sedang dirinya lakukan. Sebenarnya gadis itu sejak tadi tengah sibuk merajut. "Baru saja. Sekitar 10 menit yang lalu."
Bibir Ethan membentuk huruf O begitu mendengar jawaban dari lawan bicaranya. Tak ada percakapan apapun yang terjadi di antara keduanya setelah itu. Sibuk dengan dunia nya masing masing hingga sebuah suara tertangkap di telinga Ethan.
Bisa kalian tebak suara apa itu? Itu adalah suara perut keroncongan milik Aria yang sudah menangis minta di isi makanan.
Ethan tertawa, kali ini tawa nya cukup keras. Aria rasa mungkin tawa nya bahkan bisa terdengar sampai seluruh sudut ruangan membuat Aria sedikit malu dan menundukkan kepalanya dengan muka memerah.
"Kau lapar?" tanya Ethan, mencoba menahan tawanya lagi. "Mau kubuatkan makanan selagi kau merajut syal mu?"
Sepersekian detik kemudian Aria mendongakkan kepalanya, memandang lelaki itu tepat dimatanya. "Kau bisa memasak?"
"Tentu bisa. Memang tidak semahir Jay tapi aku bisa." jawab Ethan. "Mau kubuatkan sesuatu untuk kau makan?" imbuhnya.
"Benarkah? Kau tidak akan membuatnya gosong, atau mungkin keasinan dan semacamnya kan?" Aria bak mengintrogasi hal itu pada Ethan dengan tatapan matanya yang memincing.
"Berdoa saja." ledek Ethan yang kembali tertawa, membuat Aria terlihat sedikit jengkel karena vampire di depannya ini menjahilinya.
Lelaki itu kemudian mengangkat pantatnya dan berdiri. "Tidak separah itu kok. Tunggu saja disini aku akan membawakan sesuatu untukmu." ujar Ethan.
"Baiklah Your Highness terima kasih banyak." kali ini Aria mencoba meledek Ethan yang di hadiahi sebuah tawa lagi di wajah kecil milik Ethan. Setelah itu lelaki itu benar benar pergi dari sana.
🍁
Dini hari, sekitar jam 2 malam lebih seorang William kembali ke perpustakaan. Tentu tujuannya bukanlah perpustakaan mansion yang semua orang tau. Dia pergi ke sebuah gudang penyimpanan yang sudah cukup lama tidak dirinya datangi.
Mengingat masih banyak hutang yang harus dia lunasi lantaran hanya membaca setengah dan sekilas saja pada buku yang ada disana. Malam ini dirinya memutuskan tuk membaca secara mendalam dan detail.
Ditemani sebuah lampu penerang di depannya dan meraih sebuah buku yang sudah lama sekali dirinya tunda untuk ketahui. Bagaimana pun buku buku itu adalah amanat yang diberikan padanya.
Betapa terkejutnya lelaki itu membaca lembaran demi lembaran yang tertulis dengan rapih di buku itu. Nafasnya sedikit tertahan membacanya. Banyak hal, terutama rahasia kerajaan yang tidak Wiliam ketahui sebab dirinya masih muda saat itu.
William dilanda kebingungan. Melamun tidak jelas selama beberapa saat dengan buku yang masih teegenggam ditangan kanannya. Tidak cukup dengan fakta fakta keluarga kerajaan dan rahasia mereka yang membuat lelaki itu sakit kepala dibuatnya, William menyadari sebuah fakta lainnya yang tidak kalah mengejutkan.
Bahwa dirinya telah terikat dengan Aria. Bahwa gadis itu dan dirinya memang telah ditakdirkan.
🍁
____Huwaa maaf ya yang ini sedikit pendek. Aku usahain upload lagi deh dalam waktu dekat T^T
KAMU SEDANG MEMBACA
REBELLION [ Kim Sunoo ]
RomanceDianggap makhluk yang telah punah dan hanya menjadi dongeng semata tanpa tau bahwa beberapa dari mereka masih mencoba merangkak keluar dan membalas dendam. • written on october, 2023. • romance, fantasy.