Bab 4: Revive

60 9 21
                                    

Gelap. Dimana aku sebenarnya berada saat ini.

Tring!

Suara apa itu?

[Alert! Anda telah mati]

[Notification! Anda telah menyelesaikan Hidden Quest "Gold and Betrayal."

[Congratulation! Anda telah terpilih sebagai "Player"]

[Notification! Anda menerima berkah "Revive" dari God of Life and Death]

[Alert! Proses pembentukan tubuh baru akan dimulai dalam 10 detik]

Kenapa muncul banyak kotak biru setengah transparan dihadapanku. Apakah setiap orang yang mati di dalam dungeon mendapatkan pesan pemberitahuan seperti ini?

[Alert! Anda akan segera dihidupkan kembali]

***

Kedua kelopak mataku yang berat terbuka perlahan. Samar-samar hidungku menangkap aroma garam air laut. Masih setengah sadar, aku mencoba menggerakan anggota tubuh. Sesuatu yang hangat dan lembut terasa di dalam genggaman.

Tunggu. Bukankah tanganku tadi putus?

Mataku membulat seketika. Kesadaran yang tadi melayang-layang seperti tersedot ke dalam raga, saking terkejutnya, aku terlonjak ketika melihat kedua tanganku sudah utuh kembali, termasuk luka di seluruh tubuh semuanya sudah menghilang.

"Bajuku?" Aku meraba-raba kulit putih tanpa sehelai benang pun. Seluruh barangku hilang, termasuk pakaian. Aku telanjang bulat di tepi pantai tak berpenghuni.

Kedua tanganku buru-buru menutupi wortel mini yang menggantung diantara paha. Panik, aku mencoba melihat ke sekeliling, mungkin ada sesuatu yang bisa digunakan sebagai penutup. Di sebelah kiri hanya ada pantai pasir putih dan laut biru tak berujung. Sementara di arah berlawanan ada hutan pantai dengan pohon-pohon kelapa yang tumbuh jarang.

Saat masih kebingung, lagi-lagi aku mendengar suara "tring" di dalam kepalaku. Lalu muncul kotak berwarna biru setengah transparan di depanku.

[Notification! Anda harus membayar harga dari berkah "Revive"]

[Alert! Anda mendapatkan Quest: Membunuh Seaweed Worm (0/5)

Reward: Exit Station, Beginner Kit Chest

Pinalty: Mati Kelaparan - Mati Dehidrasi ]

"Membunuh monster? Yang benar saja!" Aku celingukan ke kanan-kiri. Pakaianku tidak ada, perisai dan pedangku ikut menghilang. Membawa senjata saja aku hampir tidak bisa membunuh satu pun monster, apalagi tanpa mengenakan apa pun!

Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Menggerutu tidak akan menyelesaikan masalah. Otakku mencoba meluruskan dulu apa yang telah terjadi.

Aku mati. Entah bagaimana aku dihidupkan kembali. Lalu muncul papan-papan pemberitahuan seperti di dalam game dan komik-komik yang pernah kubaca. Kalau dugaanku benar, mungkin ini sejenis sistem di Dungeon.

Kalau ini sistem di Dungeon, artinya misi yang kuterima ini nyata dan harus kukerjakan. Lagipula, di panel itu tertulis adanya "pinalty". Jika aku tidak menyelesaikan Quest ini, kemungkinan "pinalty" akan terjadi, yaitu kehausan atau kelaparan yang akhirnya akan membunuhku di tempat ini.

Mataku memperhatikan sekitar, pohon-pohon kelapa itu tidak berbuah sama sekali dan air laut itu asin, tidak bisa diminum. Jadi mau tidak mau, aku memang harus mengerjakan misi ini.

Dengan rasa terpaksa, aku beranjak dari pasir putih dan berjalan menuju hutan pantai. Aku mencoba melupakan ketidaknyamanan telanjangku dan fokus pada tugas yang harus aku selesaikan. Meski tanpa senjata atau perlengkapan apapun, aku merasa semakin penasaran dengan apa yang ada di balik misi ini dan bagaimana aku bisa berada di tempat ini.

Train to The DungeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang