Bab 25: Penghabisan

23 3 0
                                    

Jantungku berdebar, napasku terasa putus-putus karena mengatasi rasa syok. Kepalaku dipenuhi suara pesan-pesan dari sistem. Layar-layar berwarna biru setengah transparan bermunculan di depanku.

[Warning! Fatigue Level meningkat 70%]

[Warning! Durability Nightshade's Mantel menurun 43%]

Celaka, armorku rusak hanya dalam satu serangannya. Ditambah rasa sakit luar biasa yang mendera tubuhku. Buru-buru kuaktifkan kemampuan pasif Pain Absorber untuk menghilangkan rasa sakit. Lalu kutambah dengan kemampuan Heal untuk memulihkan luka dan mengembalikan bar HP yang tadi tersisa 13%.

Aku bangkit dan menatap Ogre yang tersenyum meremehkanku. Aku harus tenang, menahan diri agar tidak terprovokasi olehnya. Maju secara gegabah hanya akan membuat tubuhku terluka kembali. Lukaku memang bisa disembuhkan, tapi kalau armorku sampai hancur, durability yang diberikan armor akan berkurang drastis.

Menggunakan dua armor saja damage Ogre sudah sangat mengerikan, apalagi jika aku bertarung tanpa menggunakan armor.

Ogre itu kembali maju menyerang, kecepatannya di luar jangkauanku. Kemana pun aku melompat untuk menghindar, dia berhasil menyusul dalam sekejap. Tangannya mengayunkan kapak berkali-kali, aku mati-matian berkelit untuk menghindar. Namun, ia sudah menyiapkan serangan susulan dengan tinju atau tendangan.

Aku tidak bisa menghindari serangan lanjutannya dan sering terkena pukulan. Tubuhku terpelanting keras ke rumput. Mulutku memuntahkan darah.

"Heal!" seruku.

Cahaya hijau bersinar di sekujur tubuh, bar HP-ku kembali terisi. Walau aku bisa bertahan dari serangan Ogre, staminaku mulai habis sedikit demi sedikit. Fatigue level akan terus meningkat seiring dengan terkurasnya mana yang kupakai.

Ogre itu berteriak lantang, tubuhnya mengeluarkan aura merah yang menambah daya hancur serangan dan kecepatannya. Ia lompat ke udara sambil mengangkat kapak dengan kedua lengannya. Sekonyong-konyong, ia menghantamkan kapak itu ke tempatku tadi berpijak.

Diikuti oleh benturan dahsyat, dataran tanah itu seketika hancur menjadi lubang besar yang dialiri lelehan lava. Kapak Ogre itu tampak diselimuti aura berwarna hitam. Aku dapat merasakan tekanan energi besar dari monster itu. Ia menggeram lalu lompat ke arahku sambil mengayunkan kapak lagi.

Aku buru-buru menghindar, tetapi Ogre itu dengan tangkas mendarat lalu mengubah haluan serangannya. Ia mengejarku dengan cepat dan mengayunkan kapak itu tepat ke arah leherku.

"Shadow Move!" aku menyerukan skill lagi.

Tubuhku seketika menghilang, lalu muncul di tempat lain. Ogre itu mengikuti arah gerakku dan mengulangi serangan yang sama. Aku menggunakan Shadow Move lagi untuk menghindar dan berhasil selamat dari sabetan kapak Ogre.

Napasku terasa berat dan pandanganku mulai berbayang. Kulihat layar sistem memberi peringatan kenaikan Fatigue Level mencapi 82%.

"Sial, kalau aku mengandalkan Shadow Move untuk menghindar, aku akan kehabisan mana bahkan sebelum sempat menyerang."

Aku memanfaatkan jeda waktu yang sempit untuk memikirkan cara bertarung dengan monster ini. Dari segi status kekuatan, aku jelas jauh berada di bawah Ogre itu. Namun, aku ingat masih memiliki beberapa status poin. Kurasa, aku akan menggunakannya sekarang.

Setelah menganalisis beberapa kekurangan dalam diri, aku pun memberi perintah pada sistem untuk menambahkan status poin pada atributku.

"Tambahkan 10 poin untuk STR, 15 point untuk INT, 10 point untuk VIT dan 10 point untuk DRB!" perintahku pada sistem.

Tring!

Name: Arkana Ganendra | Level: 35
Race: Human | Job: -
Element: - | Path: -
Title: Goblin Slayer
Guild: - 
Pet: -

HP: 550 (+350)
MP: 600
STR: 60 (+15) | INT: 50
VIT: 45 | DRB: 45 (+15)
DXT: 56
Status point: 12

Train to The DungeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang