Bab 21: Portal di Taman

20 3 0
                                    

Sepanjang perjalanan kami bertemu dengan beberapa kelompok goblin biasa maupun Goblin Paladin. Aku menyerang duluan dengan bergerak maju cepat dan menebas leher goblin-goblin itu, sementara Chika membereskan goblin-goblin yang bersembunyi atau berusaha melarikan diri.

Chika bisa mengimbangi kecepatan seranganku dengan baik. Ia lompat sambil melakukan gerakan akrobatik yang mengesakan, benang-benang miliknya mengitari para goblin, menjerat tubuh mereka disertai dengan aliran listrik yang membunuh seketika.

Akhirnya, kami sampai di Taman Puspa. Taman rekreasi dengan lapangan luas dan arena bermain itu tampak dijaga oleh beberapa Goblin Champion. Ada beberapa goblin berambut putih yang mengenakan anting-anting, jubah panjang dan membawa tongkat. Mereka adalah Goblin Shaman yang bisa menggunakan kemampuan sihir. Goblin Shaman juga termasuk dalam Monster Kelas B.

Di tengah lapangan luas itu terdapat lingkaran besar dengan bias biru yang memercikkan energi ke berbagai arah.

"Itu portalnya," tunjuk Chika. "Tapi, banyak sekali penjaganya."

"Aku bisa bereskan mereka," ucapku, tenang.

Saat aku akan melangkah keluar dari gang perumahan, emapasan angin berbentuk sabit melesat ke arahku. Sontak, aku melompat mundur ke belakang.

Kepalaku menengadah ke atas, terlihat seseseorang mengenakan seragam Akademi Venator. Tubuhnya pendek, wajahnya seperti anak-anak. Ia lompat dari atap rumah dan mendarat di depanku dengan ekspresi pongah yang menyebalkan.

"Mundur warga sipil!" tegurnya sambil mengibaskan tangan.

"Hei, kami Venator!" sela Chika, kesal. "Ravi, biarkan kami lewat!"

"Kamu kenal dia?" tanyaku pada Chika.

"Kami seangkatan, sekelas malah," jawab Chika sambil bersedekap.

Aku beralih menatap bocah bernama Ravi tersebut. Ia jelas beberapa tahun lebih muda dari Chika. Namun, fakta kalau anak laki-laki ini sudah bersekolah di Akademi Venator menunjukkan bahwa dia bukan Venator sembarangan. Penasaran, aku memindai anak itu.

[Name: Ravindra Gatari
Race: Human | Rank: A
Job: Marksman | Element: Wind
Path: Serenity
Alliance: Venator Academy]

Badannya memang kecil dan usianya masih muda, tapi ia Venator Peringkat A. Kemampuannya tidak bisa kuanggap remeh, tapi kalau harus meladeninya, bisa-bisa Tante Tara keburu dilukai oleh para goblin sialan itu. Aku harus mencari kesempatan untuk lolos dari pengawasannya.

"Asosiasi Venator melarang siapa pun mendekati portal sampai Venator Peringkat S tiba. Aku hanya menjalankan tugasku disini," terang Ravi, tegas.

"Bagaimana dengan tahanan para goblin itu? Mereka keburu terluka kalau menunggu Venator Peringkat S tiba!" seru Chika, tidak terima.

"Tahanan? Jangan mengarang! Tidak ada informasi seperti itu!" bantah Ravi.

"Ya sudah, biarkan kami masuk kalau begitu! Akan kubuktikan kalau mereka juga menculik para warga!"

"Kalau kubilang tidak ya tidak! Venator Peringkat B sepertimu hanya bisa bicara! Kamu lihat gerombolan Goblin Champion di lapangan?" Ravi menunjuk monster-monster itu dengan ibu jarinya. "Sebelum masuk portal, tubuhmu sudah akan dipotong-potong oleh mereka!"

"Sok tahu! Kalau belum dicoba mana bisa menyimpulkan seperti itu!" mata Chika sudah berkaca-kaca. Jelas, ia menahan agar emosinya tidak meledak. Tangannya terkepal, ingin meninju bocah berwajah sengak di hadapannya.

Kalau diperhatikan lagi, ekspresi meremehkan dari Ravi membuatku teringat dengan seseorang. Ah, benar. Anak laki-laki di Registrasi Ulang yang mengataiku "sampah" adalah Ravi. Aku ingat sekarang dan jadi ikut merasa kesal.

Train to The DungeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang