Bab 20: Goblin Champion

28 4 0
                                    

Goblin Raider berseru dan monster yang ditungganginya maju ke arahku. Badannya yang besar menghancurkan pintu dan dinding rumah. Langkah kakinya yang berat menimbulkan getaran kecil di sekitar. Aku menghembuskan napas, berusaha tetap tenang.

Grasscutter kuangkat sejajar pada arah kepala Goblin Raider. Dalam sekali entak, aku maju dan melakukan tolakan pada dinding. Itu membuat tombak yang dihunuskan oleh Goblin Raider gagal mengenaiku, sebaliknya, aku jadi punya kesempatan untuk melakukan satu serangan padanya.

Ujung sabit Grasscutter menusuk leher Goblin Raider, aku mengerahkan kekuatanku dan menarik senjataku sampai kepala Goblin Raider terlepas dari tubuhnya.

Monster berkaki empat yang ditungganginya maju lurus ke depan, menghancurkan dinding rumah dan pagar, lalu menabrak tiang listrik. Kalau dibiarkan, monster itu nanti malah akan mengamuk dan membahayakan orang lain. Aku harus membunuhnya juga.

Aku berhenti melangkah. Mataku menangkap untaian benang halus yang muncul tiba-tiba. Benang-benang itu melengkung dan berputar, melilit tubuh monster itu dengan erat. Terdengar suara seorang gadis menyerukan tekniknya, seketika aliran listrik menyambar tubuh monster itu sampai hangus.

Dari atap rumah, Chika melompat turun dan mendarat di depanku. Benang-benang yang tadi melilit tubuh monster ditarik oleh alat seperti pintal benang di kedua lengan Chika. Gadis itu berbalik ke arahku.

"Arka, kamu sudah bertemu mama?" tanyanya, dengan raut wajah khawatir.

Aku terdiam, lalu menggeleng pelan. Chika langsung berlari masuk ke dalam rumah dan memanggil Tante Tara berkali-kali. Ia naik ke lantai dua, lalu kembali ke lantai satu dengan wajah pucat pasi. Matanya berkaca-kaca memandangku.

"Dia mungkin dibawa oleh para goblin itu," kataku.

Chika seketika membekap mulutnya. "Bagaimana ini? Tidak, mama!"

"Aku tidak akan membiarkannya!" sambungku, tegas. "Aku akan mendatangi markas para goblin itu."

"Apa maksudmu?" Chika terbelalak. "Kamu Venator Tanpa Peringkat, jangan bicara sembarangan seperti itu!"

Aku tidak menjawab dan langsung melompat ke atap rumah. Chika menatap kepergianku dengan ekspresi melongo. Ia pasti tidak menyangka aku mampu lompat setinggi itu. Gadis itu menyusulku tidak lama kemudian.

Aku sedang mengedarkan pandangan ke sekeliling perumahan sambil memindai lokasi kemunculan portal. Melihat perumahan ini menerima dampak cukup besar, ada kemungkinan portal itu muncul di sekitar perumahan ini.

"Kau sedang apa?" tanya Chika.

"Mencari portal."

"Mana kelihatan dari sini, portal itu ada di Taman Puspa," jawab Chika.

Taman Puspa adalah taman terbesar di perumahan ini. Memang letaknya agak jauh dari rumah Tante Tara, tapi bagaimana Chika bisa tahu kalau di sana lokasi kemunculan portal.

"Kamu tahu darimana portal itu muncul di Taman Puspa?"

"Asosiasi Venator tadi membagi informasinya kepada Akademi Venator."

"Akademi Venator?"

"Iya." Chika menjelaskan. "Venator Peringkat S semua sedang berada di dalam dungeon, sementara sebagian Venator Peringkat A yang profesional sedang dikerahkan kemari, mereka minta pelajar Akademi Venator untuk membantu mengamankan situasi dulu."

"Jadi itu sebabnya kamu bisa sampai kemari dengan cepat."

"Aku minta ditugaskan di area ini, syukurlah mereka mau memberikannya padaku" jawab Chika. "Tapi aku heran, begitu sampai sudah banyak goblin yang mati."

Train to The DungeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang