"LASKAR BANGUNN!!! UDAH JAM 7!!!"
Mata Laskar segera terbuka begitu mendengar alarm yang tidak akan pernah berhenti sebelum Laskar benar-benar bangun dan mandi itu.
"LASKARRR!!!!"
"IYA BUNDA, UDAH BANGUUNNN" Laskar menjawab dengan nyawa yang belum kumpul sepenuhnya
Perlahan Laskar turun dari kasur dan langsung masuk ke kamar mandi hanya untuk duduk di atas closet sambil merenung.
Sudah dua Minggu ia menjadi siswa SMA, tapi ia masih saja dianggap anak kecil oleh bundanya.
Padahal ekspektasi Laskar soal dunia putih abu-abu semuanya serba bebas seperti di film-film. Taunya apa? Laskar masih diperlakukan seperti anak SMP tuh?
Bekal dibawakan, seragam disiapkan, bahkan ke sekolah saja masih di antar ayah!
Sebenarnya apa sih maknanya jadi siswa SMA?
Selesai merenung meski tak mendapat jawaban apapun, Laskar bergegas mandi. Karena jika tidak, sudah pasti sang bunda akan mengomel di depan pintu kamar mandi.
Setelah mandi dan bersiap, Laskar turun ke lantai bawah dan langsung dihadapkan dengan sang ayah yang sok sibuk di depan laptop, sementara sang bunda yang mondar-mandir menyiapkan bekal untuk mereka.
"Bunda tuh kalau mau bangunin aku jangan seakan-akan aku telat dong... Ini masih jam 6.10 tau!" Laskar memprotes
"Sengaja. Biar kamu buru-buru" Ucap Windi sambil mengerdikkan bahunya "Duduk sini, sarapan"
Laskar menurut dan langsung dihadapkan dengan scrambled eggs buatan ibunya yang top markotop itu.
"Bun"
"Hm??"
"Aku kapan boleh naik motor sendiri?"
"Kalo udah punya SIM"
"Haikal belom punya SIM boleh tuh???" Laskar merasa dunia semakin tidak adil
"Ya ga bisa disamain dong? Kamu keluar dari rahim bunda ya ikut aturan bunda." Windi membalas sambil menutup Tupperware milik Laskar rapat-rapat
"Kenapa aku ga keluar dari rahimnya Tante Jennie aja sih—"
"UHUK UHUK!!"
Yang ngomong siapa, yang keselek malah Cahya
"Kenapa, yah? Pengen punya istri dua?" Laskar bertanya dengan nada meledek
Cahya melotot "SEMBARANGAN! Istri ayah aja udah cantik, baik, jago masak, perfect from head to toe gini masa mau diduain. Ya ga Bun?"
"Coba aja sana kamu tinggal sama Tante Jennie, rasain tuh apa-apa harus sendiri!" Windi berseru "Lagian kamu kenapa sih tau-tau mau bawa motor sendiri?"
"Ya iri aja sama temen-temen! Mereka semua bawa kendaraan masing-masing tau, Bun! Aku doang yang berangkat masih dianter ayah!" Laskar memprotes
Windi menggeleng heran, kemudian ia menghela nafas "Yah, jelasin deh tuh ke anaknya"
Cahya terkekeh "Biarin aja Bun, nanti dia belajar sendiri. Udah SMA kan? Kamu bakal ngerti kenapa ayah sama bunda ngejaga kamu segininya."
Laskar memberengut.
Dia kan mau jadi anak hitz juga!
Percuma kalau gengnya hitz tapi Laskarnya engga!
***
"Semangat sekolahnya ya" Ucap Cahya ketika Laskar menyalaminya
Anak semata wayangnya itu cuma menganggukkan kepala
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 From : Laskar
FanfictionApakah kalian percaya dengan cinta pandangan pertama? Kalau menurut Laskar sih itu bullshit, tapi setelah bertemu dengan Salsa semua pandangannya berubah drastis! Masa transisi dari anak kecil bunda menjadi remaja yang punya rasa penasaran tinggi me...