interaksi

840 107 6
                                    

Sehun berdiri di menatap ke arah luar jendela di ruang kerjanya

Balai desa merupakan objek yang sehun pandang

Dirinya melihat gadis yang beberapa hari yang lalu bersamanya tengah bergurau dengan teman dan juga beberapa pegawai.

"Pak sehun suka yang mana nih? Neng jisoo apa neng rose?" Joy tiba-tiba berucap membuat sehun membalikan badannya

"Pak sehun itu bukan suka yang mana tapi lagi ngawasin mereka itu kknnya bener apa cuma main-main" timbal perempuan berambut panjang di samping joy

"Cemburu sih ngomong yoona"

Tidak ada yang tidak tahu bahwa yoona menyukai sehun, perhatian kerap perempuan itu berikan, namun sayang sehun tidak pernah kunjung membalas rasa sukanya

"Sudah, kalian kalau masuk ketuk dulu walaupun gak di tutup" tegur sehun

"Nih pak" joy menyerahkan lembaran kertas di meja sehun

"Tinggal tanda tangan, ini surat tanah warga gratis" tambah joy

"Dan ini pak daftar penerimaan warga yang mendapat bpjs dari pemerintah" yoona mengambil tangan sehun dan menyerahkan kertas itu pada tangan sehun langsung

"Cukup mbak yon ini waktu kerja, saya harap semua profesional" sehun sedikit membentak yoona

Joy langsung meninggalkan ruangan sehun ketika melihat pria itu kesal, yoona menghentakan kakinya tanda bahwa ia juga kesal atas bentakan sehun.

.

.

.

.
Malam hari ini hujan turun dengan derasnya, syukurlah tidak ada suara petir, jisoo dan rose sekarang berada di dalam kamar yang mereka tempati

"Jis kayaknya pak sehun suka sama lo" ucap rose pada jisoo

Jisoo memandang rose sebentar, lalu kembali menatap langit-langit kamarnya

"Pak sehun itu duda ros" ucap jisoo pelan

"WHAT THE F" rose buru-buru menutup mulutnya sebelum kata-kata kasar keluar

Rose bangun lalu mengguncang tubuh jisoo, menarik temannya itu untuk duduk berhadapan dengannya

"Yakin lo? Tau dari mana?" Tanya rose tidak percaya

"Dari orangnya, dia duda anak 3 rose, gak mungkin dia suka sama bocah modelan gini"

Rose langsung melihat jisoo dari rambut sampai ujung kaki

"Maksud lo? Kan lo juga cantik jisoo"

"Bukan gitu, gue kan masih kekanakan beda sama pak sehun yang dewasa, gak mungkin juga sih rose dia suka sama gue" balas jisoo teguh

"Lo tau gak? Pak sehun itu sering curi pandang ke arah lo" rose berucap seperti itu karena beberapa kali ia memergoki sehun tengah memandangi jisoo

Bahkan tidak jarang juga pria itu tersenyum tipis setelahnya

"Perasaan lo aja kali" sangkal jisoo

Jisoo masih tidak bisa percaya dengan apa yang rose ucapkan, karena interaksi antara dirinya dan sehun bisa di bilang sangat wajar dan umum tidak ada yang spesial

"Mulai deh batunya keluar" rose mendelik

"Ya bukan gitu rose, gue sama pak sehun itu ngomong aja jarang gimana sih dia bisa suka ke gue"

Rose terdiam mencerna ucapan jisoo

"Lagian kalau bener dia suka belum tentu gue suka, kan ada anaknya yang harus gue deketin juga" tambahnya

"Gue gak nyangka sih kalau pak sehun duda" rose membuang napas kasar, raut wajahnya kini berubah

"Gue juga gak nyangka tapi itu yang di bilang sama pak sehun"

"Yaudah jis gak usah di pikirin salah liat kali gue" rose mulai merebahkan tubuhnya kembali

Keduanya terdiam, terbawa oleh lamunan.

.

.

.

Keesokan pagi, chanyeol memberhentikan tukang bubur yang lewat karena mbak minah belum datang.

Biasanya mbak minah akan datang jam 5 pagi, tapi sekarang jam 6 mbak minah belum menunjukan tanda-tanda.

"Jun panggil yang lain kita sarapan bubur aja" suruh chanyeol pada june yang kebetulan keluar dari rumah

June langsung masuk lagi ke dalam rumah

"Woi di traktir bubur sama bang chanyeol buru ege" ucap june pada asahi dan suga yang sedang mengobrol

Setelah itu ia beranjak ke kamar yang di tempati rose dan jisoo, mengetuk pintunya

"Mantan doai sama calon doi ayo keluar, di traktir bubur sama bang chanyeol, cepetan keburu si mangnya pergi" teriak june lalu pergi dari sana

Sedangkan yang ada di dalam sedang memakai hijabnya, kedua perempuan itu geleng-geleng dengan panggilan yang june khususkan kepada mereka.

"Mantan lo tuh" protes jisoo

"Gak ya, orang belum pacaran juga" sangkal rose

Jisoo dan rose jalan bersama, kini giliran mereka untuk memesan

"Mang aku" ucap rose

Segera tukang bubur itu membuatkan bubur dan memberikannya pada rose

"Duluan jis" rose meninggalkan jisoo

"Mang biasa ya, gak pake kacang" kini suara terdengar di arah samping jisoo

Sehun tersenyum ketika matanya dan mata jisoo bertemu

"Siap pak" tukang bubur itu kembali membuat bubur yang baru sesuai permintaan sehun

"Ini pak" semangkuk bubur tanpa kacang dengan uap yang masih terlihat kini terlihat menggoda

"Pake kacang gak jis?" Tanya sehun

Jisoo mengerjapkan matanya tidak mengerti ucapan sehun

"Ini kamu mau di tambah kacang atau enggak" tunjuk sehun pada bubur tersebut

"Eh enggak ini punya mas, aku terakhir aja" tolak jisoo halus

"Gak bisa gitu, kamu duluan yang antri masa aku yang dapet duluan" ujar sehun

"Gak papa mas, ini mas duluan aja, mau ngantor juga kan takut telat" jisoo tersenyum ramah

"Mas?" Chanyeol yang tiba-tiba berada di antara sehun dan jisoo pun kebingungan

Chanyeol memandang sehun dan jisoo bergantian dan penuh tanya

"Kamu manggil sehun mas?" Tanya chanyeol pada jisoo

Jisoo menganggukan kepalanya singkat

"Tumben hun" ucap chanyeol melirik sehun

"Diem ya caplang, jangan bocor" ancam sehun

"Dih najis" chanyeol segera mengambil semangkuk bubur yang sudah jadi itu

"Mang di bayarin sehun ya" ucap chanyeol pada tukang bubur, lalu di beri acungan jempol dari sang penjual

" eh kalian kalau mau nambah jangan malu-malu kalau bisa habisin aja nih" teriak chanyeol pada suga, asahi, rose dan june

" dua porsi lagi bang" asahi mengkat mangkuknya

Sehun hanya bisa memandang kelakuan sepupunya itu dengan bosan
.

.

.

.

Tbc
Terima kasih dukungannya dengan klik tanda bintang di pojok kiri bawah


THE UNEXPECTED (Hunsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang