Resah

697 102 3
                                    

Waktu yang tidak terasa untuk mereka, kini genap 3 minggu sudah mereka menjalani kkn di desa

Proker-proker yang mereka rencanakan hampir semuanya sudah teralisasikan

Hari ini pembagian susu dan biskuit untuk batita, mereka mendatangi setiap rumah warga yang mempunyai batita

"Hubungan jisoo sama pak sehun beda banget ya" junoe menatap punggung jisoo lumayan jauh dari tempat lelaki itu berdiri

"Gue rasa juga" asahi ikut memandang ke arah jisoo yang berdiri

"Sebenarnya gue gak mau ikut campur urusan dia, tapi dia juga cwek yang baik harus dapet yang baik pula, pak sehun gue rasa lebih baik dari mantannya" komentar suga

"Lo jangan ngomong gitu gus, mantannya dia temen gue juga" ucap june tidak terima jika temannya di cap jelek oleh suga

"Ya emang bener kan hi? Seuniv juga tau siapa jisoo al mahira dan mantan si penganggu, cinta itu bukan gitu jun itu obsesi, lo harus bisa bedain mana yang bener cinta" jelas suga

"Udah jangan berantem itu urusan jisoo sama mantanya kalian gak usah kayak gini" relai asahi yang mulai jengah dengan siatuasi saat ini

"Ya dia yang ngejelekin temen gue" sewot june

"Jun lo udah gede, bisa bedain kan mana yang bener mana yang salah? Kalau kita cinta itu pasti ngelindungin orang yang kita cinta bukan bikin dia celaka"

"Eh anjing apa maksud lo" june mendekat ke arah suga

"Udah jun udah" asahi mendorong dada june agar lelaki itu tidak mendekat ke arah suga

"JUNE" teriakan rose menghentikan perdebatan di antara mereka

"Lu pada kesini bawa itu makanan ngapain diem disana, cepet kesini" suruh rose

Asahi menyeret lengan june agar ikut bersamanya mendekat ke arah rose dan jisoo

"Jangan emosi kita lagi di tempat orang, jangan bikin malu" tegur asahi

June tidak menghiraukan ucapan asahi menghempaskan tangan lelaki yang lebih pendek darinya agar terlepas

"Kalian kenapa sih malah diem disana bukannya bantuin" tegur rose ketika june mendekat

Tapi june tidak menjawab pertanyaan rose, sorot matanya menatap tidak suka pada siapapun yang ada di depannya

"Makasih ya neng" ucap ibu yang mengambil biskuit dari jisoo

"Sama-sama bu di habiskan ya" jisoo tersenyum ramah tidak lupa mengelus kepala anak yang berada di gendongan sang ibu

Jisoo memandang ke arah june dan suga bergantian, keningnya mulai mengerut melihat ekpresi kedua pria tersebut

Di lemparkan pandangannya pada asahi untuk meminta penjelasan

"Apa jis?" Tanya asahi yang di tatap oleh jisoo

"Kenapa sama june?" Tanya jisoo menunjuk dengan dagunya

"Oh itu biasalah dia sedikit malas-malasan di tegur sama suga jadi gitu hehehe, jangan di tanggepin jis" Asahi menggaruk lehernya

Mencoba meyakinkan jisoo dengan alasannya yang menurutnya masuk akal

"Oh, bentar lagi kok jun kita disini sabar ya" jisoo tersenyum ke arah june

June membuang napasnya kasar mendengar penuturan asahi dan kata motivasi yang jisoo berikan.

Sungguh mereka semua memuakan bagi june sekarang

.

.

.

.

"Gue liat-liat lu gencar deketin jisoo sekarang" chanyeol menyesap kopinya setelah berbicara

Sedangkan lawan bicaranya memandang chanyeol dengan tenang

Tidak ada sautan apapun dari sehun, pemuda yang chanyeol ajak berbicara

"Lu mau serius sama dia hun?"

Kali ini chanyeol menatap mata sehun dengan dalam

Seringai muncul di bibir tipis milik sehun

"Gue keliatan gitu ya chan?" Bukannya mendapat jawaban, sehun malah balik bertanya

"Seenggaknya lu kasih kepastian hun, suka ya bilang, kalau enggak lu gak boleh kasih harapan,  gue rasa cewek kayak jisoo pasti banyak yang ngincer" saran chanyeol

"Gak usah grasak-grusuk juga kali" balas sehun enteng

"Terserah lu, jangan nyesel kalau dia berpaling"

Chanyeol bangkit dari duduknya, mata bulatnya melotot ketika melihat sosok jisoo yang berdiri di ambang pintu

Jisoo menaruh jari telunjuknya di atas bibir, memberi isyarat agar chanyeol tetap diam, chanyeol mengangguk kecil lalu berjalan melewati jisoo

Tanpa sehun sadari ternyata jisoo menguping pembicaraannya dengan chanyeol

Jisoo menatap punggung sehun, matanya kini menjadi buram dengan cairan bening yang siap menetes.

Di usapnya kedua mata itu dengan ibu jarinya.

Hati jisoo sekarang bergemuruh, ia resah apakah selama ini sehun memainkanya? Padahal jisoo sudah berharap banyak pada sehun.

Jisoo menghirup udara sebanyak-banyaknya guna menetralkan rasa sedihnya

"Pak" suara serak dari jisoo membuat sehun membalikan badannya

Senyuman pria itu tidak luput di berikan pada jisoo

"Ini saya butuh tanda tangan bapak, proker kita sudah selesai di desa ini" jelas jisoo dengan menundukan kepalanya

Sebisa mungkin ia tidak ingin menatap sehun

"Terus kegiatan kalian seminggu kedepan apa?" Tanya sehun lembut

Sehun mengambil beberapa map berwarna biru yang di sodorkan oleh jisoo kepadanya

"Mengerjakan laporan individu pak"

Sehun memandang jisoo, kelihatan sekali jika jisoo tidak nyaman berada dekat dengannya, gadis itu menundukan kepalanya terus menerus

"Ada apa?" Sehun mencoba lebih mendekat ke arah jisoo, matanya tidak luput memandang gadis di depannya

"Tidak ada"

"Mau cerita?" Tawar sehun

Gelengan kepala jisoo berikan untuk jawaban dari penawaran sehun

Bagaimana ia bisa bercerita kalau keresahan yang ia rasakan sekarang berasal dari sehun

"Saya kedalam dulu" pamit jisoo, ia segera pergi menjauh dari pandangan sehun

.

.

.

Tbc

THE UNEXPECTED (Hunsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang