Bab [7]

337 56 6
                                    

[7] 𝙆𝙞𝙣𝙙𝙣𝙚𝙨𝙨 𝙂𝙤𝙚𝙨 𝙒𝙧𝙤𝙣𝙜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[7] 𝙆𝙞𝙣𝙙𝙣𝙚𝙨𝙨 𝙂𝙤𝙚𝙨 𝙒𝙧𝙤𝙣𝙜

Happy Reading!

***

"WHAT?!!!" teriakan menggelegar itu berasal dari bibir Marsha usai Caca menjelaskan mengenai alasan dia mencari-cari kontak Julian.

Marsha membelalak terkejut, bibirnya membulat sempurna. Shock abis!

Tangan Marsha bertepuk tangan pelan. "Gokil lo, Kak! Bisa-bisanya ngajak seorang Julian jadi pacar pura-pura, lo. Ya Tuhan... gue nggak habis fikri banget!" Marsha menggeleng-gelengkan kepalanya. Mau dipikir ribuan kali juga masih heran. Caca memang betul-betul nekat! Tingkahnya sangat diluar nurul eh nalar maksudnya.

"Mau gimana lagi, Mars. Gue udah buntu banget. Nggak ada cara lain selain itu. Yaudah deh gue tebelin muka aja..." Caca menghela napasnya. Kejadian tadi siang serasa mimpi jika dipikir-pikir. Tapi Caca lega setidaknya masalahnya selesai. Untuk saat ini.

"Dia punya pacar nggak sih, Mars?" Caca bertanya tentang Julian. Mustahil kalau cowok sekeren Julian tidak punya pacar. Caca tahu dia telat untuk bertanya hal seperti ini.

Marsha ber hmm pelan. "Sekarang sih nggak punya. Udah putus kurang dari setahun yang lalu kalau nggak salah. Nggak tahu deh kenapa. "

Tangan Marsha menepuk pelan lengan Caca. "Kalau sekarang dia punya pacar ya udah abis lo sama ceweknya, Kak! Gimana sih!"

Caca terkekeh. "Iya juga ya..."

"Tiba-tiba pengen donat deh..." gumam Caca.

"Beli lah, Kak!"

"Lagi ada promo donat nggak?" Caca jadi kepengen donat gara-gara melihat postingan donat di sosial media.

"Cek aja di Instagram. Siapa tahu ada promo."

Caca memanyunkan bibirnya. Kalau ada promo kan lumayan menghemat uangnya.

"Gue balik ya, Mars! Hari ini gue ada balapan." Caca bangkit dari duduknya. Mencangklongkan tasnya di pundak. Bersiap untuk pulang dan bersiap untuk balapan di tempat biasa malam ini.

Setelah didatangi oleh debt collector tadi siang, Caca harus kembali mencari pundi-pundi rupiah dalam waktu singkat untuk kembali membayar hutang. Entah sampai kapan dia harus begini.

Ngomong-ngomong disamperin debt collector, untung saja Julian tadi siang tidak kepo. Ketika Caca menyuruhnya untuk segera pergi, ia langsung pergi. Sehingga Caca tidak merasa harus menjelaskan sesuatu pada cowok itu. Tidak penting juga.

𝘽𝙚𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙏𝙝𝙞𝙣𝙜𝙨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang