Bab [11]

382 68 4
                                    

[11] 𝘼𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙚𝙥𝙤 𝙙𝙖𝙣 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙙𝙪𝙡𝙞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[11] 𝘼𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙚𝙥𝙤 𝙙𝙖𝙣 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙙𝙪𝙡𝙞

Happy Reading!

***

Tik tik tik tik tik...

Suara keyboard yang diketik secara brutal memecah keheningan ruang tengah di rumah yang ditinggali Caca seorang diri itu.

Gadis itu melampiaskan kekesalannya pada keyboard tidak bersalah tersebut. Suaranya brutal sekali sampai takut kalau keyboard itu bisa-bisa sampai bolong.

Sesampainya di rumah, Caca tidak serta merta langsung bisa merebahkan diri. Dia punya deadline untuk menerjemahkan beberapa script yang harus dia kerjakan sebagai freelancer penerjemah di perusahaan ojek online terkenal di Indonesia.

Caca benar-benar kesal sekali pada Julian. Oke, dia tahu kalau uang memang segalanya. Caca tahu kalau dia memang orang yang butuh uang. Banget. Caca juga tahu kalau Julian punya uang segambreng. Tapi memangnya cowok itu nggak bisa membedakan antara rasa tulus dan ikhlas dengan sesuatu yang bisa dibayar?

Hati nurani Julian tuh ada nggak sih sebenarnya?

Suara keyboard semakin menggelegar seiring naiknya tekanan darah dan emosi yang membuncah di dadanya.

Caca meraih ponselnya. Mencari-cari kontak Julian. Lalu menekan tulisan 'Block'. Nggak butuh mikir dua kali, Caca memblokir kontak Julian.

Cukup hari ini Caca berurusan dengan Julian. Tadi saja kalau bukan karena Lily yang sakit, mana mau Caca harus berurusan lagi dengan cowok itu.

"Nggak lagi-lagi gue berurusan sama lo, Julian sialan!!!"

***

"Gimana hari ini sekolahnya, Princess?" tanya Julian pada Lily yang susah payah berusaha masuk ke dalam mobilnya yang cukup tinggi. Gadis cilik yang hari ini dikuncir dua berkat bantuan Saskia itu tidak mau dibantu. Dia mengaku sudah besar. Padahal masih bocil.

"Good, Uncle. Soalnya aku udah nggak sakit. Sayangnya Miss-Miss nggak bolehin aku lari-lari..."

Setelah membetulkan car seat Lily, Julian berjalan menuju kursi kemudi.

"Karena kan Lily baru sembuh. Nanti sakit lagi dan nggak bisa sekolah. Lily nggak mau, kan?" Julian menyalakan mobilnya dan mulai menjalankan kemudinya meninggalkan area Sekolah.

𝘽𝙚𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙏𝙝𝙞𝙣𝙜𝙨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang