03

2.8K 314 14
                                    

Tidur Jennie terganggu, kala merasakan sinar mentari pagi menerpa wajahnya melalui celah ventilasi di dalam kamarnya. Kedua matanya menyipit untuk melihat jam digital yang berada di atas nakas, di samping tempat tidurnya.

Pukul 06:30 KST.

Kedua mata Jennie sonyak membulat sempurna. Betapa kagetnya ia, saat menyadari jika ini sudah terlalu siang untuk dirinya bersiap ke sekolah. Bisa saja dirinya membolos, tapi mengingat adanya simulasi ujian di jam keempat, Jennie tidak mungkin membolos begitu saja. Ia pun segera bergegas bangun dari posisinya dan berlari menuju kamar mandi.

"Shibal! Kenapa bisa kesiangan?!" gerutu Jennie, usai berada di dalam kamar mandi selama 10 menit.

Biasanya, dia akan menghabiskan setidaknya 40 menit untuk membersihkan tubuhnya, tapi mengingat dirinya yang sudah terlambat, Jennie tidak mungkin mengambil waktu terlalu lama di dalam kamar mandi.

Ia segera bergegas menuju walk in closet, dan meraih satu set seragam untuk ia pakai. Dirinya sengaja tidak memakai rompi ataupun jas almameter sekolahnya. Hanya kemeja, juga rok di atas lutut, kemudian berlari ke bawah untuk menuju garasi. Tidak ada waktu untuk sarapan, apalagi berdandan. Jennie harus secepatnya tiba di sekolah sebelum gerbang utama ditutup dan dirinya tidak bisa masuk ke dalam.

Tidak peduli jika penampilannya masih berantakan, karena rambut yang belum disisir sempurna, bahkan tidak menggunakan make up sama sekali.









***

-Lisa P.O.V-

"Hai..."

Aku menaikkan sebelah alisku kala melihat orang asing yang berdiri tak jauh dari hadapanku. Tunggu, sepertinya dia tidak asing. Aku meneliti penampilannya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Seragamnya sama seperti yang kukenakan, bedanya dia memakai rok OSIS, sedangkan aku memilih memakai celana agar memudahkanku bergerak.

Ah aku baru ingat. Rupanya, gadis aneh yang waktu itu muncul secara tiba-tiba saat aku berada di rooftop. Kini, dia kembali muncul di depanku dengan senyuman sumringah khas miliknya. Ada tujuan apa dia menemuiku?

"Akhirnya kita kembali bertemu untuk..." gadis itu tampak mendongakkan wajahnya dengan jari tangan yang bergerak mengetuk dagunya, seperti sedang menghitung sesuatu.

"Ketiga kalinya! Ya, kita sudah bertemu sebanyak tiga kali dalam sebulan terakhir ini"

Wajahnya tampak begitu antusias.

Aku hanya memiringkan wajahku dan menatap gadis itu dengan datar. Apakah bertemu denganku sebanyak tiga kali adalah rekor yang membanggakan? Kenapa dia terlihat begitu senang dan antusias seperti itu? Lagipula aku bukan artis. Tidak sepantasnya dia segembira itu hanya karena bertemu denganku. Aku sendiri, bahkan tidak ingat, dimana saja dan kapan, pertemuanku dan dia berlangsung.

"Kau sangat senang bepergian seorang diri? Tidak ada guru yang mengajar di kelasmu kah? Kenapa kau bisa berada di sini, padahal sekarang jam mata pelajaran sedang berlangsung"

Gadis bermata kucing itu menghardikku dengan banyak pertanyaan sekaligus. Aku tidak berniat menjawabnya dan memilih untuk diam. Lagipula, aku tidak mengenalnya. Kenapa aku harus menjawab semua pertanyaan tidak penting darinya?

"Ya! Kau bisu hah?! Daritadi aku bertanya, tapi kau terus diam"

Dia tiba-tiba menatapku dengan tajam. Bukannya takut, wajahnya justru terlihat aneh. Ditambah dengan pipinya yang seperti mandu. Ah, membuatku lapar saja.

Aku masih diam, menatapnya dengan datar dari balik topeng yang kupakai.

"Lisa! Jennie sedang berbicara padamu!" tekannya.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang