06

2.6K 314 14
                                    

-Lisa P.O.V-

Hari demi hari selalu aku jalani tanpa ada sesuatu yang spesial di dalamnya. Hidupku masih sama seperti sebelumnya. Kosong, hampa dan membosankan. Hanya ada satu hal yang berubah. Kedatangan seorang gadis yang entah darimana dan selalu muncul di dekatku akhir-akhir ini. Dia sepertinya tidak membiarkanku untuk hidup tenang di sekolah ini karena kehadirannya yang selalu ada di dekatku, enggan untuk pergi. Gadis aneh itu terus mengganggu hidupku selama di sekolah.

Ah ya, ngomong-ngomong soal sekolah.

Sekolah terasa semakin memuakkan bagiku. Namun, entahlah. Rasanya aku tidak bisa menolak untuk berada di tempat ini. Dan ya, seperti biasa, aku sudah tiba di sekolah lebih pagi dibanding teman-temanku yang lain. Ah, teman? Tidak, tidak. Mereka hanya siswa-siswi di sekolah ini yang sama sepertiku. Mereka bukan temanku. Aku tak mengenal mereka, begitu pula mereka yang tak mengenalku. Aku sengaja selalu datang lebih awal hanya untuk menghindari berpapasan dengan orang lain. Percayalah, aku sangat membenci berinteraksi. Apalagi saat diriku harus menjadi pusat perhatian hanya karena aku berjalan di sepanjang koridor. Aku benci tatapan mereka yang seolah mengintimidasiku.

"Selamat pagi, Lisa!"

Mataku membulat sempurna kala mendengar suara seseorang yang akhir-akhir ini terus menggangguku. Bisa kulihat dengan jelas sosoknya yang saat ini berdiri tepat di depanku dengan tampangnya yang menyebalkan itu. Aku melihatnya dari ujung kepala hingga kakinya, memastikan bahwa dirinya masih menapak di tanah.

"Kau tau, Li? Akhirnya, aku bisa datang ke sekolah lebih awal dari biasanya. Yeayy...!!!" soraknya kegirangan.

Aku melihat jam tangan yang melingkar di tanganku. Aku benar-benar tidak tahu apa yang mengisi otak gadis di hadapanku ini. Sekarang masih pukul 6 pagi dan dia sudah berada di sekolah dengan senyumnya yang menyebalkan itu. Apa dia tidak punya pekerjaan di rumahnya sampai harus berangkat se-pagi ini? Ya walaupun aku juga sudah tiba di sekolah, setidaknya aku punya alasan mengapa aku bisa datang se-pagi ini.

"Kebiasaan! Kau selalu saja diam saat aku mengajakmu bicara. Padahal, kemarin kau mulai berbicara panjang padaku. Kenapa sekarang diam lagi?" protesnya terhadapku.

Aku masih tidak bergeming. Karena aku memang tidak ingin membalas perkataannya sedikit pun. Yang aku inginkan hanyalah agar gadis ini segera lenyap dariku. Suaranya benar-benar berisik dan mengganggu telingaku.

"Oh ya aku lupa, kau kan manusia kutub utara, jadi wajar jika kau selalu diam" gumamnya.

Aku hanya berdehem untuk membalas ocehannya pagi ini.

Sepertinya dia masih belum ada niatan untuk berhenti mengoceh se-pagi ini. Andai aku tega, mungkin aku sudah menyumpal mulutnya itu dengan kertas agar berhenti berbicara.

"Li, kajja kita ke rooftop?!" ajaknya tiba-tiba.

Tanpa permisi, dia menarik tanganku begitu saja untuk mengikuti langkahnya. Aku hanya diam menurut, tidak ingin mendengar omelannya jika aku berani menolak ajakannya.

Tiba di rooftop, aku langsung duduk di bangku yang tersedia di sana, sedangkan gadis yang bersamaku tadi memilih untuk berdiri dan mulai memejamkan matanya membiarkan angin menerpa wajahnya. Rambutnya yang ia biarkan terurai, mulai menari mengikuti gerakan sang angin. Aku menyaksikan wajahnya dari samping.

"Cantik" batinku.

Saat tengah asyik melihat wajahnya dari samping, dia tiba-tiba menoleh ke arahku. Dengan cepat aku langsung membuang pandanganku. Tidak ingin ketahuan jika aku sedang memperhatikannya sejak tadi.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang