13

3.6K 370 31
                                    

"Morning, beautiful" sapa Lisa, kala melihat kedua mata Jennie yang perlahan terbuka.

"Lili?" Jennie bersuara serak khas orang bangun tidur.

Bukannya bangun dari posisinya, Jennie justru mengeratkan pelukannya pada Lisa. Ia bahkan menenggelamkan wajahnya pada leher manusia jangkung itu. Lisa hanya bisa tersenyum, kemudian mengusap punggung Jennie agar gadis mungil itu kembali tidur. Lagipula, ini masih pukul 6 pagi. Tidak apa untuk bangun sedikit lebih siang di hari weekend.

"Kau sudah mandi?" suara Jennie terbenam di leher Lisa.

"Ani~ aku bahkan masih berada di kasur sejak tadi" kata Lisa.

"Tapi kau wangi. Kupikir kau sudah mandi" entah kenapa, Jennie sangat suka untuk mencium aroma tubuh Lisa yang menurutnya sangat wangi.

"Kau bisa saja"

"Masih ingin tidur hmm?" Lisa bertanya dengan suara lembut.

Jennie hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Apa Lili sudah meminum obat?" kini Jennie sudah memunculkan wajahnya dan menatap ke arah Lisa meski dengan mata setengah tertutup.

Lisa mengangguk, "Sudah, baru saja"

Tangan Lisa lantas bergerak untuk menyingkirkan helai rambut Jennie yang menutupi wajah bantalnya di pagi hari. Meski tidak memakai make up, wajah Jennie tetap terlihat cantik bahkan sangat imut menurut Lisa.

"Lili harus meminum obatnya tepat waktu, nee? Jangan sampai terlambat" Jennie memperingati dengan suaranya yang menggemaskan.

"Nee, Nini. Lili akan meminum obat tepat waktu" Lisa mencubit pelan ujung hidung Jennie.

Sejak semalam, entah darimana tiba-tiba Jennie membuat nama panggilan khusus untuk dirinya, juga Lisa. Ia akan memanggil manusia jangkung itu dengan Lili, sedangkan dirinya adalah Nini. Dan hanya mereka berdua yang boleh saling memanggil Lili dan Nini. Para sahabatnya pun tidak dibiarkan untuk melakukannya.

Jennie tersenyum senang, menampilkan gummy smile kebanggaannya.

'Tokkk...tokk'

Pintu kamar Lisa terketuk.

"Lisa, kau sudah bangun, sayang?"

Itu adalah suara Chittip.

"Nee, mom. Ada apa?" Lisa sedikit berteriak, karena tidak mungkin meninggalkan kasur sementara Jennie memeluknya dengan erat.

"Bersiaplah, sayang. Bangunkan Jennie juga. Kita akan sarapan" ujar Chittip dari luar.

Pintu kamar Lisa terkunci, itu sebabnya Chittip tidak masuk. Lebih tepatnya, wanita paruh baya itu menghargai privacy sang anak juga calon menantunya. Mungkin? Chittip belum mengetahui fakta yang sebenarnya jika kedua sejoli itu tidak benar-benar berpacaran. Mungkin, lebih tepatnya belum.

"Nee, mom. Jennie juga sudah bangun. Kami akan segera bersiap" sahut Lisa.

"Kalau begitu, mommy juga akan memanggil teman-temanmu yang lain dulu. Sampai bertemu di bawah, sayang"

"Nee, mom"

Lisa mendengar suara langkah kaki yang mulai menjauh. Itu artinya, Chittip sudah tidak berada di depan kamarnya lagi.

"Kau dengar ucapan mommy?" Lisa menunduk agar bisa melihat wajah Jennie yang kembali terpejam.

Jennie hanya mengangguk tanpa membuka matanya.

"Kita harus segera bersiap. Siapa dulu yang akan mandi? Kau atau aku?" tanya Lisa.

"Kau saja dulu. Aku masih mengantuk, Lili" Jennie enggan membuka matanya.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang