24

3.1K 292 9
                                    

"Kau siap, nak?" Marco menepuk bahu Lisa yang tengah berbaring di atas brankar.

Sebentar lagi, petugas medis akan datang untuk membawa Lisa menuju ruang kemoterapi. Usai melakukan diskusi yang cukup panjang, Lisa bersedia untuk menjalani proses kemoterapi guna membantu kesembuhannya. Ini merupakan hari ke-8 Lisa berada di rumah sakit dan dia sudah menunjukkan progress yang membaik, itu sebabnya, dr. Kang berani untuk melakukan prosedur pertamanya pada Lisa hari ini.

"Sedikit gugup, tapi aku sudah sangat siap, dad" Lisa tersenyum ke arah Marco.

"Kau pasti bisa, nak. Setelah ini, Lisa pasti akan benar-benar sembuh dan bisa seperti dulu lagi. Mommy percaya pada keajaiban yang akan datang padamu" Chittip mengusap pipi Lisa dengan mata yang berkaca-kaca.

Lisa pun langsung menoleh ke arah ibunya dan mengambil alih tangan yang sudah mulai berkeriput itu. Ia mengusap punggung tangan Chittip dan sesekali menciumnya.

"Mommy tidak usah khawatir. Aku akan melewati terapi ini dengan baik dan ya- aku akan sembuh, mom. Demi mommy dan daddy" kata Lisa.

"Jangan lupakan juga pacar cantikmu ini, Lisa" Chittip membawa Jennie untuk mendekat ke ranjang Lisa.

"Aigoo, baby. Aku hampir saja melupakanmu. Kau terus saja diam di sana. Wae? Apa kau sakit?" Lisa menatap Jennie dengan khawatir.

Jennie menggeleng, "Aku justru khawatir padamu, hon"

Tatapan dari kedua mata kucing itu tampak sendu. Entah apa yang sedang Jennie khawatirkan, padahal Lisa hanya akan pergi untuk melakukan kemoterapi. Ia pun masih bisa melihat prosesnya selama berlangsung. Jennie tidak akan kehilangan Lisa hanya karena prosesi terapi hari ini.

"Kau ingin aku sembuh kan? Aku melakukan ini untuk mewujudkannya. Jadi kau tidak perlu cemas seperti itu, sayang" ucap Lisa.

"Aku tahu. Aku tidak akan cemas lagi. Terima kasih karena sudah mau berjuang untuk banyak orang yang mencintaimu. Kau harus menepati janjimu untuk sembuh. Aku menunggunya, hon" Jennie menggenggam tangan Lisa dan mengusapnya dengan lembut.

"Aku berjanji. Akan kupastikan, waktumu untuk menungguku tidak akan sia-sia"

"Aku memegang ucapanmu"

Tak lama, pintu ruangan Lisa terbuka. Dua orang dengan pakaian perawat masuk dan segera meminta ijin untuk membawa Lisa pergi. Kedua orangtua Lisa, serta Jennie, mengekor di belakang untuk menuju ruang kemoterapi yang berada di lantai 8.

Tidak sampai 10 menit, mereka akhirnya tiba di dalam ruangan tersebut. Tampak seperti kamar biasa, namun ada begitu banyak peralatan medis yang terlihat di sana. Selama proses terapi berlangsung, Marco, Chittip dan Jennie masih bisa melihat Lisa dari balik sekat tipis yang dilapisi oleh kaca, yang memisahkan posisi mereka dengan ruangan Lisa.

dr. Kang masuk dengan pakaian khususnya dan segera mempersiapkan obat-obatan yang nantinya akan dimasukkan ke dalam tubuh Lisa melalui selang infus. Setelah mengecek kondisi tubuh Lisa dan memastikan jika ia cukup fit untuk mengikuti kemoterapi hari ini, barulah dr. Kang mulai memasangkan infus pada punggung tangan Lisa.

"Proses terapinya akan segera dimulai" dr. Kang bersiap memencet tombol yang akan mengalirkan obat ke dalam tubuh Lisa.

"Hwaiting!" Jennie memberikan semangat kepada Lisa tanpa suara.

Lisa yang membaca gerakan bibir Jennie pun akhirnya tersenyum dan mengangguk. Ia sudah benar-benar siap untuk kemoterapinya yang pertama. dr. Kang pun sudah memencet tombolnya, dan obat-obatan tersebut mulai mengalir ke tubuh Lisa melalui selang infus yang terpasang.

"Ergghhh...!"

Lisa mencoba menahan rintihannya saat obat-obatan itu masuk ke tubuhnya dan terasa seperti ada begitu banyak pisau yang mencoba menyayat kulitnya dari dalam. Terasa sangat perih dan sakit, namun Lisa mencoba menahannya.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang