11

2.7K 374 22
                                    

Lisa terlihat kebingungan saat kedua sahabat, juga lima teman barunya menghalangi langkahnya untuk keluar kelas. Entah darimana kemunculan mereka bertujuh, bisa kompak berada di depan Lisa, tidak memberi jalan untuk gadis jangkung itu pergi.

"Ayolah, Li. Bawa kami ke rumahmu" rengek Seulgi seraya menarik-narik tangan Lisa, bak anak kecil yang memohon untuk dibelikan mainan.

"Andwae! Lebih baik kalian pulang! Tidak ada apapun di rumahku" Lisa menolak dan menarik paksa tangannya dari Seulgi.

"Sudah lama aku tidak bertemu mommy. Aku merindukannya" kini Wendy yang bicara.

"Mommy, mommy! Dia mommy-ku!" kata Lisa, tidak terima Wendy mengakui ibunya.

"Bawa kami bertemu mommy-mu. Kami juga ingin berkenalan" Jisoo menatap Lisa dengan memelas.

Lisa terlihat menghembuskan nafasnya pasrah. Dia tidak punya pilihan lain jika sudah begini, atau dirinya akan terus tertahan di sini sampai malam dan tidak bisa kembali.

"Nde, nde. Tapi kalian tunggu dulu. Supirku belum sampai, bannya bocor di tengah jalan" Lisa akhirnya menyerah.

"Kau bisa ikut bersama Jennie. Dia membawa mobil. Benar kan, Jen?" Irene menatap ke arah Jennie.

Jennie hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi-"

"Sudahlah, monkey! Tidak ada waktu untuk berpikir. Ini sudah sore" Wendy menarik paksa tangan Lisa untuk menuju parkiran, diikuti dengan yang lainnya.

Lagi-lagi Lisa hanya bisa pasrah menghadapi teman-temannya. Ia mengikuti langkah Wendy dengan paksa tanpa bisa menolaknya. Hingga, tidak sampai 5 menit, mereka semua berhasil tiba di parkiran sekolah. Menyisakan enam mobil tersisa, entah siapa saja pemiliknya. Wendy dan Seulgi langsung masuk ke dalam mobil masing-masing. Begitu juga dengan Joy dan Irene. Sementara, Jisoo satu mobil bersama Rosè.

Dari sini, Lisa menyadari sesuatu. Bukankah Seulgi dan Wendy hanya sendiri? Mobil mereka masih cukup jika hanya Lisa yang menumpang. Tapi, kenapa ia justru mengikuti saran Irene yang merekomendasikan dirinya untuk ikut mobil Jennie? Irene juga bahkan menyetir sendiri, tapi gadis itu tidak berinisiatif untuk menawarkan diri.

"Kenapa masih berdiri di sini? Kajja, masuk!"

Ucapan Jennie berhasil membuyarkan lamunan Lisa. Ia mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobil Porsche berwarna putih itu. Begitu juga dengan Jennie yang langsung duduk di kursi pengemudi. Mesin mobil mulai menyala. Lisa segera memasang seatbelt dan menyadarkan tubuhnya pada kursi.

"Aku tidak tau arah rumahmu" kata Jennie, seraya menarik tuas rem ke atas.

"Ikuti saja mobil Seulgi atau Wendy. Mereka sudah tau" jawab Lisa.

Jennie hanya mengangguk dan menekan tuas persneleng saat melihat mobil Wendy dan Seulgi yang mulai melaju meninggalkan parkiran. Begitu juga dengan mobil Irene, Joy dan Jisoo. Mobil Jennie berada di urutan paling akhir.

Gadis itu tampak fokus menatap jalanan, dengan kaki yang tidak berhenti menekan pedal gas dan rem secara bergantian. Tangannya juga bergerak untuk memaju-mundurkan tuas perseneleng. Sementara Lisa hanya terdiam di tempatnya, tidak tahu juga harus berbicara apa.

"Seragammu sudah kucuci. Aku akan membawanya besok" ujar Jennie, memecah keheningan di dalam mobil.

Lisa reflek menoleh, "Tidak perlu buru-buru. Seragamku ada beberapa"

"Aku tau. Tapi tetap saja, itu milikmu" balas Jennie.

"Terserah kau saja"

Suasana kembali hening.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang