22

1.9K 239 21
                                    

"Seul!"

"Oh, kau, Bae. Ada apa?" Seulgi menghentikan langkahnya saat sebuah suara berteriak memanggil namanya.

"Kau mau kemana?" tanya Irene yang akhirnya tiba di samping Seulgi.

"Ke kantin, wae?"

"Aniya~ tapi bolehkah aku ikut?"

"Memangnya, kemana para gadis yang lain? Bukannya kau selalu bersama mereka?" Seulgi sedikit heran karena tidak melihat Joy, Rosè dan Jennie di sekitar Irene.

"Rosè tentu saja makan siang dengan manusia kelinci. Kalau Joy, dia sedang ada urusan dengan ketua cheersleaders. Dia bagian dari club itu. Jennie...mmm, dia tidur di kelas. Kau tahu, semalaman dia tidak tidur karena menjaga Lisa" terang Irene.

Seulgi mengangguk paham, "Kau tidak coba membangunkan Jennie? Ini sudah jam makan siang"

"Aku sudah. Tapi dia menolaknya dan tetap tidur"

"Baiklah, kalau begitu, nanti kau bawakan makan siang untuknya. Aku khawatir dia sakit jika tidak makan"

"Nde! Kalau begitu, sekarang aku boleh ikut denganmu?" Irene menatap Seulgi penuh harap.

"Tentu. Kajja!"

Kedua sejoli itu pun segera melangkah beriringan menuju kantin. Selama di perjalanan, mereka sesekali mengobrol, bahkan bercanda. Terlihat pasangan yang cukup bahagia, meski sejatinya mereka tidak memiliki status apapun dalam hubungan mereka.

"Ayam dan mandu untuk yang tercantik" Seulgi meletakkan dua piring besar berisi spicy chicken crispy dan seporsi mandu di atas meja, usai mengantri nyaris 15 menit.

"Gomawo, bear. Aku juga sudah membelikan minum untukmu"

Dua kaleng soda yang didapat dari vending machine, terlihat ada di atas meja mereka berdua. Seulgi tersenyum senang melihatnya. Ternyata, Irene gadis yang cukup peka juga.

"Ini"

"Mwo? Untuk apa?" Seulgi tampak kebingungan saat Irene tiba-tiba menyodorkan lembaran uang senilai 10.000 won ke arahnya.

"Mengganti uangmu untuk membeli makanan ini" jawab Irene polos.

Alis Seulgi terangkat naik, "Kenapa harus diganti? Aku ikhlas membeli ini semua. Anggap aku sedang mentraktirmu"

"Andwae! Makanan ini tidak murah, Bear. Jangan membuat dirimu dalam kesulitan" tolak Irene.

"Kesulitan apa yang kau maksud? Membeli dua porsi makanan, tidak berarti apa-apa untukku" Seulgi tampak bingung dengan sikap Irene.

"No, Bear! Jika kau menganggap bahwa ini adalah salah satu cara membuatku senang dengan mentraktirku, kau salah. Aku tidak ingin kau mengorbankan uangmu hanya untuk aku. Mencari uang itu tidak mudah, Bear. Apalagi untukmu. Kau harus bekerja paruh waktu untuk mendapatkannya. Jadi kumohon, terima uang ini" cerocos Irene.

'Glekk'

Seulgi mendadak kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri. Ia hampir saja lupa dengan skenario yang ia jalankan di depan Irene. Seketika, ia menyesali keputusannya saat itu yang berpura-pura mengaku miskin. Andai pengakuan itu tidak pernah ada, mungkin Seulgi sudah mengeluarkan banyak uang untuk memanjakan Irene. Tapi, jangankan untuk menghadiahkan barang-barang branded, mentraktir makan siang seperti hari ini saja Irene tidak membiarkannya.

Ingin rasanya Seulgi mengaku siapa dirinya yang sebenarnya. Lagipula, tidak ada gunanya untuk terus-menerus berbohong, bukan? Itu hanya akan menjadi boomerang dalam hubungannya dengan Irene ke depannya.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang