08

2.5K 354 22
                                    

Seseorang terlihat mengendap-endap menuju sebuah loker. Di tangannya, terdapat kantong yang entah berisi apa. Kepalanya terus menoleh ke kanan-kiri, memastikan tidak ada orang di sekitarnya, yang berpotensi untuk melihat aksinya. Hingga akhirnya, ia berhasil tiba di loker yang ia tuju. Ada sebuah lubang kecil di sana, sangat pas untuk memasukkan benda yang saat ini ada di tangannya. Ia segera memasukkan benda itu ke dalam sana.

Belum selesai ia melakukan aksinya, tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Karena panik, ia pun buru-buru untuk pergi dari sana sebelum orang itu memergoki keberadaannya.

'Sreett'

'Bugghh'

"Wendy?"

Kedua bola mata Wendy membulat sempurna kala mendengar suara orang itu. Dirinya berhasil tertangkap basah karena sialnya, lantai cukup licin dan membuatnya terpeleset hingga jatuh. Tidak sempat untuk melarikan diri.

"Gwenchana?" orang itu memastikan, sebab Wendy tidak bergeming di tempatnya.

"A-aku baik-baik saja, Jen" Wendy menoleh dan mengeluarkan senyumnya agar tidak terlihat mencurigakan.

"Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa bisa sampai jatuh?" Jennie membantu Wendy untuk berdiri.

"Ah bukan apa-apa, aku hanya kebetulan lewat saja" Wendy sibuk untuk mengibaskan debu-debu yang menempel di seragamnya.

Jennie mengangguk paham.

"Ka-kalau begitu, aku pergi dulu ya, Jen? Seseorang sudah menungguku" pamit Wendy. Ia harus segera pergi dari hadapan Jennie, sebelum gadis itu bertanya hal yang aneh-aneh padanya.

"Tentu, hati-hati, Wen" balas Jennie.

Wendy segera pergi dari hadapan Jennie tanpa mengatakan apapun. Dari tingkahnya, Jennie bisa merasakan jika orang itu terlihat gugup atau mungkin salah tingkah saat di depannya. Entah apa alasannya. Jennie juga tidak ingin terlalu memikirkan hal itu. Ia pun memutuskan untuk berbalik dan kembali menemui teman-temannya, tapi sesuatu mengganggunya. Ia melihat sesuatu menonjol di dalam sebuah loker.

"Mwo? Ini kan loker Joy?" Jennie mendekati loker tersebut untuk melihat benda apa yang sedikit menonjol keluar itu.

"Bukankah ini..." Jennie lantas menoleh ke arah Wendy, namun orang itu sudah tidak ada di sana. Wendy menghilang dengan cepat.

"Jangan-jangan, selama ini..."

Jennie tersenyum penuh kemenangan. Ia tahu sekarang. Ia pun mendorong benda di loker Joy, agar masuk dengan sempurna dan tidak diambil oleh orang lain, lalu bergegas pergi meninggalkan area loker yang tampak sepi itu.

Sedangkan, di balik tembok yang tak jauh dari deretan loker tersebut, seseorang terlihat bersembunyi di sana sembari memantau situasi yang ada. Tangannya tiba-tiba terkepal.

"Sial, Jennie sudah tau jika itu aku. Bagaimana jika dia mengatakannya pada Joy? Haishh...bisa mati aku"

Rupanya, sejak tadi Wendy masih ada di sana. Ia melihat dan mendengar semua yang Jennie lakukan. Dari gerak-geriknya, Wendy bisa melihat jika Jennie sudah mengetahui tentang coklat dan puisi itu.

"Kenapa aku harus segala jatuh? Ketauan kan!" Wendy mendengus kesal, kemudian benar-benar menyingkir dari sana.

Ia merutuki kebodohannya sendiri.








***

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!"

"Yak! Ada apa denganmu, manusia salju?" tegur Seulgi yang sejak tadi melihat Wendy terus memukuli kepalanya sendiri.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang