05

2.6K 295 6
                                    

"Hatchiii...!!!"

Joy, Rosè dan Irene mencoba menahan tawa mereka saat mendengar Jennie yang terus bersin sejak tadi pagi. Padahal, Korea Selatan sedang memasuki musim panas, tapi gadis bermata kucing itu kini mengenakan jaket tebal juga masker yang menutupi hidung dan mulutnya.

Wajahnya tampak pucat, tapi Jennie tetap memutuskan untuk berangkat ke sekolah karena ada ulangan harian yang harus dijalani. Bukannya kasihan, ketiga sahabatnya justru terus meledek Jennie usai tahu kejadian yang sebenarnya, hal apa yang membuat Jennie tiba-tiba terserang flu seperti ini.

"Jen, Jen, kau ini ada-ada saja. Segala berbohong pada Lisa. Sekarang, lihat apa yang terjadi padamu? Kau demam dan terus bersin-bersin" Irene berkata dengan nada meledek.

"Ya! Aku terpaksa melakukannya, karena suasana di ruangan itu benar-benar canggung. Lagipula, ini salah kalian bertiga! Kenapa meninggalkanku bersama manusia kutub utara itu hah?!"

Jennie kesal karena ditinggalkan di ruangan yang sama dengan Lisa dan hanya berdua. Padahal, ketiga sahabatnya tahu jika Jennie sangat membenci kesunyian. Gadis itu membutuhkan teman bicara yang asyik. Tapi, ketiga sahabatnya justru menyodorkan seorang Lisa yang terkenal kaku dan sangat malas berbicara, membuat Jennie tidak tahu harus melakukan apa.

"Mianhe, kami hanya memberimu ruang untuk pendekatan" Rosè menaik-turunkan alisnya dan tersenyum penuh arti.

"Sejak kapan aku menyukai Lisa dan membutuhkan pendekatan dengannya? Lagipula, ada apa dengan kalian? Bukannya dari awal, kalian tidak suka jika aku membahas tentang Lisa? Kenapa sekarang kalian seolah ingin aku dekat dengannya?" Jennie menatap bingung ke arah ketiga sahabatnya.

"Jika dipikir-pikir Lisa baik, jadi kupikir dia cocok bersamamu" ceplos Joy.

"Yak! Bagaimana bisa begitu? Wajahnya saja aku tidak tau" protes Jennie.

"Terkadang, cinta tidak memandang fisik, Jen. Lagipula, bukankah Chu bilang jika Lisa adalah seseorang yang cukup menawan hingga membuat Jisoo minder? Jadi kurasa, dia pantas bersanding denganmu. Jennie Kim yang cantik dan sexy" ucap Irene.

"Ya Bae! Tidak seperti itu juga! Maksudku, Lisa bahkan tidak mau melepaskan topengnya dalam keadaan apapun. Bagaimana jika kita berpacaran dan dia tetap pada pendiriannya? Apa aku akan selamanya melihat topengnya dan bukan wajahnya?" kata Jennie.

"Jadi, kau benar-benar berharap menjadi kekasihnya?" Rosè tersenyum meledek, membuat Jennie menyadari ucapannya barusan.

"Bukan begitu! Maksudku-"

"Sudahlah, Jen. Kami tidak mengenalmu kemarin sore. Kau tidak akan se-penasaran ini dengan seseorang yang tidak istimewa. Jadi, kuanggap, Lisa adalah salah satu orang istimewa untukmu hingga kau terus mencoba mengajaknya bicara bahkan kau rela untuk menghampirinya lebih dulu. Seorang Jennie tidak akan memulai pergerakan lebih dulu untuk orang yang tidak istimewa"

Skakmat! Joy berhasil membuat Jennie bungkam. Tapi, tunggu dulu!

Apa yang sebenarnya istimewa dari seorang Lisa? Wajahnya saja Jennie tidak tahu. Gadis jangkung itu juga tidak melakukan aksi heroik apapun untuknya, kecuali hari kemarin dimana Lisa membawanya ke UKS dan menjaganya. Selebihnya, Lisa hanyalah siswa biasa di Omega yang tidak memiliki bakat menonjol apapun. Dia bahkan cenderung aneh dengan kebiasaannya yang selalu memakai topeng kemana pun ia pergi. Jadi, bagaimana Jennie bisa tertarik pada seseorang yang bahkan sebenarnya tidak memiliki keistimewaan apapun?

"Sedang memikirkanku, Jendeuk?"

"Kamchagiya!" Jennie terlonjak kaget saat seseorang tiba-tiba duduk di sebelahnya tanpa permisi.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang