19

2.7K 292 17
                                    

'Sreettt'

"Ya brengsek! Apa yang kau inginkan?!" Jennie memberikan tatapan nyalangnya pada seseorang yang menarik tangannya dengan kasar.

Seorang pria dengan tindik di wajahnya, kini tengah menatap Jennie dengan datar. Ia seolah tidak gentar pada tatapan mengerikan dari balik mata kucing tersebut. Ia bahkan menggenggam tangan Jennie dengan sangat erat, tidak membiarkan gadis itu untuk pergi dari hadapannya.

"Pulang bersamaku!" tekan pria itu, dia adalah Mino, seseorang yang menemui Jennie beberapa waktu lalu.

"Kau gila?! Aku sedang liburan bersama kekasih dan sahabatku. Aku tidak mungkin kembali sekarang bersamamu!" tolak Jennie mentah-mentah.

"Appa Kim yang memintaku untuk membawamu pulang. Kau harus menurut padaku sebelum aku bertindak kasar padamu, Jen"

Mino memang terlihat lebih lembut dibanding saat terakhir kali Jennie bertemu dengannya. Namun, itu tetap tidak membuat si gadis berpipi mandu luluh dan mengikuti perkataan Mino.

"Aku tidak peduli! Aku tidak akan pulang bersamamu, brengsek!" Jennie menarik tangannya dengan kasar agar terlepas dari jeratan Mino.

Tatapan Mino mendadak berubah saat mendengar ucapan Jennie. Kobaran api seperti terlihat di kedua bola matanya yang hitam. Laki-laki itu sangat tidak suka pada seseorang yang berani membantah perintahnya. Apalagi, orang itu adalah gadis mungil bernama Jennie Kim.

"Jadi kau memilih untuk melawanku dan bersenang-senang dengan manusia cacat itu?" tatapan Mino sangat tajam.

"Jaga bicaramu! Lisa tidak cacat!" Jennie benar-benar tidak menyukai perkataan laki-laki di depannya itu. Ia tidak akan terima pada siapapun yang mencoba menghina Lisa di depannya.

"Kenyataannya memang begitu. Dia bahkan lemah! Dia tidak akan bisa melakukan apapun, apalagi untuk melindungimu di hadapanku juga appa Kim. Dia akan berakhir menjadi mayat dengan mudah" kata Mino sembari menyunggingkan senyum liciknya.

Jennie mendorong tubuh Mino dengan kuat, hingga laki-laki itu terhuyung ke belakang dan nyaris jatuh. Beruntung pertahanannya cukup bagus, lagipula tenaga Jennie tidak akan mungkin bisa merobohkannya dengan mudah.

"Jangan pernah sekalipun kau berani menyentuhnya atau kau akan benar-benar menyesal!" ancam Jennie.

Mino berdecih, "Kau tidak salah mengancamku? Jangan lupakan siapa dirimu, Jennie Kim. Kau tidak memiliki apapun untuk melawanku"

Mino sama sekali tidak peduli sekalipun Jennie akan marah besar padanya. Laki-laki itu sama sekali tidak merasa takut. Ia tahu, gadis di depannya ini tidak akan mungkin bisa berbuat apa-apa. Bagaimana pun juga, posisi Mino jauh lebih unggul dibanding dengan Jennie.

"Dan...sebelum aku menyentuhnya, biarkan aku melakukannya padamu. Kau sudah berani melawanku, jadi aku tidak akan membiarkanmu pergi dengan mudah" senyuman di bibir Mino tampak begitu licik, entah apa yang sedang ia rancang pada otaknya tersebut.

Mino mendorong Jennie masuk, pada sebuah ruangan gelap. Entah apa yang akan ia lakukan pada gadis itu.









***

Angin di pulau Jeju, berhembus cukup kencang malam ini. Namun, hal tersebut tidak mengurungkan niat Lisa untuk duduk di balkon kamarnya seorang diri dengan sebuah buku di tangannya. Ia memang sangat gemar membaca. Saat ada waktu luang, Lisa lebih memilih untuk menghabiskan bahan bacaannya dibanding harus memainkan ponsel maupun game yang ia miliki. Ia memang sedikit berbeda dari remaja seusianya.

"Kau meninggalkan jam-mu lagi"

Sebuah suara menginterupsi konsentrasi Lisa dari buku yang tengah ia baca. Manusia jangkung itu menoleh dan mendapati Jennie yang ternyata sudah berdiri di dekatnya dengan sebuah jam tangan yang sedang ia pegang.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang