02

3.1K 324 12
                                    

'Sreekk'

Tidur Jennie terusik, saat terdengar bunyi langkah kaki yang mendekat. Jennie bangun dengan mata menyipit, karena silau dengan cahaya matahari siang hari yang menerpa wajah cantiknya. Ia lantas mengucek kedua matanya, mencoba menyesuaikan pandangannya.

Seseorang terlihat berdiri membelakangi Jennie. Ia mencoba mengamati dengan seksama, hingga akhirnya Jennie menyadari, siapa sosok yang saat ini berada tidak jauh darinya.

"Jam pulang sekolah sudah tiba hmm?" Jennie mendekati orang itu sembari menatap jam yang melingkar di tangannya.

Sepertinya, orang itu cukup kaget dengan kehadiran Jennie. Terlihat dari reaksi tubuhnya yang sedikit terlonjak saat Jennie tiba-tiba bersuara. Namun, Jennie juga tidak bisa memastikannya karena tidak bisa melihat secara langsung ekspresi orang itu, karena tertutupi oleh topeng berwarna putih.

"Seharusnya kau langsung pulang, bukannya justru pergi ke rooftop seperti ini" Jennie merentangkan kedua tangannya, bermaksud untuk merilekskan otot-ototnya yang kaku, pasca tidur di atas rooftop, beralaskan kardus. Persis seperti gembel yang tak memiliki rumah.

Dengan santai, Jennie lantas meraih tas gendong miliknya yang berada tidak jauh dari kaki orang tersebut dan mencangklongkannya di pundak sebelah kiri. Ia kemudian menatap orang bertopeng di depannya dengan seksama.

"Aku Jennie, Jennie Kim" Jennie tiba-tiba mengulurkan tangannya ke arah orang itu.

Orang itu hanya diam tak bergeming. Membalas uluran tangan Jennie pun tidak.

"Ya! Ada apa denganmu? Tanganku tidak  bervirus, pabo!" Jennie menarik paksa tangan orang itu agar mau berjabat tangan dengannya.

"Kau Lisa kan? Ya, aku sudah tau namamu. Kau tidak perlu mengatakannya lagi" ucap Jennie, menggoyang-goyangkan jabatan tangan keduanya cukup kencang, sampai tubuh Lisa ikut sedikit terhuyung.

"Aku dari kelas IPS 3. Kau pasti dari kelas IPA 1 kan? Sama seperti kelinci bodoh bernama Jisoo" Jennie berbicara seorang diri, tidak peduli jika Lisa sejak tadi hanya diam tanpa mengatakan apapun. Menjawab sepatah kata pun tidak.

Mungkin gadis jangkung itu cukup shock dengan kemunculan Jennie yang tiba-tiba, ditambah dengan mulut kecilnya yang tidak berhenti bicara. Itu membuat Lisa pusing. Apalagi, selama ini hanya ada ketenangan di sekitarnya. Tidak seorang pun berani ribut jika di sekitar Lisa. Tapi sekarang, entah dari mana, semesta dengan teganya mengirimkan seorang gadis mungil bernama Jennie Kim yang terus berbicara tanpa henti, membuat telinga Lisa terasa panas.

"Bisakah kau diam?"

Lisa akhirnya berbicara, membuat Jennie secara otomatis menghentikan ucapannya.

"Ya! Tidak sopan sekali! Sejak tadi aku berbicara padamu, mencoba berkenalan dengan sebaik mungkin. Dan itu kalimat yang pada akhirnya kau ucapkan padaku? Tidak sopan sekali!" Jennie melayangkan protesnya dengan suara cempreng miliknya.

Kepala Lisa terasa berkedut sekarang. Gadis di depannya benar-benar seperti petasan di malam tahun baru. Tidak ada habisnya dan lama untuk berhenti. Karena sudah tidak kuat, Lisa pun memutuskan untuk berbalik dan bersiap pergi meninggalkan rooftop.

"Ya! Mau kemana kau, tiang listrik?!" Jennie mencoba mengejar Lisa dengan kaki kecilnya.

Lisa sama sekali tidak peduli. Ia sengaja melebarkan langkahnya, membuat Jennie semakin sulit untuk menyamai langkah gadis jangkung itu. Satu langkah bagi Lisa, itu sama seperti tiga langkah untuk Jennie. Dirinya bahkan sampai ngos-ngosan hanya karena mengejar Lisa yang posisinya sebenarnya tidak terlalu jauh.

"Ya! Bisakah kau jalan pelan-pelan? Aku lelah mengejarmu!" rengek Jennie, nafasnya mulai habis.

Lisa tetap tidak peduli dan mengabaikan gadis itu yang masih terus saja mengejarnya. Entah apa yang ada di pikiran Jennie. Dia terlalu tidak ada kerjaan, sampai-sampai, rela mengejar Lisa yang bahkan tidak dikenalnya. Benar-benar gadis aneh.

Secret Under The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang