Harry Potter © J.K Rowling.
••
Harry x Draco
•
•
Sekali lagi, di sini lah dia berada,
mencoba meredam segala bisikan yang meminta nya untuk mengungkapkan segala rahasia nya. Draco bukan nya tidak ingin, bahkan bayangan nya pun seolah mendorong nya untuk melaksanakan hal tersebut.Tetapi masa lalu bagaikan sebuah rantai yang mengikat nya pada satu titik, masa lalu nya yang teramat gelap.
Rantai itu bahkan tak bisa lepas dengan cara apapun, setiap Draco mencoba menuju tempat lebih terang, rantai itu menarik nya kembali pada kegelapan.
Sekali lagi, Draco tidak memiliki pilihan. Dia tidak mampu memilih untuk hidup nya sendiri. Takdir juga kehidupan nya, telah di tuliskan tanpa persetujuan nya. Dan Draco tidak dapat menolak ataupun menghapus nya.
Mrytle Warren adalah saksi dari seberapa kerasa Malfoy itu berusaha baik-baik saja.
Ketika dirinya di hadapkan antara kedua orang tua nya atau membunuh Dumbledore, gadis roh itu pula yang menyaksikan dengan bosan, seberapa lama si pirang menangis sembari memeluk dirinya sendiri.
Juga tentang rahasia nya, yang jika Mrytle bisa, maka dirinya sendiri yang akan meneriakkan hal itu pada Harry Potter.
Menyaksikan Draco menangis dari tempatnya, Mrytle menyadari betapa rapuhnya si pirang yang selalu berlagak angkuh itu.
Ia tidak lebih seperti helaian daun musim gugur, yang jika di sentuh sedikit saja akan jatuh lalu hancur oleh kaki-kaki manusia.
Mrytle tidak tau, mengapa Draco harus berpura-pura kuat di depan banyak orang, padahal dia tau, Draco tidak lebih seperti daun musim gugur.
•Fated To Love You•
Draco pikir waktu adalah obat yang paling ampuh, tetapi juga waktu bisa menjadi alasan untuk kematian.
Ketika luka yang menganga dapat tertutup oleh detik jarum jam, tetapi luka nya malah semakin terbuka seiring detik jam yang terus berdenting di telinganya.
Draco kesulitan bernapas, dirinya seolah tengah berdiri di medan perang sendirian; menunggu kematian nya.
Keringat menetes dari dahi nya menuju kuali yang belum tersentuh sejak tadi, gagang pengaduk di tangan nya bak sebilah pedang yang mengiris kulit nya.
Pada akhirnya hitam menjadi hal terakhir yang dirinya lihat.
Ketika Draco terbangun dari kegelapan yang mengepung dirinya, dia pikir langit-langit Hospital Wings lah yang akan menjadi hal pertama yang dirinya lihat.
Sangat berbeda dengan apa yang dirinya rasakan sekarang, lembab dan dingin; ruangan Professor Severus Snape.
Draco tau apa yang akan terjadi kedepannya.
"Sejak kapan?"
Pertanyaan bak peluru itu, langsung menembus jantung Draco. Dia hanya ingin dirinya, dan cukup dirinya saja yang tau sakit nya. Tetapi sekali lagi, Draco tidak mampu menulis takdir nya sendiri.
"Sejak aku berusia 8 tahun," jawab Draco, suara nya memantul di antara dinding-dinding lembab ruangan Severus.
Ekspresi di wajah Godfather nya terlihat mengeras, Draco tidak perlu berpikir apa yang ada di dalam otak wali nya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Story
AcakIsinya cuma tentang mereka, yang memiliki cemistry lebih, tapi sayang tidak bisa bersatu. Jadi ku dedikasikan book ini, untuk mereka yang kisah nya tak pernah tersampaikan. BxB Area! Please, don't like don't read. Update sesuai mood juga:') All pict...