•
"Ma?" langkah yang terus Karla jejaki dilantai marmer, mansion kediaman Zarvadello. Karla baru pulang dari sekolahnya, meninggalkan eskul favorit. Karla akhirnya menjumpai sosok yang ia panggil Mama. "Ma, kenapa suruh Karla pula-" Nataela langsung menyodorkan teks berbahasa inggris kepada putrinya.
"Unt-"
"Kamu akan jadi MC di acara perusahaan papa kamu, ini pilihan dan perintah dari papa kamu serta klien-klien nya yang lain. Apa lagi kabar mengenai prestasi kamu, mereka harap. Kamu bisa menyumbangkan lagu dengan keterampilan bermain piano kamu, sekarang buruan siap-siap" Nataela tersenyum sekilas dan langsung memasuki kamarnya.
"Tap-i" Karla tidak melanjutkan kalimatnya, ia ragu. Yang jelas, Karla di sini hanya bisa patuh dan patuh.
~oOo~
Rendra duduk di kursi paling tengah, di antara kursi yang lain dan meja yang berjajar kedepan. Ibaratnya, Rendra adalah pangeran yang menjadi titik orbit lebar suatu meja yang berbentuk persegi panjang. Sedangkan kursi yang berjajar kedepan, adalah tempat dari titik orbit panjangnya sebuah meja.
Rendra sedikit menoleh dan menarik netra matanya, menjumpai badan seorang gadis berseragam Sayap Bangsa. Rok yang tepat di atas lututnya, tapi kakinya di balut oleh celana panjang berwarna hitam. Gadis dengan rambut kuncir kuda itu memasuki ruangan rapat osis dengan santai, apalagi tas yang ia cangklong dibahu kanannya.
"Dimana yang lain?," pertanyaan Rendra hanya dibalas Key yang mengedikkan bahunya acuh. "Lo gak bareng mereka? Atau ketemu mereka pas berjalan kesini?." tanya Rendra lagi, pasalnya ia tidak sabaran mau rapat dan bergegas untuk les di rumah Stasi.
"Gak, lo gak lihat gue sendirian? Lo gak lihat tadi gue cuman sendirian? Lo gak merhatiin tadi gue mengedikkan bahu?." cecar Key dengan sarkasme yang nyata.
"Gue cuman mau mastiin aja, gak usah galak-galak." Rendra sedikit menaikkan sudut bibirnya.
"Ya maaf." celetuk Key cuek.
"Kamu Akeylla kan? Yang Key-Key itu, ketua eskul taekwondo?," ucapan Rendra membuat Key melirik cowok itu.
"Tahukan?," Key meletakkan tanganya di atas meja, seakan merasa tertarik. "Lo pasti Narendra, pangeran SMA Sayap Bangsa, yang Rendra-Rendra itukan? Kapten voli, basket, ketua eskul segala cabang olahraga kan? Yang banyak penggemar sampai ada akun instagram RenLovers, yang isinya paparazian lo semua walaupun blur grapik budukan iyakan?,"
"Shuttt, jangan di sebut semua. Nanti rahang lo sakit," Rendra terkekeh ringan.
"Dih, narsis banget lo." cibir Key judes dan ikut tertawa.
"Lo-kan cewek sehat,"
"Cewek sehat maksudnya?," tanya Key tidak faham.
"Maksudnya, lo kan cewek suka olahraga gitukan? Lo gak ada niatan buat masuk salah satu eksul gue apa?," tanya Rendra antusias.
"Gak," balas Key kandas dengan jutek. "Gue gak tertarik sama olahraga eskul-eskul yang lo ketuai itu, cuman taekwondo yang gue minati." timpal Key cukup galak.
"Ck elah lu, jangan terlalu suka bela diri," ucapan Rendra membuat Key membulatkan matanya dan hampir menggebrak meja. "Nanti kalo lo punya pacar atau cowok, mereka gak ada gunanya. Soalnya ceweknya udah jago." Rendra terkekeh ringan, membuat aura ketampanan Rendra seketika menyebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Negatif || 4-
Ficção Adolescente{Empat Negatif [4-]} Ke empat siswa dengan luka terdalamnya, terkekang dalam sebuah misteri yang menghantui. Kehancuran keluarga yang menggores kelewat dalam hingga susah untuk di sembuhkan. Kisah cinta yang rumit tanpa ujung. Menyusun kembali puing...