●
"Inget, gak usah ngajak siapapun buat adu tonjok sama lo." Peringat Key pada Al, terlihat Al hanya diam saja menatap Key. Lalu laki-laki itu memutar arah laju kendaraannya dan pergi meninggalkan pelataran rumah Key.
Sedangkan orang-orang yang tadi mengikutinya ia suruh menunggu tepat di depan gang. Al kini dapat melihat jelas mobil mereka yang tengah menghalangi jalan gang.
Setelah mereka melihat kehadiran Al yang melaju dari dalam gang, mereka segera menyingkir dari ganga agar motor ducati yang dikendarai Al dapat melintas.
Dan seperkian dekit berikutnya Al melesat dengan kecepatan penuh, membuat orang-orang yang ada di dalam mobil itu menyumpah serapahi cowok itu. "ANAK SIALAN!" Geram pria yang kini menekan pedal gas dengan sangat kuat.
"Anak bos kita," jawab temannya yang lain.
"Iya tahu, anak bos kita tapi anaknya sialan!" Dengus orang tersebut dengan alis menikuk tajam menahan kekesalan.
Al hanya menyunggingkan senyum miringnya dibalik hlem, memutar tuas gas motornya dengan sangat dalam.Al tertawa di dalam hati, menertawakan orang-orang bodoh seperti mereka yang mau diperbudak oleh Vagan.
Ia melaju dengan kecepatan penuh, melesat tanpa pikir panjang. Melewati kendaraan-kendaraan lain, mendapati sumpah serapah dari beberapa orang ataupun sepanjang jalan ia melesat.
Bahkan ia melakukan standing motor berkali-kali sambil terus melesat dengan kecepatan tinggi, mengandalkan ban belakang motornya. Melewati kantor polisi hingga berhasil membuat petugas kepolisian mengejarnya dengan mobil patroli.
Sementara itu, Al hanya fokus pada aksi standing motornya. Menikmati sensasi yang mengalir dari ujung kaki hingga meresapi pada saraf motoriknya. Ini benar-benar gila, sebuah kesenangan yang benar-benar membuatnya melayang dan puas. Ia merasa ini adalah dunianya, dunia dengan segala keindahannya.
Sinting memang.
Sekarang Al harus kejar-kejaran dengan polisi dan anak buah Vagan, ayahnya.
"BERHENTI, SAYA PERINGATKAN SEKALI LAGI UNTUK BERHENTI!" Teriak dari salah satu petugas yang ada di dalam mobil patroli menggunakan toa megaphone.
Al semakin dalam memutar tuas gas nya, semakin kesetanan dijalan raya. Membiarkan setiap inci pori-pori kulitnya meremang tertusuk angin yang benar-benar menusuk, seragam sekolahnya yang tidak beraturan diterpa angin yang begitu kencang.
Kakinya yang ia gunakan untuk mengoper gigi dengan cekatan.
DOR!
Suara letupan pistol diluncurkan menembak langit-langit yang mulai gelap, suasana semakin ricuh. Suara deruan mobil yang saling kejar dengan sepeda motor ducati milik seorang remaja SMA, suara sirine polisi mendominasi.
"SEKALI LAGI, SAYA PERINGATKAN UNTUK ANDA UNTUK BERHENTI! JANGAN MEMBUAT KERICUHAN DIJALAN RAYA!" Peringatan yang keluar untuk kedua kalinya kepada oknum bernama Al.
Sedangkan pengendara mobil civic sibuk menyumpah serapahi mobil polisi yang selalu menghalangi jalannya. Dia ke kanan, polisi itu juga ke kanan. Dia ke kiri, polisi itu juga ke kiri. Dia sebenarnya ingin sekali menubruk mobil polisi itu dengan kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Negatif || 4-
Teen Fiction{Empat Negatif [4-]} Ke empat siswa dengan luka terdalamnya, terkekang dalam sebuah misteri yang menghantui. Kehancuran keluarga yang menggores kelewat dalam hingga susah untuk di sembuhkan. Kisah cinta yang rumit tanpa ujung. Menyusun kembali puing...