pilihan

84 3 1
                                        

Farhan dari tadi ia diam mematung dan tubuh lelaki itu bergetar tiba tiba saja air mata jatuh membasahi pipi lelaki itu dan dia terus mengucapkan istighfar meminta ampun kepada Allah atas kejadian tadi

Reihan menghentikan langkah sebentar sebelum mengejar bulan lagi ia mengehela nafas saat melihat didepan sudah tidak terlihat lagi larian bulan dan bodyguard nya

" Yaallah cepat banget tu anak larinya ,kayaknya habis dari pesantren harus aku ikutin lomba lari biar bisa jadi atlet internasional "

Reihan menoleh ke kanan ia melihat sosok laki laki yang ia kenal sedang menangis tanpa lama lama reihan nyamperin lelaki tersebut

" Assalamu'alaikum gus " ia tidak lupa untuk mengucapkan kan salam setiap ketemu sama siapa pun bukan hanya ketemu gus farhan doang

" Waalaikum salam a-ayah " Farhan yang menyadari kehadiran reihan ia langsung salim ke mertua nya itu

Dan disusul dengan senyuman manis yang terukir di bibir farhan yang membuat setiap orang yang melihat senyuman itu merasa adem melihatnya tidak lupa dirinya menghapus air mata yang tadi membasahi kedua pipinya

" Ayah gimana kabar nya sehat? " Tanya farhan kepada lelaki paruh baya yang sudah ia anggap sebagai ayahnya

" Alhamdulillah ayah sehat kamu sama keluarga kamu sehat? "

" Alhamdulillah semua sehat yah "

"mohon maaf gus bukan saya ikut campur, kenapa gus nangis di jalan emang ada apa nya gus? " Tanya reihan ya langsung to the point karena takut mantu atau yang sudah dianggap seperti anak nya sendiri takut nya ada masalah yang cukup berat bisa aja dirinya membantu nya

" G-gak papa kok yah farhan gak kenapa jangan khawatir nya yah " Jawab farhan ia tidak mau kalo mertua nya khawatir dengan dirinya dan dia belum siap menceritakan semua kejadian tadi sama mertuanya ia sudah mengecewakan mertua sebaik reihan dan istri nya yang ia tidak tau sekarang istri nya sedang apa dan sama siapa

" Alhamdulillah kalo gus farhan gak kenapa napa kalo gus farhan ada masalah cerita aja ke ayah insyaallah ayah bisa membantu dengan semampu ayah " Reihan tersenyum yang membuat hati nya semakin merasa bersalah atas kejadian tadi ia tidak bisa membayangkan ekspresi ayah mertuanya

" kalo  gitu ayah pamit dulu nya hati hati kalo mau pulang Assalamu'alaikum " Pamit reihan ia berlari untuk menyusul bulan yang kemungkinan sudah jauh

" Waalaikumsalam "

                                        .............

" tu anak nya malah enak enakan minum es cendol "yang melihat keberadaan anak bungsunya itu bersama bodyguard nya

Reihan berjalan kearah dimana bulan dan bodyguard minum es cendol reihan berdiri dibelakang bulan " Assalamu'alaikum "

" Waalaikumsalam " Menjawab salam dengan serentak bulan yang masih asik minum es cendol ia tidak terlalu fokus siapa yang mengucapkan salam itu

" Seger banget kayaknya es cendol nya " Goda reihan terhadap anak bungsunya yang bener menikmati es cendol gimana gak nikmati habis larian cuaca nya panas terus minum es cendol

" Ya jelas seger banget habis lari larian cuaca panas terus ditawarin es cendol beh nikmat banget yaallah "

" Kok bisa kamu lari larian emang ada apa? "

" Ya gara gara menghindar dari ayah saya soalnya ayah saya mau bawa saya ke pesantren padahal kan saya belum siap masuk pesantren  "

Kedua bodyguard itu sadar akan kehadiran reihan yang sudah tepat dibelakang bulan keduanya langsung berdiri di belakang reihan

" Bulan.... " Ucap reihan lembut ia sama sekali tidak marah kepada anak bungsu yang lari larian untuk menghindar untuk pesantren dan juga salah dirinya sendiri ia tidak meminta persetujuan terlebih dahulu kepada bulan

" Kok suara nya kayak aku kenal siapa? " Bulan membalikkan tubuhnya dan ia melihat dibelakang sudah ada ayah dan bodyguard yang tadi bersama nya sudah berada dibelakang ayahnya

" A-ayah sejak kapan udah ada disini yah? " Ia menelan salivanya karena ia sekarang ia bener takut

" Barusan "

" A-ayah pasti habis lari larian ngejar bulan pasti hauskan minum es cendol dulu yok yah es cendol mantap yah " Ajak bulan minum es cendol ia bener bener sekarang tidak bisa berfikir karena udah ketangkep sama ayahnya

" Gak usah makasih ayah juga gak terlalu haus " Ia mendudukkan bokongnya disamping bulan "Maaf kalo ayah udah maksa kamu yaudah kalo gitu ayah ngasih dua pilihan tapi kamu harus memilih salah satu dari itu "

Dengan mata berbinar yang terlihat bener senang karena atahnya  tidak lagi memaksa bulan untuk masuk pesantren " Kalo bulan milih salah satu pilihan ayah bulan gak jadi dimasukkin ke pesantren kan? "

" InsyaAllah " Yang tidak lupa senyuman yang menurut bulan lebih tenang melihat senyuman sang ayah itu

" Emang pilihan apa aja yah? " Tanya bulan yang tidak sabar menunggu pilihan dari ayahnya

" Pilihan pertama kamu harus mau papa sekolahhin kamu di Arab Saudi... "

Senyum yang tadi mengembang tiba tiba saja memudar kenapa ayahnya benar-benar mengasih pilihan yang sulit yang bakalan ditolak bulan bukan karena apa bulan saat ini belum bisa bahasa Arab ia hanya bisa sedikit  berapa kosakata doang

" Kenapa di Arab Saudi ayah tau kalo bulan cuma bisa berapa kosakata bahasa Arab gak kayak ayah yang bisa bahasa Arab lancar "

Bulan ingat masih ada satu pilihan  dari ayahnya walau pilihan pertama sangat sulit semoga aja pilihan kedua gak sesulit pilihan pertama " Terus pilihan yang kedua apa yah? "

" Pilihan kedua ayah akan kuliahhin kamu ... " Membuat bulan senyum bulan semakin mengembangkan pilihan kedua dari ayahnya tidak termasuk sulit dari pilihan pertama

" Aku mau pilihan kedua yah mau kuliah " Tidak terlalu berat karena cuma dikuliah dikuliah doang dan bulan akan bisa tinggal dirumah dan ketemu teman teman nya

" Kamu mau pilihan kedua tapi ada syaratnya? Kamu mau memenuhi syarat itu? "

" Aah ayah gak asik main nya syarat syarat tan "

" Mau gak? "

" Yaudah apa syarat nya yah? "

" Syarat nya habis kamu pulang kuliah kamu harus belajar agama sama gus farhan dan ayah tidak akan ngizinin kamu keluar rumah kecuali kuliah satu lagi motor kamu ayah sita "

" Bulan mau ke mobil dulu ,Assalamu'alaikum " Bulan berjalan menuju mobil yang tadi terpakir disalah satu warung yang ada didesa ini

gus farhan &bulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang