Lifeline - 5

33 9 0
                                    

Uap mengepul dari mug berisi susu cokelat hangat dalam genggaman Nevya yang kini tengah duduk di ruang makan pagi itu.

Sudah tiga hari berlalu dan benar saja, malam setelah Pamela membawa Nevya ke Mansion Alzelvin, ia mengalami heat untuk pertama kalinya.

Perempuan muda itu demam dan juga bau feromonnya sangat memabukkan. Tapi itu hanyalah bau yang bisa dicium oleh mereka jika berada di ruangan yang sama atau sangat tercium dari jarak yang lumayan jauh jika orang itu memiliki ikatan.

"Kau sudah baikan?" Pamela baru saja tiba di ruang makan, perempuan paruh baya itu merangkul pundak Nevya yang sedang duduk di salah satu kursi dari belakang.

Nevya tersenyum simpul lalu mengangguk, "Sudah Nyonya. Terima kasih banyak." menepuk dua kali dengan pelan lalu Pamela memilih untuk duduk.

"Setelah ini kau akan pulang?" Nevya kembali mengangguk. "Sesungguhnya aku lebih menyukai kau di sini saja sampai ... mungkin saat kau bertemu dengan Matemu."

"Aku setuju," suara Greysie menyahut. "Kau tahu Nevya, Aku sangat ingin memiliki seorang adik perempuan." Perempuan yang memiliki jarak usia dua tahun dengan Nevya itu menarik kursi tepat di sebelah kanan.

Nevya menggeleng, "Tidak Nyonya dan Nona muda, itu sangat tidak mungkin."

"Kau tahu Nevya, Mom tidak bisa ditolak." Greysie berkomentar seolah ia mengejek. Nevya yang tadinya melihat Greysie lantas menatap Pamela dengan wajah sungkan.

"Sudahlah! Kau tinggal di sini saja ... kau masih boleh bekerja. Aku tidak akan menghalangimu tapi ingat, pulang ke sini," Pamela tersenyum. "Kami keluargamu sekarang."

Sangat mendadak, tidak masuk akal dan Nevya ingin menangis.

***

Sudah empat malam ini ia tidur di kantor. Saat ia berteriak kesetanan di Mansion Alzelvin malam itu, ia dibuat mabuk oleh feromon perempuan muda yang tidak ia ketahui namanya itu. Baunya sangat memabukkan. Itu Vanila bercampur dengan buah stroberi, manis dan segar lalu ia ingin membauinya lebih lama lagi.

Apalagi perkataan sang Ibu saat mereka beradu mulut, Kaiser tidak percaya namun juga tidak menampik.

Tinggal di Tower Kaisar and co.Ltd menjadi pilihannya beberapa hari ini. Ia tidak mau mengambil resiko melakukan hal yang tidak-tidak di dalam Mansion Alzelvin.

Ia memang memiliki beberapa rumah mewah, akan tetapi, keadaan kantor justru yang membuatnya tenang.

Ketukan dua kali pada pintu ruangan menyadarkan Kaiser dari lamunan. Ia mendunga sembari membenarkan posisi duduk, "Masuk!" katanya tegas.

"Anda masih belum pulang juga Sir?" Serene keceplosan bertanya. Perempuan itu segera menutup mulutnya dengan tangan.

Jam kerja baru saja dimulai sepuluh menit yang lalu, itu artinya ia benar-benar harus bersikap profesional.

Kaiser melayangkan tangannya di udara seolah menampik sesuatu, "Sudahlah. Aku memang belum pulang. Anak itu masih di Mansion."

Serene bingung, "Tapi dia memang sedang heat kemarin itu."

"Ya aku tahu." Ia berdiri lantas berjalan lebih dekat ke arah sofa.

"Lalu?"

Kaiser berdecak, "Aku tidak tahan dengan baunya."

Serene melongo, setahunya feromon heat milik perempuan muda itu tidaklah sangat menyengat. "Aku minta maaf Kai, tapi kau sangat aneh tentang ini."

LifelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang