Lifeline - 22

21 5 0
                                    

"Jadi bagaimana kabar Rex dan Matenya?" Greysie tiba-tiba bertanya saat mereka sedang bersantai di ruang tengah.

Ini hari Minggu kedua di Bulan Mei, artinya kandungan Nevya berusia lima belas minggu. Perempuan itu menjadi semakin banyak makan dan menginginkan mengisi perut setiap waktu. Orang di Mansion Alzelvin sudah hapal dan memakluminya untuk beberapa waktu belakangan.

Kaiser menggeleng, "Terakhir Rene bilang mereka tinggal menetap di Thailand."

"Wow ... itu sangat jauh," Greysie menyahut dengan cepat. "Tapi Kai, saat aku di Edinburgh minggu lalu, aku bertemu dengan Rex. Dia sedang bersama perempuan dan mereka terlihat mesra."

Kening Kaiser mengerut. Laki-laki itu jelas tahu bahwa temannya yang satu ini sangat berpetualang dalam kisah cinta miliknya, namun untuk menyakiti Matenya? Kaiser tidak habis pikir lagi.

"Mom tidak tahu kalau kalian suka bergosip,"
Pamela muncul dari balik tembok penghubung dengan ruang tamu. "Di mana menantu Mom?"

"Tidur." jawab Kaiser singkat dan jelas.

"Hanya orang yang aku kenal dekat Mom." Greysie membela diri. Jauh di dalam pikiran dia, melangkah sedikit ke belakang, perempuan itu pernah menaruh perasaan kepada Rex Calves. Siapa yang tidak akan tertarik kepada salah satu Alpha hebat tersebut?

"Aku lebih memilih kau bersama Julian dari pada apa yang sedang kau pikirkan sekarang." Kaiser tiba-tiba saja berkata tidak memperhatikan sang Ibu yang menata bantal sofa dan berusaha mencari di mana letak remot tv berada.

"Sayangnya Julian memilih Sapphire..."

"Mereka Mate?"

Greysie terlihat menggelengkan kepalanya, "Asal kau tahu, sangat susah menjadi perempuan Alpha."

"Siapa bilang?" Pamela tiba-tiba saja sudah duduk di antara kedua anaknya dan menyela.

"Aku..." Greysie mengambil ponsel miliknya. Menatap tabel notifikasi di sana. Tidak ada yang lain kecuali beberapa media sosial dan email pekerjaan. "Aku bagian dari Alzelvin, sangat susah untuk mendapatkan seseorang yang mengerti dan melupakan bahwa aku seorang Alzelvin."

"Jadi apa itu salah kita melahirkanmu di keluarga ini?" bagi Kaiser percakapan ini sudah melenceng jauh. Tapi bagaimanapun juga, ia harus ikut andil sebab kenyamanan Greysie jugalah hal yang berpengaruh untuknya. Tapi mendengar pertanyaan Ibunya, Kaiser merasa sedikit tidak suka.

"Mom, maksud Greysie tidak seperti itu."

Pamela menoleh sebentar ke arah Putranya dan kembali melihat Putrinya yang masih diam, mereka beradu tatap, "Mom..." Kaiser kembali ingin menengahi.

"Julian mengatakan bahwa kita tidak sebanding. Jadi dia memutuskan untuk menjauhiku dan mulai dekat dengan Sapphire secara perlahan."

Wajah yang biasanya tegas itu, kini terlihat sedih dari sorot matanya. Perempuan Alpha dengan kualitas baik seperti Greysie sangat dihindari Alpha laki-laki lain jika mereka merasa tidak mampu untuk menandinginya. Ini tidak lagi perkara apakah mereka Mate atau bukan, tapi bagaimana untuk bertahan hingga menjadi yang memang ditakdirkan bersama.

"Bukankah Sapphire juga Alpha?" Pamela kembali bertanya. Ia kini sedikit memahami. Tapi baginya, bagian yang salah adalah kenapa Julian menyerah atas putrinya?

"Mom tahu kan keluarga Sapphire tidak memiliki kedudukan yang sama tinggi dengan keluarga Julian? Keluarga kita jauh di atas keluarga mereka."

"Kalau begitu, Julian memang tidak pantas bersanding denganmu." begitu saja.

"Mom!" Greysie menjadi emosi. Apa Ibunya ini paham bahwa dia sedang sedih sebab sangat susah berada di posisinya untuk mendapat pasangan yang pas.

"Greysie dengar, kau masih dua puluh tiga tahun. Jalanmu masih panjang. Apa kau pernah mendengar kita segera menginginkan kau untuk segera memiliki pendamping atau malah kalau bisa segera bertemu dengan Matemu?" nadanya terdengar sangat tegas. Ratu keluarga Alzelvin tahu kegundahan putrinya tapi itu tidak harus menjadi alasan di saat perempuan itu bahkan tidak didesak sesuatu yang serius. "Kai membutuhkan lima tahun lebih untuk bertemu dengan Matenya, jadi apa yang sedang kau takutkan?"

Greysie berdiri. Dalam posisi ini Kaiser menjadi waspada. Adik perempuannya ini adalah ia versi yang lain.

"Mom sepertinya tidak paham. Aku sedang kesulitan sebab apa yang aku punya sampai hari ini." Ia melangkah pergi meninggalkan Ibu dan Kakaknya di sana.

Menghampiri meja di sebelah pintu masuk, mengambil kunci mobil dan keluar dari sana.

***

Suasana Mansion yang sepi juga seolah tidak ada orang tinggal di sana adalah yang dirasakan Nevya ketika keluar dari kamar.

Menuju ke dapur untuk mengambil air putih dingin dari lemari es, ia mendengarkan beberapa maid yang sedang berdiri membisikkan sesuatu.

"Apa aku boleh tahu siapa 'marah besar' yang kalian maksud?" ketiga Maid menoleh dengan wajah yang menunjukkan kekhawatiran.

Perempuan itu menaikkan satu alisnya untuk akhirnya mendapat reaksi lucu lebih ke panik dari wajah ketiganya.

"Aku tidak akan mengatakan tahu dari kalian."

Salah satu mengangguk, "Nyonya Besar tadi berteriak kepada Nona Muda Greysie. Lalu Nona Muda Greysie pergi dan Tuan Muda Kaiser juga ikut pergi. Tidak lama kemudian, Nyonya Besar kemudian ikut pergi. Nona Muda Greysie sepertinya sedang marah besar karena pergi pertama kali."

Nevya mendengar dengan kening berkerut. Selama hampir enam bulan tinggal di sini, baru kali ini ia mendengar dari para pekerja di sana sang tuan rumah terdengar marah.

"Apa ada sesuatu terjadi?" ketiganya menggeleng kemudian. "Baiklah. Apa itu sudah lama?"

"Sekitar dua jam lalu Nona."

Nevya mengangguk, "Oke, terima kasih. Apa aku boleh meminta tolong?"

Ketiganya lantas mengangguk lagi bersamaan. Sungguh kompak, "Aku ingin memakan Lasagna. Apa dari kalian ada yang bisa membuatkannya?"

Salah satu mengangguk, "Saya bisa Nona."

"Baiklah, tolong ya ... aku tunggu di depan." ujar Nevya lagi sembari mengusap perutnya yang kini terlihat berisi meski tidak seberapa tapi memang sangat berbeda dari sebelumnya.

Nevya akhinya berjalan menuju ruang tengah untuk melihat televisi. Namun sebelumnya ia kembali ke kamar untuk mengambil ponsel, menghubungi Kaiser adalah hal yang akan dia lakukan.

"Ya Babe ... sudah bangun?"

"Mn. Kau sedang di mana Kaiser?"

"Di kafe dengan beberapa teman. Aku akan pulang sebentar lagi, kau mau dibawakan apa?"

Nevya menggeleng, "Tidak ada."

"Kau yakin?"

"Iya..."

Terdengar suara gemerisik orang berbicara di seberang telepon. Nevya tidak mempermasalahkan sebab suara itu berasal dari laki-laki maupun perempuan, "Baiklah. Aku pulang sekarang."

Telepon dimatikan oleh Nevya tanpa menjawab setelahnya. Entah kenapa meski dirinya tidak mempermasalahkan, tapi tiba-tiba dia merasa jengkel. Semenjak kehamilan dirinya menginjak sepuluh minggu, Omega ini sangat manja kepada Alphanya. Tidak jarang dalam satu bulan belakangan Kaiser beberapa kali absen ke Kantor lantaran Nevya tidak mau ditinggal dan tak mau ikut bekerja. Sangat sulit untuk dipahami.

Berdiam diri masih dengan duduk dan menunggu makanan yang diinginkannya matang, Nevya mendapati Kaiser lari memasuki Mansion dengan napas ngos-ngosan lima belas menit berselang.

"Babe sorry." kata laki-laki itu kemudian yang justru ditinggal pergi oleh Nevya masuk ke dalam kamar. Sepertinya ia sudah tidak lagi peduli kepada Lasagna.

***

📝 23 Januari 2024

Nyari mood menyelesaikan ini sungguh syulit.

LifelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang