Lifeline - 12

29 8 0
                                    

Tidak pernah dalam bayangan Nevya bahwa ia akan merasakan hal ini; bersantai di sofa ruang keluarga rumah yang bisa juga disebut Mansion oleh kebanyakan orang, melihat TV dan juga beberapa maid silih berganti menghampirinya untuk menanyakan apa yang ia butuhkan.

Dan bagian yang paling penting, ia merasakan kehangatan sebuah keluarga. Ia tidak lagi perlu menangis kala menginginkan pelukan dari seseorang. Ia hanya berbicara jujur dan meminta untuk dipeluk sementara Nyonya besar Alzelvin akan dengan suka cita memeluknya.

Di satu sisi yang lain, uang ditabungannya juga sudah bertumpuk puluhan kali lipat dari yang terakhir pernah ia miliki dan bahkan itu baru pembayaran awal untuk pekerjaannya yang belum ia lakukan dengan seratus persen. Tidak merasa lelah untuk melakukan pekerjaan lagi di esok hari sebab setiap hari memiliki pengalamannya sendiri. Tidak seperti saat ia berjaga di Toko Roti, segalanya terasa monoton. Ia juga tidak perlu menjaga ekspresinya untuk selalu tersenyum kala hal yang buruk baru saja dilalui.

Sungguh, hidup selama hampir tiga minggu belakangan berlangsung dengan sangat baik dan itu semua berkat keluarga besar Alzelvin. Ia berjanji di dalam hati tidak akan mengecewakan siapapun yang berada di dalam rumah besar ini.

Seseorang mengusak kepalanya dari arah belakang, menoleh untuk mendapati Kaiser berdiri di sana dengan senyum yang menawan, "Kau sudah pulang? Tumben sekali."

Ini masih pukul tiga sore dan laki-laki itu sudah berada di Mansion, tentu saja Nevya bertanya-tanya. Kaiser bukan jenis orang yang akan menyianyiakan waktu luang begitu saja hanya untuk duduk bersantai.

Mengangguk, "Mn. Pekerjaan untuk tiga hari ke depan sudah selesai ku kerjakan. Apa kau ada pekerjaan mendesak tiga hari ke depan?"

"Kebetulan tidak. Direktur Vale tadi pagi mengatakan aku memiliki libur dari besok hingga dua hari pertama tahun depan. Dua minggu ke depan untuk persiapan launching produk baru Cartluxe. Ada pemotretan dan sesuatu yang lain aku belum mengetahuinya apa." lidahnya sudah bisa diajak kerjasama dalam hal ini. Sepertinya Nevya belajar dengan baik.

Kaiser mengangguk, "Mau ke Toronto?"

Nevya mengernyit, ia memutar tubuh kembali ke depan dan Kaiser mengikutinya untuk berakhir duduk di sebelah perempuan muda itu.

"Apa kau ada pekerjaan di sana?" Kaiser menggeleng. "Hanya ingin berjalan-jalan sebentar. Itu jika kau mau."

Nevya terharu, itu berarti ini liburan singkat untuk dirinya kan?

"Aku tidak memiliki Passport dan Visa asal kau tahu." Kaiser mengusak puncak kepala Nevya sekali lagi lalu salah satu tangannya membelai pipi perempuan itu.

Menghiraukan Nevya yang tengah menegang karena pipinya dibelai kesekian kalinya tanpa permisi oleh laki-laki Alpha itu, "Serene bisa mengurusnya untukmu."

Nevya masih berpikir, "Apa kau mau? Kita bisa berangkat besok."

Nevya mengedikkan bahu pada akhirnya, "Jika kau memang ingin mengajakku ke sana, Tuan Kai, aku tidak memiliki alasan untuk menolak."

"Baiklah ... kau hanya perlu menyiapkan diri. Sisanya biar aku dan Serene yang mengurus."

Sekali lagi Nevya merasa dirinya hidup berkelimpahan berkat.

"Okay."

***

Mereka baru saja tiba di Hotel setelah melewati tiga jam perjalanan dengan pesawat komersial kelas Bisnis dan segala sesuatunya yang sedikit rumit di Bandara sebab ini adalah perjalanan pertama Nevya.

Memesan dua kamar, Kaiser tidak memiliki keberanian untuk mengajak Nevya bermalam dalam satu kamar dan mungkin saja mereka bisa berbagi ranjang. Kaiser tidak memiliki pengalaman untuk itu juga tidak punya keberanian. Ia terlalu cupu pada hal yang satu ini.

LifelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang