27. Motor

272 19 1
                                    

27. Motor



"Temen lo seneng nggak?"

Sarah yang tadinya membaca buku jadi mendongak, mendapati Kenan berdiri di sebelah bangkunya sembari membawa plastik cireng. "Apa?"

"Ketemu anak pertukaran," jawab Kenan, "Itu Leo kan?" lanjutnya bertanya.

Sarah diam sebentar, kemudian mendengus, tersenyum geli, "Kenapa lo, jealous?"

Kenan tertawa sekilas, "Ngapain jealous?"

Sarah menggedikkan bahu, bergeser ke bangku pojok membuat Kenan duduk di bangkunya, "Ya siapa tau, merhatiin banget lagian,"

Kenan mendengus, "Nggak diperhatiin juga ketara, Sar,"

"Gue aja nggak tau itu Leo,"

"Dia trending dari awal masuk," 

Sarah menoleh ke cowok itu dengan tatapan menyidik, "Lo gamon ya sama Aurora?"

Kenan mengerutkan kening, "Biasa aja, gamon apa? Orang nggak jadian,"

"Berarti ngarep???"

"Ya orang suka, masa nggak ngarep?"

Sarah diam sebentar mendengarnya, kemudian memasang tatapan meledek. "Masih dong? Sampe sekarang, Ken???"

Kenan melirik, "Kenapa jadi bahas?"

"Ya gue tanya aja,"

Kenan tersenyum miring, "Mana ada gagal move on, tinggal cari yang lain. Temen lo banyak kan, Sar, yang cakep?"


Mulut Kenan emang perlu di lem.

Sarah tau itu cuma bercandaan yang beberapa menit ke depan juga mungkin Kenan lupa.

Tapi posisi Sarah kan lagi naksir sama Kenan. Oke salah, maksudnya lagi move on.

Serius, move on kok.


"Kayak gue nggak cakep aja,"

Sarah nggak tau kenapa kata-kata itu meluncur keluar dari mulutnya. Gadis itu juga kaget sendiri.

Kenan tertawa, "Ya masa gue naksir lo?"


Nggak mungkin ya?

"Gue nggak punya temen." dengus Sarah, "Temen gue cuma Aurora, yang lain kabur."

"Terus gue lo anggep apa, Sar?" protes Kenan.

Sarah emang nggak pernah anggep Kenan teman. Sarah anggep Kenan Kakak. Yang sialnya Sarah malah naksir berat sama cowok itu.

Sarah segera sadar, gadis itu menekuk alis, "Ya masa lo mau naksir diri lo sendiri, Ken???"

Kenan tertawa lagi.

"Aurora kemana? Cari Leo?" tanya Kenan.

Sarah menggedikkan bahu, "Sama Dito tadi,"

Kenan menoleh penasaran, "Dia kenapa bisa akrab sama Dito?"

"Temen SD. Sumpah, lo beneran cemburu, Ken?" bukan Sarah namanya kalau nggak mancing.

"Gue nanya,"

Sarah mengangguk-angguk saja, "Oh nanya ya, Ken,"

Kenan melirik malas, "Dia masih chat in lo?"

"Siapa? Dito?"

"Ya,"

Sarah mengangguk, "Masih, kenapa emang?"

"Ya nggak usah lo bales kalo risi,"

Sarah mengerutkan kening, "Kenapa harus risi? Dia nggak aneh-aneh kok,"

virtual feelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang