28. Kenal
Kalau ditanya waktu paling canggung buat Sarah, dia bakal jawab sekarang.
Iya, sekarang. Di atas motor Dito, yang Sarah juga nggak tau kenapa mau-mau aja pulang sama cowok ini, padahal harusnya bisa bareng Aurora.
"Lo nggak mau mampir kemana-mana, Sar?" tanya Dito.
Sarah sedikit memajukan kepala untuk menjawab, "Mampir kemana?"
"Yaa siapa tau mau cari buku ke toko buku, kalo nggak ya tugas-tugas lain yang harus mampir beli? Atau lo mau mampir makan sama gue aja?"
Sarah sedikit terkekeh mendengar kalimat yang terakhir. Sementara Dito melirik lewat spion, sudut bibirnya naik sempurna. "Malah ketawa,"
"Nggak ada kok, nggak mau mampir kemana-mana,"
Seumur hidupnya, Sarah hampir jarang berinteraksi sama cowok. Kecuali Kenan.
Dari TK, SD, SMP, bahkan sampai SMA pun cuma Kenan.
Paling kalau hanya ada tugas kelompok, itupun ada teman cewek lainnya, jadi nggak cuma berduaan sama cowok kayak sekarang.
Makanya Sarah ngerasa jadi lebih kalem. Dibanding lagi sama Kenan atau Aurora.
"Yah, nggak mau mampir makan sama gue aja?" tanya Dito membuat Sarah kembali sadar.
Sarah mendelik, "Tujuan lo basa basi nanya mau mampir kemana sebenernya mau ngajak gue makan kan?"
Dito otomatis tertawa, "Yah ketauan,"
Sarah cuma menggeleng melihat cowok itu.
"Gue kenyang sih, tapi kalo lo minta temenin doang yaa gue ayo-ayo aja," jawab Sarah. Itung-itung ucapan makasih udah anter Sarah pulang, kan?Mungkin Sarah emang harusnya keluar dari lingkupnya yang gitu-gitu aja. Maksudnya, yang cuma Kenan doang itu, harusnya diubah.
Sarah nggak bilang kalau dia juga suka Dito. Sarah juga nggak tau, Dito beneran suka sama dia atau nggak, kata Aurora sih iya.
Tapi Sarah nggak mau ge-er atau percaya gitu aja kalo nggak dari orangnya langsung. Meski Sarah juga bakal takut sendiri kalo Dito emang beneran suka dan confess.
Nggak mungkin kan nggak ada maksud apa-apa kalau Dito tiba-tiba sering chat, ngajak pulang bareng terus mampir makan padahal sebelumnya mereka nggak kenal sama sekali?
Sarah nggak tau gimana sikap cowok kalau lagi PDKT, karena jujur, Sarah nggak pernah dideketin cowok. Orang-orang ngira kalau Kenan itu pacarnya.
Jujur lagi, Sarah pernah main aplikasi yang ketemu cowok-cowok. Tapi, yah, nggak seberuntung Aurora yang sampai call, vidcall, atau ketemu beneran di real life-nya.
Sarah pernah dapet satu orang yang asik, Sarah klop sama dia. Tapi masalahnya, tiba-tiba akun cowok itu ilang.
Kalo udah gitu, Sarah mau nggak mau relain, padahal awalnya ngarep bisa meet atau nggak sengaja juga nggak apa-apa.
Apa aja selain asal nggak sama Kenan atau orang-orang nggak ngira Sarah pacaran sama Kenan lagi.
Tapi tetep aja endingnya mereka berdua nggak bisa jauh-jauh.
Sarah sadar ketika motor yang ditumpanginya sudah berhenti. Gadis itu menatap ke sekelilingnya.
"Turun, Sar,"
Sarah tersentak, menatap Dito di depannya, "Katanya makan?"
"Ya ini kan makan?"
Sarah menaikkan alis, "Makan ice cream?"
KAMU SEDANG MEMBACA
virtual feelings
Teen FictionBerawal dari gabut, iseng coba-coba aplikasi yang ditawarkan temannya, Aurora jadi mencoba aplikasi teman virtual. Yang bodohnya, gadis itu lupa memprivasi nomor teleponnya dan berujung di chat. 089xxxx: lo lupa private nomor lo, jd gue chat aja, s...