BAGIAN 2.

964 88 4
                                    

Jimin memandangangi langit-langit kamarnya yang dihiasi cahaya lampu proyektor yang menggambarkan suasana langit malam yang penuh bintang-bintang.
Dia juga menyetel lagu yang bertema cinta dan sesekali bernyanyi mengikuti liriknya.

Bibirnya sedari tadi tak hentinya tersenyum membayangkan kejadian dibandara tadi. Walaupun ada insiden yang sedikit memalukan. Tapi bagian akhirnya kan manis sekali. 'Kau bisa melukai wajah manismu' Aaaa... Jimin tak bisa berhenti memikirkan kata-kata itu dibenaknya.

"Aaa Chimy sepertinya Jiminie sedang jatuh cinta pada pandangan pertama" Jimin memeluk erat boneka berwarna kuning dengan karakter anak anjing kesayangannya yang Ia beri nama Chimy.

"Harus bagaimna ya supaya bisa dekat dengan Yoongi Oppa?" Jimin bergumam sendiri.

Kembali terlintas diingatannya kejadian memalukan tadi sore di bandara. "Iss dasar kesan pertama yang tidak mengasyikkan" Jimin memukul-mukul bonekanya setelah itu kembali memeluknya lagi.

Tak apa Jiminie, kesan pertama kurang enak? Maka pertemuan selanjutnya kita harus menciptakan kesan yang sangat indah. Tekat Jimin dalam hati. SEMANGAT !!

Tengah asyik dengan lamunannya. Samar-samar Jimin mendengar suara dua orang yang tengah berdebat dan diikuti oleh suara bendah-bendah jatuh, atau bendah yang dibanting. Jimin tidak tau.

"Kau menyalahkanku??"

"Tentu saja, kau tidak pernah becus mengurus anak"

"Ckk, kau tidak lihat dirimu sendiri, kau egois, kalau saja kau tidak menentang pelihan anakmu. . .Dia masi akan tetap disini. . .Aku tak akan kehilangan anak sulungku"

"KAU_____"

Jimin menutup matanya dan menutup rapat kedua telinganya dengan kedua tangannya. Ia tidak mau dengar lagi. Orang tuanya selalu meributkan hal yang sama hampir setiap hari jika mereka bertemu.

Jimin menaikkan volume lagu yang Ia setel tadi, kemudian membaringkan tubuhnya menyamping dikasur memeluk erat gilingnya lalu menutup seluruh tubuhnya hingga kekepala menggunakan selimut, dengan air mata yang perlahan membasahi pipi gembilnya.

***

Pagi haripun tiba, Jimin menuruni tangga menuju dapur dengan langkah yang ceria. Seolah lupa bahwa semalam dia habis menangis. Berlarut-larut dalam kesedihan itu tidak baik kan.

Bisa Jimin liat kedua orang tuanya makan dengan suasana yang hening. Jimin menghela nafas dan kembali melangkah ke arah meja makan dan kemudian menyapa kedu orang tuanya.

"Pagi Appa, pagi Eomma" ucap Jimin dengan nada ceria.

"Pagi sayang" jawab Appa Jimin "ayo sarapan dulu" sabungnya.

Jimin mendudukkan diri disamping Appanya, dan mulai mengolesi roti dengan selai cokelat favoritnya.

"Bagaimana kuliahmu Nak?" Tanya Appa Jimin.

"Sejauh ini semunya lancar, nilaiku juga tak ada yang jelek" Jimin menjawab dengan cengiran di bibirnya.

"Bagus kalau begitu" Kata Appa Jimin sambil mengelus surai anak gadisnya sayang. "Jadilah anak yang pintar, bukannya jadi pembangkang. Appa hanya berharap kepadamu sekarang. Tak ada yang bisa Appa percayai lagi selain____"

My Yoongi (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang