BAGIAN 3.

745 83 2
                                    

 " Terimakasih sudah mengantarkan aku pulang Oppa. . ." Jimin mengucapkan terimakasih pada Yoongi karena sudah mengantarkannya pulang. Sekarang mereka sudah sampai didepan rumah Jimin.

"Sama-sama" Yoongi tersenyum manis kearah Jimin membuat Jimin merona melihat senyuman Yoongi.

Jimin kemudian bersiap turun, namun saat membuka seatbealt nya Jimin sedikit kesusahan. Yoongi yang melihat itu lanngsung mendekat dan membantu Jimin.

Nafas Jimin tercekat. Yoongi begitu dekat dengannya sekarang. Bahkan Jimin bisa dengan jelas mencium bau parfum Yoongi yang begitu maskulin.

Saat seatbealtnya berhasil terlepas Jimin langsung mengucapkan terimakasih dan dengan cepat keluar dari mobil Yoongi.

Yoongi hanya terkekeh melihat tingkah Jimin yang menurutnya lucu. Yoongi membuka kaca samping mobilnya dan berpamitan pada Jimin.

"Aku pulang yah" pamit Yoongi.

"Hati-hati dijalan Oppa, sekali lagi terimakasih" Jimin melambaikan tangan pada Yoongi yang perlahan menjauh.

Jimin berjalan masuk kehalaman rumahnya dengan berjingkrang-jingkrak kegirangan. Dia senang sekali hari ini. Selangkah lebih maju untuk mendapatkan masa depannya.

Saat akan membuka pintu rumah, pintu itu sudah terbuka lebih dulu menampilkan Eomma nya dengan keadaan berantakkan, matanya merah dan apa itu____ koper____ apa Eommanya akan pergi.

"Eomma ada apa? Kenapa Eomma bawa koper? Eomma mau kemana?

Dari dalam rumah terdengar suara Appanya.

"Pergi saja dari sini aku tidak butuh wanita tak tau di untung seperti mu"

Jimin mematung.

"Eomma... kumohon jangan pergi Eomma" Jimin memgang tangan Ibunya sedang memegang koper. Jimin mulai menangis.

"Sudah Jimin.. biarkan saja Dia pergi. Dia bilang Dia tersiksa disini jadi biarkan saja Dia mencarib kehidupannya sendiri."

Jimin menggeleng. Tidak, dia tidak mau kehilangan Ibunya setelah Dia kehilangan Kakaknya. Jimin tidak mau keluarga terpecah-pecah seperti ini. Dia mau keluarga utuh bahagia seperti itu.

"Eomma ku mohon"

"Maafkan Eomma Jimin, nanti Eomma akan menghubungimu, kau baik-baik yah disini."

Nyoonya Park kembali menarik kopernya menjauh dari Jimin. Jimin makin menangis. Dan berusaha mengejar langkah Eommanya sampai dipintu pagar rumahnya. Tapi Nyoonya Park sama sekali tak menghiraukan putrinya.

Jimin menangis semakin kencang kala mobil Eommanya semakin menjauh. Dia kembali berlari kearah ayahnya.

"Appa tolong cegah Eomma pergi Appa?" Mohon Jimin pada Appanya. Namun Appanya tak bergeming dan hanya menatap dengan diam kepergian Istrinya."Appa...."

"Masuklah Jimin___"

"Tapi Eomma?"

"Masuk Park Jimin..." nada bicara Tuan Park meninggi membuat Jimin takut. Dan dengan terisak Ia masuk kedalam rumahnya.

***

Yoongi menyetir dengan kecepatan sedang. Bibirnya entah kenapa selalu menyunggingkan seyum saat terlintas wajah Jimin dibenaknya. Kalau dia mulai suka dengan Jimin apa ini tidak terlalu cepat.

Yoongi kembali fokus menyetir sampai matanya menangkap benda kecil berwarna kuning di tergeletak dikursi sebelahnya.

Yoongi menghentika mobilanya dan meraih benda tersebut. Sebuah dompet, pasti ini punya Jimin.

My Yoongi (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang