Bagian 6.

625 63 1
                                    

"Permisi Hyung. . . Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. . ."

"Siap___"

Belum sempat Yoongi bertanya seseorang yang berada di belakang Yeonjun langsung mrnggeser Yeonjun kesamping.

"Jieun?! Kenapa bisa kau ada disini?"

"Aku mencari mu Yoongi. . . Bisa kita bicara sebentar. . .?!"

Yoongi melihat kearah Yeonjun seolah memberi isyarat agar meninggalkan mereka berdua. Dan Yeonjun paham. Dia langsung pamit pada Yoongi.

Sepeninggal Yeonjun, Yoongi langsung mempersilahkan gadis itu masuk kedalam ruangannya.

"Baiklah. . . Apa yang ingin kau bicarakan padaku Lee Ji eun. . .?"

"Yoongi. . . Aku ingin minta maaf padamu Aku___"

"Kau tau aku sudah memaafkanmu sejak lama Ji eun. Dan kurasa masalah diantara kita sudah lama selesai. Kenapa kau datang dan minta maaf padaku lagi" nada bicara Yoongi memang datar tapi sarat akan rasa kecewa yang mendalam kepada sang gadis didepannya ini. Gadis yang dulu pernah di sayanginya.

"Aku tau kau masih marah padaku Yoongi, sampai kau pindah kesini untuk menjauhiku kan? Asal kau tau Yoongi sekarang aku menyesal. Aku benar-benar menyesal. Aku mengambil keputusan yang salah sehingga menyakitimu. . ." Mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

"Kau memang menyakitiku Ji eun, aku benar-benar marah dan kecewa padamu saat itu. Tapi seiring berjalannya waktu rasa itu sudah terkikis dengan sendirinya. Aku tidak tau kapan aku bisa mengiklaskan segalanya. Dulu saat mengingatmu rasanya sakit tapi sekarang aku tak merasakan rasa sakitku lagi, semuanya sudah berganti kelegaan."

"Apakah ada seseorang yang sudah mengobati lukamu Yoongi...? Tak bisakah kita memulai semuanya dari awal...? Tidak bisakah kau memberi satu kesempatan saja kepadaku. . .?"

Mendengar ucapan Jieun Yoongi tersenyum wajah Jimin terbayang di benaknya.

"Kau benar. . . Ada seseorang yang datang tanpa ku undang dan tanpa ku sadari dia sudah menjadi obat untuk luka yang kau torehkan untukku. Dia sangat berbeda darimu tapi itu dapat membuat seluruh atensiku hanya berpusat kepadanya. Mungkin hatiku memang butuh suasana yang baru yang berbeda dan itu kudapatkan darinya.

Air mata Jieun luruh mendengar pengakuan Yoongi, bagaimana nada bicara Yoongi yang begitu ringan saat membicarakan seseorang yang dia maksud, bagaimna binar matanya. Jieun tau bahwa kesempatan itu benar-benar sudah tidak ada.

Salahnya sendiri meninggalkan Yoongi demi seseorang yang baru. Yoongi bahkan sudah memberinya kesempatan namun dia sia-siakan dengan alasan sudah tidak adanya kecocokkan diantara dia dan Yoongi.

"Tapi aku masih mencintaimu. Tidak adakah tersisa rasa mu untukku, kebersamaan kita tidak bisa di katakan singkat Yoongi"

"Kau yang menghancurkannya Jieun, kau menghancurkan sesuatu yang kubangun dan ingin kupertahankan sampai berkeping-keping dan tak berbentuk. Dan aku memilih untuk membersihkannya dan membuangnya."

Jieun semakin terisak, kalau dulu Yoongi akan berlari memeluknya saat rapuh dan sedih tapi sekarang. Lelaki itu hanya menatapnya tenang dari seberang meja.

"Aku masih punya rasa sayang padamu dapi bukan rasa sayang yang kau inginkan, hanya sebagai teman sebagai seseorang yang pernah ada dihatiku. Tapi kalau cinta. Cintaku sudah jadi milik orang lain. Dan ku harap kau bisa mengerti"

Jieun tak berkata apa-apa lagi selain menangis. Melihat itu Yoongi menjadi iba juga. Perlahan ia beranjak mendekat ke arah Jieun yang duduk menunduk sambil menangis. Yoongi berdiri disebelah kursi Jieun dan perlahan menepuk nepuk pundak Jieun yang bergetar karena menangis.

My Yoongi (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang