Part 34 - Holiday

160 21 21
                                    

Manfaatkan waktu berliburmu, sebelum datang waktu sibukmu. Entah itu sibuk belajar, atau sibuk kerja. Asal jangan sibuk mencari yang lain.

-SAN3-

Surya tengah melirik jam yang berada di pergelangan tangannya. Di bawah terik matahari ia mondar-mondir, gutak-gitek, goal-geol, kaya cacing kepanasan. Kemudian ia duduk sejenak, merasa risih dengan perlakuannya sendiri. Legian suruh siapa gak bisa diem. Salah sendiri.

"Lama banget si!" decak Surya kesal.

Ia duduk di depan mini market yang berada di Kota Tua, atau biasa disebut Kotu. Karena lama, menunggu Nirwan dan Ardhian. Surya masuk ke dalam mini market tersebut, untuk membeli minuman, karena ia merasa haus.

"Berapa Mbak?" tanya Surya kepada Mba-mba kasir.

"Tujuh ribu Mas."

"Satu?"

"Iya."

"Mahal amat!"

"Emang segitu Mas."

"Gak mau! Terlalu mahal!"

"Emang segitu Mas."

"Ceban tiga aja deh!"

"Lah dikira daleman kali Mas ceban tiga!"

"Kemaren Enyak saya beli CD ceban tiga!"

"Ini kan minuman Mas, bukan CD!" hardik Mbak Kasir berusaha sabar.

"Ya udah kalau gitu saya gak jadi beli! Mendingan beli air putih gue!"

"Ya udah terserah," ucap Mba Kasir pasrah.

"Lo niat jualan gak sih! Seharusnya kalau ada pembeli gak jadi beli, kejar dong! Gimana sih! Rezeki kok ditolak!"

"Ya kan Mas gak mau beli, ya sudah kalau gak mau, masa harus saya yang ngejar? Saya kan cewek. Cewek ditakdirkan untuk dikejar, bukan mengejar!" ujar Mbak kasir itu malah curhat.

"Lah Mbaknya kok curhat? Cewek emang gitu ya! Selalu ingin dikejar! Giliran dikejar malah menghindar! Sakin Mbaaaa sakiiiit!" ucap Surya dramatis tingkat akut.

"Mas pengalaman ya?" tanya Mbak kasir itu prihatin kepada Surya.

"Iya pengalaman banget Mbak," jawab Surya sembari pura-pura menyeka air matanya, padahal ia tidak menangis. Surya memang selalu dramatis.

"Sabar aja Mas! Hidup itu memang banyak cobaan! Kalau banyak ikan itu di kolam!" ujar Mbak kasir sok iye.

"Gak ada hubungannya amat Mbak! Kaya gue sama diaaaa huaaaaaa!" Surya semakin histeris, seperti anak kecil kehilangan balon kotak.

"Ih kenapa jadi bucin sih?! Jadi, mau beli apa enggak?" ucap Mbak kasir kembali ke topik utama.

"Kalau harganya ceban tiga, saya beli!"

"Gak bisa Mas!"

"Legian mahal amat tujuh rebu, segede gini doang!"

"Tujuh ribu itu murah Mas, yang mahal mah satu juta!"

"Bodo amat saya tetap mau beli air putih aja!"

"Dasar ngeseeliiiiiiin!"

"Makasih loh Mbak saya emang ngegemesin, soalnya kan muka saya baby face!"

Mbak kasir menghela nafas gusar, kemudian tersenyum manis.

"Jadi, mau beli apa enggak Mas?" tanya Mbak Kasir tersenyum ramah. Ralat, terpaksa tersenyum ramah.

SAN 3 [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang