"Lo... pacaran sama Arlisa Nir?" tanya Surya sembari memerhatikan Nirwan yang tidak seperti biasanya, sekarang Nirwan berkepala botak. Surya duduk di kasur, sedangkan Nirwan duduk di kursi untuk meja belajar. Jujur, sedaritadi Surya menahan tawa, melihat penampilan Nirwan yang sangat berbeda. Kepala botak seperti cilok gopean hahaha.
"Gaklah!"
"Terus? Kenapa lo bisa dihukum?"
"Panjang ceritanya, gue lagi gak mood buat cerita."
Tok... Tok... Tok...
"Assalamu'alaikum." Terdengar ucapan salam dari balik benda berbentuk persegi panjang.
"Wa'alaikumussalam."
Nampaklah Ardhian, ketika benda berbentuk persegi panjang itu dibuka.
"Cih, penghianat!" cibir Nirwan tanpa melirik ke arah Ardhian yang baru saja masuk kamar dengan di genggaman tangannya terdapat beberapa buku.
"Maksud lo?" tanya Ardhian tak mengerti.
Apa-apaan Nirwan ini?
"Gak usah sok polos bangs*t!"
"Apaan sih Nir? Gue gak ngerti." Jantung Ardhian berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia takut, takut kalau Nirwan sudah mengetahui perihal perjodohan Ardhian dengan Hawa.
BUGH
Kepalan tangan Nirwan melayang di wajah Ardhian. Nirwan benar-benar sudah kesetanan. Nirwan memang tipe manusia yang emosian. Ardhian sebenarnya bisa saja melawan Nirwan, namun ia tidak mau menyakiti sahabatnya. Surya berupaya memisahkan sahabatnya, namun terus saja tak bisa.
Ardhian menyeka sudut bibirnya yang berdarah karena serangan dari Nirwan. Ketika Nirwan hendak menonjok Ardhian lagi....
"UDAAAAHHH! LO BERDUA KENAPA SIH!" Akhirnya Surya dapat memisahkan mereka berdua dengan cara menarik Nirwan.
"GUE GAK SUDI PUNYA SAHABAT KAYA DIA!" geram Nirwan kesal.
"Coba lo jelasin! Jangan tiba-tiba nyerang kaya gini! Gue mana tahu kesalahan gue, kalau lo gak ngasih tahu!" hardik Ardhian yang wajahnya sudah babak belur.
"SOK POLOS T*I!"
"Nir coba deh lo jelasin, gue juga pengen tau," ucap Surya yang kebingungan.
Nirwan menghela nafas gusar.
"Dia ngerebut Hawa dari gue," lirih Nirwan nyaris tak terdengar.
"Apa bener Ar?" tanya Surya kepada Ardhian.
"Iya, tapi-"
"DIEM! GUE LAGI NGOMONG!" tukas Nirwan. Ya beginilah Nirwan, kalau sudah emosi, tidak dapat terkendali, mau siapapun orangnya, ia tidak memandang siapa dia, jika sudah emosi seperti ini.
Ardhian langsung terdiam, bukan karena takut, ia cuma mau mendengar penjelasan dari Nirwan. Ia ingin tahu, sebab apa gang membuat Nirwan menjadi murka kepadanya.
"GUE GAK SUKA SAMA LO! KARENA LO ITU NGESELIN! GAK TAU DIRI! SOK KECAKEPAN! DIKASIH HATI MINTA GINJAL!"
"Maksud lo?"
"Gue suka Arlisa, karena gue tahu Arlisa suka lo, oke fine gue ikhlasin dia buat lo! Sekarang? Di saat gue udah jatuh sejatuh-jatuhnya sama Hawa. Lo rebut juga dia dari gue? LO BENER-BENER GAK TAU DIRI!" Nirwan berhenti sejenak, untuk mengatur deru nafasnya.
"Lo tahu?! Arlisa itu cinta banget sama lo! Lo kenapa gak peka -peka sih! Atau lo sengaja? Biar lo dikejar-kejar sama dia? SOK KECAKAPAN BANGET LO! Lo tahu? Cinta dia itu besar banget buat lo! Dia nangis di depan gue, semua itu gara -gara LOOOO banciii!!!" hardik Nirwan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAN 3 [END]✔️
HumorKisah kehidupan tiga orang pemuda dengan sifat yang berbeda-beda. Surya, cowo petakilan dan manja. Ardhian, cool boy irit sekali kalau bicara. Nirwan, cowok ganteng tukang baperin cewek. Mereka dikeluarkan dari sekolah dengan kasus yang sama. Lalu m...