Bab 28 - Surya Freak

169 21 10
                                    

Dimana - mana cewe tuh lebih suka sama cowo yang tulus, bukan yang cuma modus.

-Hawa Al-Basith-
______________________________________

Ardhian tengah terbaring di atas kasur. Surya juga berbaring di sampingnya. Sedangkan Nirwan ia duduk di meja belajar sembari mengipasi tubuhnya menggunakan buku. Seperti biasa, kegiatan mereka setiap pulang sekolah ya seperti itu.

Keadaan Ardhian semakin drop. Anak yang satu ini memang keras kepala, katanya kalau lembek ya gak ada tulangnya. Kan serem.

Surya merubah posisi tidurnya, ia mendekati Andrean. "ARDHIAN RIZALDI ANAKNYA BAPAK RIZALDI!!!" geram Surya kesal, setelah memegang kening Ardhian, ternyata suhu badannya panas.

"Apasih," decak Ardhian kesal.

"Badan lo panas!"

"Terus?" ucap Ardhian seperti biasanya, acuh tak acuh.

"Ya berarti gak dingin!" ucap Surya dengan wajah tanpa dosa.

Nirwan yang mendengar celotehan Surya langsung melemparkan buku yang dipegangnya ke arah Surya. Dan...

BRAK

Buku tersebut melesat, tepat di wajah Surya.

"KAMPRET!"

"Legian oneng! Orang lagi serius malah bercanda!" geram si pelempar buku alias Nirwan Nur Ramadhan.

"Lah gue bener kan? Kalau panas ya berarti gak dingin?" ucap Surya keukeuh.

"TERSERAH LO!"

Nirwan pun menghampiri Ardhian yang bersembunyi di balik selimut.

"Ar lo udah minum obat?" tanya Nirwan.

"Belum," jawab Ardhian singkat. Bibirnya pucat pasi.

"Kenapa belum?! Lo tuh sakitnya keras kepala banget dah! Makan cuma dikit! Obat kagak diminum! Disuruh istirahat malah sekolah! Kalau gue sama Surya pasti milih kaga sekolah!" geram Nirwan kesal.

"Gue gak bisa minum obat," ucap Ardhian lirih.

"Maksud lo?"

"Gue gak bisa minum obat langsung," cicit Ardhian malu.

"WHAT?!" pekik Nirwan.

"Kalau dingin bisa kan?" ucap Surya nyamber kaya petir, wajahnya begitu polos, sepolos masa kecil yang belum mengenal cinta.

"INI BUKAN IKLAN BANG - BANG! PANJUUUUUUUUUUUL!"

"Bang - bang?" Surya tampak berpikir.  Dahinya berkerut.

"Dilarang menyebut produk! Lo pasti taulah," ucap Nirwan berusaha sabar.

"Oh," jawab Surya ber-oh ria.

Ingin sekali Nirwan menendang Surya ke pelaminan. Eh, maksudnya ke ragunan. Biar dia dikandangin, dan ditontonin oleh banyak orang. Surya kan termasuk spesies langka.

"Jadi gimana?" tanya Nirwan.

"Gimana apanya? Ya udah kan lo tadi udah bilang gak boleh nyebut nama produk, ya udah gue gak bakal nyebut nama produk walaupun gue udah tau," ucap Surya lagi - lagi dengan watados.

"BUKAN ITUUUUUUUUU SURYA MAULAAAANAAAA ANAKNYA ENYAK JUBAEDAAAAH!"

"Terus apa?"

"BODOAMAT!"

"Ar maaf ya karena si Nirwan lo jadi terganggu, dia mah emang gitu. Setres!" ucap Surya kepada Ardhian dengan wajah sok iye.

"LO YANG SETREEEES!" geram Nirwan, ia mengacak rambutnya frustasi.

SAN 3 [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang